tag:blogger.com,1999:blog-22671135011892171232015-10-31T07:44:25.664-07:00Cak MadjiMencoba Berbagi...Bang Jalinoreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-40350635140852712232014-10-09T15:36:00.000-07:002014-10-09T15:36:03.468-07:00Tari Remo berasal dari Jombang, Jawa Timur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-pb7RL4GGJfo/VDcNuzLgATI/AAAAAAAAD50/xykxPBU3Adc/s1600/Tari%2BRemo%2Bberasal%2Bdari%2BJombang%2C%2BJawa%2BTimur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tari Remo berasal dari Jombang, Jawa Timur" border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-pb7RL4GGJfo/VDcNuzLgATI/AAAAAAAAD50/xykxPBU3Adc/s1600/Tari%2BRemo%2Bberasal%2Bdari%2BJombang%2C%2BJawa%2BTimur.jpg" height="400" title="Tari Remo berasal dari Jombang, Jawa Timur" width="318" /></a></div><div style="text-align: justify;">Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan Ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau <strong class="selflink">Tari Remo</strong> gaya perempuan. </div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-33896910390845852622014-05-15T22:10:00.001-07:002014-05-15T22:10:34.030-07:00PTC Lokal Maknyus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-Q7TomsWBavI/U3Wdp5yisZI/AAAAAAAADz0/7sgrrzOAfYY/s1600/PTC+LOKAL+TERPERCAYA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="PTC Lokal Maknyus" border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-Q7TomsWBavI/U3Wdp5yisZI/AAAAAAAADz0/7sgrrzOAfYY/s1600/PTC+LOKAL+TERPERCAYA.jpg" height="231" title="PTC Lokal Maknyus" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah lama internetan atau ngebol tapi tidak menghasilkan,.? mending luangkan waktu sejenak untuk mencari rupiah melalui PTC, Program ini adalah dimana anda hanya melakukan klik pada iklan-iklan yang di sediakanKlik iklannya satu persatu. Tunggu timer berjalan hingga menunjukkan angka 0. Setiap klik iklan, anda berhak mendapatkan komisi </div><div dir="ltr" style="text-align: left;"><span style="background-color: white;"><b> </b></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"><span style="color: red;"><b><span style="background-color: yellow;">1. MAU UANG TAMBAHAN <a href="http://goo.gl/eqx7FT" rel="nofollow" target="_blank">DAFTAR GRATIS</a></span></b></span><br /><div style="text-align: left;"><span style="color: red;"><b><span style="background-color: yellow;">2. CARA MUDAH DAPAT UANG <a href="http://adsenselife.com/?r=m4sdic" rel="nofollow" target="_blank">DAFTAR GRATIS</a></span></b></span></div></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"><span style="color: red;"><span style="background-color: yellow;"><b>3. Cuma Klik Iklan Dapat Uang, Mau.? Buruan daftar <a href="http://goo.gl/X8nxgx" target="_blank">disini</a></b></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"><span style="color: red;"><span style="background-color: yellow;"><b>Bonus</b></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"><a href="http://goo.gl/ah218N" target="_blank"><span style="color: red;"><span style="background-color: yellow;"><b>PPC Lokal Terbukti Membayar <span style="color: blue;"></span></b></span></span></a><span style="background-color: yellow;"><b><a href="https://www.blogger.com/null" rel="nofollow" target="_blank">Daftar Disini</a></b></span><br /><a href="http://goo.gl/iCXiuw" target="_blank"><span style="background-color: yellow;"><b><span style="color: red;">PPC Asli Indonesia </span></b></span></a><span style="background-color: yellow;"><b><a href="https://www.blogger.com/null" rel="nofollow" target="_blank"><span style="color: blue;">Daftar Disini</span></a></b></span><br /><span style="background-color: yellow;"><b><a href="http://goo.gl/gxVj3e" rel="nofollow" target="_blank"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;">Klik Iklan dibayar Dolar</span> daftar </span></span></a><a href="https://www.blogger.com/null" rel="nofollow" target="_blank">disini </a></b></span><br /><span style="background-color: yellow;"><b><a href="http://goo.gl/TXni1t" target="_blank"><span style="color: red;"><span style="color: blue;"><span style="color: red;">Cari Dollar dengan cara mudah</span> daftar segera </span></span></a> </b></span></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-59380893402605137012014-05-14T22:17:00.000-07:002014-05-14T22:17:41.457-07:00Barong Bali<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-81gJY33LV2k/U3RLozaHVBI/AAAAAAAADzk/EjMUVJs6or8/s1600/barong+bali.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Barong Bali" border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-81gJY33LV2k/U3RLozaHVBI/AAAAAAAADzk/EjMUVJs6or8/s1600/barong+bali.JPG" height="241" title="Barong Bali" width="320" /></a><b> Barong Bali</b></div><div style="text-align: justify;">Barong Bali adalah satu di antara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali. Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan Topeng dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk menarikannya. Di Bali ada beberapa jenis barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Landung, BarongMacan, Barong Gajah, Barong Asu, Barong Brutuk, Barong Lembu, Barong Kedingkling, Barong Kambing, dan Barong Gagombrangan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Mitos</b></div><div style="text-align: justify;">Masyarakat Bali percaya bahwa mahluk-mahluk halus tersebut adalah kaki tangan Ratu Gede Mecaling, penguasa alam gaib di Lautan Selatan Bali yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa Penida. Saat itu, seorang pendeta sakti menyarankan masyarakat untuk membuat patung yang mirip Ratu Gede Mecaling, yang sosoknya tinggi besar, hitam dan bertaring, lalu mengaraknya keliling desa. Rupanya, tipuan ini manjur. Para mahluk halus ketakutan melihat bentuk tiruan bos mereka, lalu menyingkir. Hingga kini, di banyak desa, secara berkala masyarakat mengarak Barong Landung untuk menangkal bencana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jenis Barong Bali</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Ket atau Barong Keket</b></div><div style="text-align: justify;">adalah barong yang sosoknya menjulang tinggi. Sosoknya menyerupai manusia dengan tinggi dua kali tinggi badan orang dewasa. Sosok laki-laki dinamakan Jero Gede, sedangkan pasangannya disebut Jero Luh. Konon, barong jenis dibuat untuk mengelabui mahluk-mahluk halus yang menebar bencana. Barong Ket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan. Barong ini juga memiliki pebendaharaan gerak tari yang paling lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket merupakan perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga. Badan Barong Ket dihiasi dengan kulit berukiran rumit dan ratusan kaca cermin berukuran kecil. Kaca-kaca cermin itu bagai permata dan tampak berkilauan ketika tertimpa cahaya. Bulu Barong Ket terbuat dari kombinasi perasok (serat daun tanaman sejenis pandan) dan ijuk. Ada pula yang mengganti ijuk dengan bulu burung gagak. Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang. Juru Bapang pertama menarikan bagian kepala, Juru Bapang yang lainnya di bagian ekor. Biasanya Barong Ket ditarikan berpasangan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Barong Ket sendiri dalam tarian tersebut melambangkan dharma (kebajikan). Pasangan Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dua hal yang berlawanan (rwa bhineda) di semesta raya ini. Tari Barong Ket diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Bangkal</b></div><div style="text-align: justify;">adalah barong yang menyerupai babi dewasa. Di Bali, babi dewasa jantan dinamakan bangkal, sedangkan yang betina dinamakan bangkung. Itu sebabnya barong jenis ini disebut juga dengan Barong Bangkung. Biasanya Barong Bangkal dipentaskan dengan cara ngelelawang atau menari dari pintu ke pintu berkeliling desa pada saat perayaan hari raya Galungan-Kuningan. Barong ini ditarikan oleh dua orang penari dengan iringan gamelan batel/tetamburan.</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Landung</b></div><div style="text-align: justify;">Barong Landung ditarikan oleh seorang. Ada sebuah lubang di bagian perut barong sebagai celah pandangan sang penari. Di beberapa tempat di Bali ada juga Barong Landung yang tak hanya sepasang. Barong-barong tersebut diberi peran seperti Mantri (raja), Galuh (permaisuri), Limbur (dayang) dan sebagainya. Musik pengiring tarian Barong Landung adalah gamelan Batel. Melihat Barong Landung, kamu mungkin teringat dengan Ondel-ondel. Ya, barong ini sangat mirip dengan tarian khas Betawi itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Macan</b></div><div style="text-align: justify;">Seperti namanya, barong ini menyerupai seekor Macan. Jenis barong ini cukup terkenal di kalangan masyarakat Bali. Pementasan barong ini sama dengan barong bangkal, yakni ngelawang berkeliling desa. Adakalanya pementasan barong ini dilengkapi dengan dramatari semacam Arja (opera tradisional Bali). Barong macan ditarikan oleh dua penari dengan iringan musik gamelan batel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Kedingling</b></div><div style="text-align: justify;">Barong Kedingkling disebut juga Barong Blasblasan. Ada juga yang menyebutnya barong Nong nong Kling. Secara bentuk, barong jenis ini berbeda jauh dengan barong jenis lainnya. Barung ini lebih menyerupai kostum topeng yang masing-masing karakter ditarikan oleh seorang penari. Tokoh-tokoh dalam barong Kedingkling persis dengan tokoh-tokoh dalam Wayang Wong. Saat menari, cerita yang dibawakannya pun adalah lakon cuplikan dari cerita Ramayana terutama pada adegan perangnya. Pementasan barong kedingkling ini biasanya dilakukan dengan ngelawang dar rumah- ke rumah berkeliling desa pada perayaan hari Raya Galungan dan Kuningan. Pertunjukan Barong Kedingkling diiringi dengan gamelan batel atau babonangan (gamelan batel yang dilengkapi dengan reyong). Barong Kedingkling banyak terdapat di daerah Gianyar, Bangli dan Klungkung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Gajah</b></div><div style="text-align: justify;">Barong Gajah tentu saja menyerupai Gajah. Barong ini ditarikan oleh dua orang. Karena barong ini termasuk jenis yang langka dan dikeramatkan, masyarakat Bali pun jarang menjumpai barong jenis ini. Sekali waktu, pada saat-saat khusus, barong ini dipentaskannya secara ngelewang dari pintu ke pintu berkeliling desa dengan iringan gamelan batel atau tetamburan. Barong Gajah terdapat di daerah Gianyar, Tabanan, Badung dan Bangli.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Asu</b></div><div style="text-align: justify;">Barong Asu menyerupai Anjing. Sama seperti Barong Gajah, Barong Asu juga termasuk jenis barong yang langka. Barong ini hanya terdapat di beberapa desa di daerah Tabanan dan Badung. Biasanya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) pada hari-hari tertentu dengan iringan gamelan batel atau tetamburan atau Balaganjur.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Barong Brutuk</b></div><div style="text-align: justify;">Kamu termasuk orang yang beruntung jika sempat menyaksikan pementasan barong ini. Barong Brutuk termasuk jenis tarian langka yang ditarikan hanya pada saat-saat khsusus. Barong ini memiliki bentuk yang lebih primitive dibandingkan dengan jenis barong Bali yang lain. Topeng barong ini terbuat dari batok kelapa dan kostumnya terbuat dari keraras atau daun pisang yang sudah kering. Barong ini melambangkan makhluk-makhluk suci (para pengiring Ida Ratu Pancering Jagat) yang berstana di Pura Pancering Jagat, Trunyan. Penarinya adalah remaja yang telah disucikan, yang masing-masing membawa cambuk yang dimainkan sambil berlari-lari mengelilingi pura. Barong yang ditarikan dengan iringan gamelan Balaganjur atau Babonangan ini hanya terdapat di daerah Trunyan-Kintamani, Bangli.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tipe Barong</b></div><div style="text-align: justify;">Barong singa adalah barong paling umum ditemukan di Bali. Di Bali masing-masing kawasan memiliki roh penjaga di hutan atau tanahnya. Masing-masing roh pelindung ini digambarkan dalam bentuk satwa tertentu, Yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Barong Ket: barong singa, barong paling umum dan melambangkan roh kebaikan.</li><li>Barong Landung: barong berwujud raksasa, dipengaruhi budaya Tionghoa dan bentuknya mirip Ondel-ondel Betawi</li><li>Barong Celeng: barong berbentuk babi hutan</li><li>Barong Macan: barong berbentuk macan atau harimau</li><li>Barong Naga: barong berbentuk naga atau ular</li></ol><div><span style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Barong_Bali">Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</a></span></div></div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-39806058550017660412014-05-02T01:02:00.001-07:002014-05-02T01:06:52.271-07:00Dapet Dolar Dari PTC<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-C068SJeDQjE/U2NR6O2jXeI/AAAAAAAADzA/xZmHl1o8vjQ/s1600/dolar+dari+ptc.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Dapet Dolar Dari PTC" border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-C068SJeDQjE/U2NR6O2jXeI/AAAAAAAADzA/xZmHl1o8vjQ/s1600/dolar+dari+ptc.png" height="199" title="Dapet Dolar Dari PTC" width="320" /></a></span></div><br /><span style="font-size: large;">Dari pada Internetan tidak menghasilkan apa-apa, buruan daftar PTC untuk mendapat daftar silakan dipilih mana PTC yang menarik menurut anda, dengan klik barner di bawah :</span></div><div style="text-align: center;"> <a href="http://www.probux.com/?r=masdi"><img border="0" src="http://www.probux.com/images/banner3.gif" height="60" width="468" /></a> <a href="http://www.zapbux.com/index.php?r=masdi"><img border="0" height="60" src="//www.zapbux.com/img/banner1.gif" width="468" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://www.fusebux.com/index.php?r=masdi"><img border="0" src="http://www.fusebux.com/images/banner2.gif" height="60" width="468" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://www.neobux.com/?r=masdi"><img src="http://images.neobux.com/imagens/banner9.gif" height="60" width="468" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://www.clixsense.com/?6402242" target="_blank"><img border="0" src="http://csstatic.com/banners/clixsense_gpt468x60a.png" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://www.lynkar.com/?ref=masdi" target="_blank"><img border="0" src="http://lynkar.com/banner1.gif" height="60" width="468" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://www.managerbux.com/?ref=masdi" target="_blank"><img border="0" src="http://www.managerbux.com/banner1.gif" height="60" width="468" /></a> <a href="http://www.ultimateclixx.com/?ref=masdijmp" target="_blank"><img border="0" src="http://www.ultimateclixx.com/banner1.gif" height="60" width="486" /></a> <a href="http://clixten.info/?ref=masdi" target="_blank"><img border="0" src="http://clixten.info/banners/banner-3.png" height="60" width="468" /></a> <a href="http://www.adzpot.org/?ref=masdi" target="_blank"><img border="0" src="http://i44.tinypic.com/e5h2sl.gif" height="60" width="468" /></a></div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-64819871230432033452013-02-03T17:56:00.001-08:002013-02-03T17:56:54.700-08:00Ganjel Rel, Kue Padat yang Legit<a href="http://2.bp.blogspot.com/-C9JVhfjwTr0/UQ8VS2skmfI/AAAAAAAACiU/kghmd5I1t-0/s1600/ganjel+rel.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://2.bp.blogspot.com/-C9JVhfjwTr0/UQ8VS2skmfI/AAAAAAAACiU/kghmd5I1t-0/s320/ganjel+rel.jpg" width="320" /></a><strong>WARGA</strong> di sekitar Semarang mungkin sudah tidak asing lagi dengan kue yang satu ini. Meski namanya terkesan 'menyeramkan' untuk disantap, namun kue ganjal rel khas Semarang bercitarasa legit dan beraroma kayu manis. Tentu, karena kudapan tersebut diolah dengan bahan-bahan makanan bukan berasal dari besi, beton, atau kayu sebagaimana ganjal rel kereta api.<br /> Kue ganjel rel sebenarnya mirip dengan roti khas Prancis yang juga berbentuk panjang dan bertekstur keras. Namun, ternyata menurut para ahli roti jenis ini sangat baik bagi pencernaan, lantaran justru banyak mengandung serat. Karenanya, roti padat ini pas disantap saat sarapan.<br /> Ganjel rel atau yang biasa disebut kue gambang selalu menjadi rebutan masyarakat Kota Semarang saat perayaan Dugderan. Momen pembagian kue ganjel rel ditengah tradisi menjelang Ramadan menjadi acara yang dinanti warga. Ribuan warga bahkan rela berdesakkan untuk memperoleh kue tersebut, karena dipercaya mampu memperkuat diri ketika menjalankan ibadah puasa. Berikut resep tradisonal kue ganjel rel.<br /> <strong>Bahan </strong><br />180 gr gula merah<br />75 ml air<br />300 gr tepung terigu protein sedang<br />125 gr tepung roti<br />50 gr gula pasir<br />1 sendok teh soda<br />1 ½ sendok teh baking powder<br />1 sendok teh bubuk kayumanis<br />1 butir telur<br />50 gr margarin<br />25 ml air untuk olesan<br />20 gr wijen, sangria untuk taburan<br /><strong><br />Cara Membuat</strong><br />1. Rebus gula merah bersama air hingga gula larut dan air mendidih. Angkat, dinginkan. Sisihkan.<br />2. Campur tepung terigu, tepung roti, susu bubuk, garam, soda kue, baking powder, kayu manis, vanili, dan kuning telur, aduk rata. Masukkan air gula, uleni hingga tercampur rata.<br />3. Masukkan margarin, uleni kembali hingga rata. Bulatkan adonan, tutup dengan plastik. Diamkan selama 30 menit di suhu ruang hingga adonan agak kering dan mudah dibentuk.<br />4. Buka plastik. Timbang adonan @ seberat 75 g, pipihkan, gulung memanjang, bentuk bulat lonjong. Atur adonan di atas loyang datar bersemir margarin, beri jarak di antaranya. Olesi permukaan roti dengan air, taburi wijen.<br />5. Panggang dalam oven panas bersuhu 150 derajat Celcius selama 30 menit hingga matang. Angkat. Sajikan.<br /> Untuk 9-12 potong, tergantung besar kecilnya roti.<br /> Tips: gunakan mentega agar aroma kue lebih harum. Pilih gula merah berwarna gelap agar warna kue lebih cokelat dan bagus.<br /> Selamat mencoba...<br /><br />sumber :<a href="http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/kuliner/2012/07/20/283/Ganjel-Rel-Kue-Padat-yang-Legit#" target="_blank"> Ganjel Rel, Kue Padat yang Legit</a> Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-81971021268832962013-01-30T18:16:00.001-08:002013-01-30T18:16:41.537-08:00Mie Ongklok... Kuliner Khas Wonosobo<div style="text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-QBn7MH2eJmE/UQnT6u3N88I/AAAAAAAACc0/G0Trl-E0Pns/s1600/ongklok.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="187" src="http://2.bp.blogspot.com/-QBn7MH2eJmE/UQnT6u3N88I/AAAAAAAACc0/G0Trl-E0Pns/s200/ongklok.jpeg" width="200" /></a>Siapa diantara Anda yang tidak suka makan Mie? Coba tunjuk tangan. pasti tidak ada. Hampir dipastikan semua masyarakat Indonesia sangat menyukai dengan Mie. Apapun itu olahannya, dengan bahan dasar Mie, semua pasti dilahap. Tidak mengherankan jika konsumsi Mie di Indonesia terbesar kedua dunia setelah China tentunya, yakni mengkonsumsi mie sebanyak 14,5 miliar bungkus. Alhasil, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner yang khas berbahan dasar Mie. Seperti mie pedas Aceh, mie rebus (baca : Godog) Jawa dan lain-lain. Namun ada salah satu kuliner khas dari propinsi Jawa Tengah tepatnya Kabupaten Wonosobo yakni Mie Ongklok.</div><div style="text-align: justify;">Makanan olahan mie pada umumnya hampir sama. Semua terasa enak jika disajikan dalam keadaan panas sebelum disantap. Demikian juga dengan Mie Ongklok. Mie Ongklok diolah juga dengan cara direbus. Mie ini dibuat dengan racikan khusus yakni menggunakan kol, potongan daun <em>kucai</em>, dan kuah kental berkanji yang disebut dengan <em>Loh</em>. <em>Loh</em> inilah yang menjadi khas dari Mie Ongklok ini. Bumbu yang digunakan juga sangat sederhana. Hanya dengan bumbu dasar dan tanpa penyedap rasa. Hmm…Sungguh menggiurkan. Selain itu, secara sekilas penampilan Mie Ongklok mirip dengan mie godog Jawa namun kuahnya sedikit lebih kental.</div><div style="text-align: justify;">Di dalam pengolahan mie yang sederhana ini tidak ada penambahan bahan-bahan makanan lain seperti daging ayam/sapi, udang, telur bahkan jamur. Sehingga cocok bagi Anda yang memiliki pantangan mengkonsumsi daging atau vegetarian. Namun bagi Anda yang tidak memiliki pantangan dalam makanan, Anda tidak perlu khawatir karena ada makanan pendamping lainnya seperti sate sapi, tempe kemul, serta keripik tahu. Sangat pas dikonsumsi di tengah udara Wonosobo yang dingin.</div><div style="text-align: justify;">Namun, ada hal yang perlu untuk diketahui bahwa pemberian nama Mie Ongklok bukan semata-mata karena nama pembuat pertama kali atau nama jalan atau nama daerah/wilayah. Sebenarnya, <em>Ongklok</em> adalah semacam keranjang kecil dari anyaman bambu yang sering dipakai untuk membantu proses perebusan mie tersebut di Wonosobo. Alhasil, mie tersebut dikenal dengan nama Mie Ongklok.</div><div style="text-align: justify;">untuk menikmati kuliner khas Wonosobo ini, Anda tidak perlu mengeluarkan uang yang besar. Cukup dengan Rp.5,000 saja, Anda sudah bisa menikmati semangkuk Mie Ongklok yang sangat nikmat.</div><div style="text-align: justify;">Tertarik untuk mencobanya? Silahkan datang ke Wonosobo untuk menikmati kuliner khas ini di kota ‘asal’nya.</div><div style="text-align: justify;">Selamat jalan-jalan dan selamat melakukan perjalanan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">sumber : <a href="http://palingindonesia.com/" rel="nofollow" target="_blank">mie ongklok </a></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-1862213244596469192013-01-28T02:21:00.000-08:002013-01-28T02:21:05.163-08:005 Budaya di Indonesia yang Mulai Luntur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-9E8g7Yhreic/UQZQJbDakqI/AAAAAAAACbo/kSGgweWjbcs/s1600/kk.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-9E8g7Yhreic/UQZQJbDakqI/AAAAAAAACbo/kSGgweWjbcs/s1600/kk.jpeg" /></a></div><h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}" style="text-align: justify;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="userContent"><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit;">1. Cium Tangan Pada Orang Tua</span><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> Rasanya sih dibilang “salim“, bila di semasa saya hal ini merupakan kewajiban anak kepada orang tua disaat ingin pergi ke sekolah atau berpamitan ke tempat lain. Sebenarnya hal ini penting loh, selain menanamkan rasa cinta kita sama ortu, cium tangan itu sebagai tanda hormat dan terima kasih kita sama mereka, sudahkah kalian mencium tangan orang tua hari ini?</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /></span><span class="text_exposed_show"> <span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> 2. Penggunaan tangan kanan</span><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> Bila di luar negeri sih, saya rasa gak masalah dengan penggunaan tangan baik kanan ataupun kiri, tapi hal ini bukanlah budaya kita. Budaya kita mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, ataupun makan menggunakan tangan kanan. (kecuali memang di anugerahi kebiasaan kidal sejak lahir).</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> 3. Senyum dan Sapa</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> Ini sih Indonesia banget! Dulu citra bangsa kita identik dengan ramah tamah dan murah senyum. So, jangan sampai hilang, ya! Ga ada ruginya juga kita ngelakuin hal ini, toh juga bermanfaat bagi kita sendiri. Karena senyum itu ibadah dan sapa itu menambah keakraban dengan sekitar kita.</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> 4. Musyawarah</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> Satu lagi budaya yang udah jarang ditemuin khususnya di kota-kota besar semisal Jakarta. Kebanyakan penduduk di kota besar hanya mementingkan egonya masing-masing, pamer inilah itulah, mau jadi pemimpin kelompok ini itu dan bahkan suka main hakim sendiri. Tapi coba kita melihat desa-desa yang masih menggunakan budaya ini mereka hidup tentram dan saling percaya, ga ada yang namanya saling sikut dan menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat. Jadi sebaiknya Anda yang ‘masih’ merasa muda harus melestarikan budaya ini demi keberlangsungan negara Indonesia yang tentram dan cinta damai.</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> 5. Gotong Royong</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><br style="font-family: inherit;" /><br style="font-family: inherit;" /><span style="font-family: inherit;"> “Itu bukan urusan gue!“, “emang gue pikiran“, Whats up bro? Ada apa dengan kalian? Hayoolah kita sebagai generasi muda mulai menimbulkan lagi rasa simpati dengan membantu seksama, karena dengan kebiasaann seperti inilah bangsa kita bisa merdeka saat masa penjajahan, ga ada tuh perasaan curiga, dan dulu persatuan kita kuat.</span></span><span style="font-weight: normal;"> </span><br /> </span></span></span></h5>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-40278692295797859762013-01-28T00:43:00.001-08:002013-01-28T00:43:57.204-08:00Besutan : Teater Tradisional Jombang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-hK_yATGAea4/UQY6M-NYttI/AAAAAAAACbE/zJ573iM5WHg/s1600/image_t6.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/-hK_yATGAea4/UQY6M-NYttI/AAAAAAAACbE/zJ573iM5WHg/s200/image_t6.jpg" width="141" /></a></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Oleh : Nasrul Illahi</span></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Besutan adalah kesenian tradisional asli Kabupaten Jombang yang merupakan pengembangan dari Kesenian Lerok dan merupakan cikal bakal Kesenian Ludruk. Kesenian Lerok merupakan kesenian yang bersifat amen. Pelakunya berpindah dari satu keramaian ke keramaian lain untuk menyuguhkan pertunjukan teater sederhana. Pelakunya semula tunggal yang melakukan monolog dan dalam perkembangannya pelakunya lebih dari satu orang. Lakon yang dibawakan merupakan cerminan dari kehidupan sehari-hari. Dari bermacam-macam lakon yang disuguhkan, ternyata yang menggunakan tokoh Besut paling digemari penonton. Lama kelamaan, karena lebih sering melakonkan Besut, maka keseniannya kemudian disebut Besutan.</span></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Kata besutan berasal dari kata besut. Besut itu sendiri merupakan akronim dari kata <i>beto</i> <i>maksud</i> (membawa pesan). <span lang="es-ES">Ada juga yang mengatakan besut berasal dari kata </span><span lang="es-ES"><i>besot</i></span><span lang="es-ES"> (menari). Besut merupakan nama tokoh utama dalam teater Besutan. Tokoh Besut merupakan sosok laki-laki yang cerdas, terbuka, perhatian, kritis, transformatif, dan </span><span lang="es-ES"><i>nyeni</i></span><span lang="es-ES">.</span></span></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;"><span lang="es-ES">Dalam lakon Besutan, tokoh yang selalu hadir antara lain: Besut, Rusmini, Man Gondo, Sumo Gambar, dan Pembawa Obor. Tokoh lain bisa dimunculkan sesuai kebutuhan cerita. Besut yang gagah dan Rusmini yang cantik selalu menjadi sepasang kekasih atau sepasang suami istri. Sumo Gambar selalu berperan antagonis, sebenarnya sangat mencintai Rusmini, namun selalu bertepuk sebelah tangan. Man Gondo yang merupakan paman Rusmini, selalu berpihak pada Sumo Gambar, karena kekayaannya. Dengan tema apa pun lakon atau ceritanya, bumbu cinta segitiga antara Rusmini, Besut, dan Sumo Gambar selalu menjadi penyedapnya.</span></span></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;"><span lang="es-ES">Busana Besut sangat sederhana. Tubuhnya dibalut kain putih yang melambangkan bersih jiwa dan raganya. Tali </span><span lang="es-ES"><i>lawe</i></span><span lang="es-ES"> melilit di perutnya melambangkan kesatuan yang kuat. Tutup kepalanya merah melambangkan keberanian yang tinggi. Busana Rusmini merupakan busana tradisional Jombang, menggunakan kain jarik, kebaya, dan kerudung lepas. Man Gondo berbusana Jawa Timuran, sedang Sumo Gambar berbusana ala pria Madura.</span></span></div><div align="justify" lang="es-ES"><span style="font-size: small;"><b>Ritual Besutan </b></span> </div><div align="justify" lang="es-ES" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;">Dalam pertunjukan Teater Rakyat Besutan, selalu diawali dengan semacam ritual yang berfungsi sebagai intro. Ritual ini menggambarkan bahwa Besut melambangkan masyarakat yang hidupnya terbelenggu, terjajah, terkebiri, dibutakan, dan hanya boleh berjalan menurut apa kata penguasa (baca: penjajah).</span></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;"><span lang="es-ES">Dalam ritual, selalu dimulai dengan Pembawa Obor yang berjalan dengan penuh waspada, hati-hati, dan terus mengendalikan Besut yang selalu di belakangnya. Besut yang matanya terpejam (dilarang banyak tahu), mulutnya tersumbat susur (dilarang berpendapat), berjalan ngesot (merayap) mengikuti ke mana obor bergerak. Besut selalu sigap menanti setiap peluang. Pada satu kesempatan, Besut meloncat berdiri, tangannya merebut pegangan obor, dan dengan sekuat tenaga, susur yang </span><span lang="es-ES"><i>ngendon</i></span><span lang="es-ES"> di mulutnya disemprotkan ke nyala obor hingga padam. Mendadak matanya terbuka, mulutnya bebas, langsung menari dengan heroik.</span></span></div><div align="justify" style="text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: small;"><span lang="es-ES">Demikianlah, secara sederhana, gambaran teater rakyat yang bersama Besutan. Terus melestarikannya dan mengeksplorasinya merupakan tugas kaum seniman Jombang dan masyarakat Jombang secara keseluruhan.</span></span></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-9907177050884220182013-01-28T00:39:00.001-08:002013-01-28T00:39:54.190-08:00Kronologis Besutan<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-6M7CrJOqL5E/UQY5N5rFocI/AAAAAAAACa4/JPKyzJjgd4Q/s1600/besut.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="163" src="http://3.bp.blogspot.com/-6M7CrJOqL5E/UQY5N5rFocI/AAAAAAAACa4/JPKyzJjgd4Q/s200/besut.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Penggemar ludruk semestinya belum melupakan nama-nama seperti: Besut, Paman Jamino dan Rusmini atau Asmunah, nama-nama aktor yang identik dengan kesenian ‘Besutan’ yang merupakan cikal bakal ludruk, satu opera tradisional sarat satire, kritik dan pesan-pesan yang dikemas dalam bentuk parodi-spiritual.<br /><br />Besutan lahir sebagai sebuah kesenian anti kemapanan dalam suatu struktur masyarakat Jawa Timur feodal dengan corak kekuasaan yang scandalous dan korup, justru saat falsafah ‘mikul dhuwur mendhem jero’ mendominasi etika sosial. Dalam dominasi corak kekuasaan tersebut, alih-alih melakukan gerakan perlawanan frontal ataupun bersikap masokistik, masyarakat menemukan bentuk sindiran sebagai pintu artikulasi yang populer dalam hal kritik dan kontrol kebijakan penguasa saat itu yang dipraktikkan dengan Besutan sebagai medianya, dengan parikan sebagai pisau yang secara tajam memblejeti kebejatan-kebejatan moral sosial politik penguasa.<br /><br />Sungguhpun tidak sanggup merubah praktik-praktik skandal dalam kekuasaan secara menyeluruh, Besutan dianggap layak sebagai representasi sosiologi masyarakat yang tertindas oleh budaya feodal. Katakanlah karakter Besut, sang aktor utama, digambarkan sebagai sosok muda yang heroik, idealis, setia, penuh dengan rasa ingin tahu tetapi kadang ngawur dan sedikit penakut, sebuah ekspektasi masyarakat terhadap diri mereka. Ketakutan Besut terhadap tempat-tempat yang dianggap wingit, semisal kuburan-kuburan angker –sungguhpun lebih nampak sebagai apologi yang ingin dikatakan bahwa setiap sosok idealitas mempunyai sisi gelap (dark side)– adalah simbolisasi keangkeran kekuasaan yang memang sengaja diwingitkan oleh praktik budaya feodal.<br /><br />Sementara paman Jamino digambarkan sebagai karakter dewasa yang bijak dan pintar ngemong sang Besut; lagi-lagi gambaran ideal masyarakat tentang karakter yang mereka inginkan dari sosok yang lebih tua. Yang istimewa, karakter Asmunah atau Rusmini dilukiskan sebagai sosok perempuan yang cantik dan cerdas, sebuah penggambaran yang kental dengan gerakan feminisme dimaksudkan sebagai pendobrakan terhadap budaya paternalistik yang kental saat itu.<br /><br />Karenanya, masyarakat yang menganggap segala emosi dan dirinya tercermin dalam Besutan menjadikan kesenian ini sebagai tontonan wajib untuk mengisi ruang refleksi dan kontemplasi diri, sekaligus sebagai media partisipasi publik dalam melakukan gerakan protes dan kritik sosial terhadap penguasa.<br /><br />Yang menarik, parodi ini ternyata tidak tersentuh oleh tangan besi kekuasaan keraton yang sebenarnya cukup sadar bahwa ada sebuah budaya baru sebagai reaksi terhadap praktik politik culas mereka. Padahal, dalam corak kebudayaan yang istanasentris, bukan hal sulit untuk memberangus kebudayaan arus bawah semacam ini. Entah mengapa, hal tersebut tidak dilakukan. Barangkali, kritik-kritik subtil dan pesan-pesan yang menyentuh sublimasi kemanusiaan dan religi masyarakat yang menyebabkan kesenian ini terlindungi, sehingga penguasa pun barangkali menjadikan Besutan sebagai wahana lelucon untuk menertawakan diri mereka sendiri. Atau barangkali menertawakan ketidakberdayaan masyarakat menghadapi hegemoni mereka?.<br /><br />Yang jelas, masyarakat menemukan kepuasannya dalam bentuk parodi-parodi yang diperagakan oleh Besut cs. Apalagi ketika kemudian Besutan mampu menjadikan pertunjukannya sebagai arena pengadilan rakyat simbolik untuk mem-persona non grata-kan figur penguasa yang dianggap tidak memihak masyarakat.<br /><br />Penguasa bersikap represif justru ketika Besutan telah berusaha melakukan modernisasi dan modifikasi, syair kidungan, parikan dan peralatan pementasannya, yang kemudian Besutan bermetamorfosis menjadi kesenian Ludruk. Banyak kasus yang menjadikan Ludruk layak masuk daftar cekal penguasa, termasuk saat dibungkamnya Cak Durasim oleh Kenpetai Jepang ketika etos perlawanan anti Jepang ditiupkan melalui syair parikan: “Pagupon Omahe Doro, Melok Nippon Tambah Soro”. Cak Durasim dipenjara dan meninggal di bilik besi.<br /><br />Sungguh sangat menyedihkan ketika kini kesenian Besutan (dan ludruk) tidak lagi mampu bertahan dalam masyarakat. Barangkali rezim pemerintahan yang lalu telah memangkas perkembangannya karena sadar bahwa keberadaan Besutan sangat potensial untuk melahirkan semangat pembangkangan sipil yang tidak dapat diremehkan.<br /><br />Akan tetapi, yang lebih tepat barangkali, karena “pertunjukan Besutan yang lebih besar” (baca: masyarakat) telah lebih dulu mati rasa sehingga kesenian Besutan sebagai benda proyeksinya juga kian pudar.<br /><br />Sebisanya kita jawab dengan jujur, masih adakah sosok-sosok muda semacam Besut? Masih banyakkah karakter-karakter dewasa dan bijak seperti Man Jamino? Atau seberapa bagiankah feminis-feminis dengan kesadaran dan kesantunan seperti Rusmini atau Asmunah? Berapa persen interaksi sosial di masyarakat kita yang mirip dengan interaksi antara Besut-Jamino-Asmunah/Rusmini? Kalau mau jujur, sesungguhnya grafik menurun adalah jawaban atas semua pertanyaan itu. Maka, sebagai sebuah bayangan, kesenian Besutan juga telah menghilang seiring dengan memudarnya sang benda asli.<br /><br />Dalam konteks lain, telah dipahami bahwa kesenian sebenarnya tak ubahnya sebagai foto yang tercetak dari kontekstualitas sebuah kebudayaan masyarakat. Karenanya hanya masyarakat dalam kondisi tertentu yang mampu menghasilkan suatu jenis kebudayaan tertentu. Produk kebudayaan tersebut mewakili sejumlah karakter, ajaran-ajaran, dan nilai-nilai kebijaksanaan tertentu yang ingin diabadikan dalam sebuah kemasan estetik dan adiluhung. Maka ketika sebuah produk kebudayaan tidak lagi menjadi kebanggaan alias telah punah, harus segera dimaknai bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam produk budaya tersebut tidak lagi diminati oleh masyarakat.<br /><br />Dengan kata lain, masyarakat telah mengalami transformasi nilai sedemikian rupa yang menjadikan segala sesuatu yang terlahir dari nilai-nilai sebelumnya mengalami sesak nafas dan mati, seperti tanaman yang kehilangan media tanam tempat akar-akarnya menancap dan mencari bahan makanan.<br /><br />Maka, di sinilah sebenarnya kematian kesenian (Besutan) layak untuk dipertanyakan sebagai bahan refleksi. Seberapa jauh dan ke arah mana masyarakat kita mengalami transformasi nilai sehingga Besutan yang sarat nilai religiusitas, anti kemapanan, dengan etik kesantunan yang dijunjung tinggi –bahkan terhadap kelompok yang tidak disukai sekalipun– telah tersisih dari tempatnya yang layak di masyarakat, justru pada saat yang sama dengan membanjirnya drama-drama telenovela dan sinetron asing yang sudah pasti mempunyai kontekstualitas yang berbeda jauh dengan kontekstualitas kebudayaan milik masyarakat kita. (suara pendidikan.com)</div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-70508042752647210422013-01-26T20:21:00.001-08:002013-01-26T20:21:05.853-08:00Sendang Made Kudu Jombang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-3IwZh8aNCBM/UQSrF0zgk8I/AAAAAAAACao/leQHlOtAidE/s1600/made.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="122" src="http://3.bp.blogspot.com/-3IwZh8aNCBM/UQSrF0zgk8I/AAAAAAAACao/leQHlOtAidE/s200/made.jpeg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Menurut sejarah, Sendang Made mulai dari pernikahan Damarwangsa, bernama Putri Sekarwati dengan seorang pangeran dari kerajaan Bali yang bernama Airlangga, tapi kemudian diserang oleh Prabu Wora Wari dari Tulungagung. Kemudian kelompok diselamatkan oleh Prabu Narotama untuk melawan Lawu dan berakhir di kolam, disertai dengan lima perempuan menunggu. Selain itu, kolam yang Sendang Made sebagai ‘Nyepi’ (aktivitas meditasi) tempat Prabu Airlangga bersama istrinya, wanita menunggu dan banyak prajurit, setelah diserang oleh kerajaan lain. <br />Sendang / kolam dengan 8 m X lebar 11 m, terlihat bahwa masih dipertahankan.bangunan ini juga tampak lengkap. Hal ini juga memiliki partisi ruangan di sekitarnya, yang bertujuan untuk tempat beristirahat Prabu Brawijaya kelompok pada saat itu. <br />Mengapa kolam ini disebut Sendang Made? Karena kolam ini terletak di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. <br />Selain Sendang Made, ada kolam kecil lain di sekitarnya, seperti; Sendang Payung, Sendang Padusan, Sendang Drajat, Sendang Sinden dan Sendang Omben. <br />Yang lainnya unik adalah kami tidak diperbolehkan membangun atau renovasi untuk bangunan sekitar Sendang Made. Ini bertujuan untuk merawat kepenuhannya nilai sejarah. <br />Untuk mencapai Sendang Made, kita dapat menggunakan berbagai kendaraan. Ada tempat parkir yang luas, membuat kolam yang kompeten menjadi tempat rekreasi untuk Jombang publik dan khususnya untuk wisatawan.</div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-71548828111419476892013-01-26T20:19:00.000-08:002013-01-26T20:19:08.489-08:00Air Terjun Tretes<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-SN5KGrlvy0s/UQSqo1R0wQI/AAAAAAAACag/zzINHsubOiE/s1600/tretes.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-SN5KGrlvy0s/UQSqo1R0wQI/AAAAAAAACag/zzINHsubOiE/s320/tretes.jpg" width="240" /></a></div><div style="text-align: justify;">Air Terjun Tretes merupakan air terjun tertinggi di Jawa Timur dan sangat indah dengan dua aliran air terjun sekaligus yang mengalir ke bawah. Air terjun ini memiliki ketinggian 158 meter, terletak di ketinggian 1250 meter di atas permukaan air laut dan merupakan hulu sungai Sumber Watu Bonakah. <br /><br />Air terjun ini terletak di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo di Gunung Jurug Guah dalam komplek Gunung Anjasmoro (2277 m), dimana kawasan ini merupakan kawasan hutan lindung yang masih terjaga keaslian dan keindahan alamnya. Secara geologis kawasan ini merupakan batuan hasil gunung api kuarter tua. Pada kawasan ini terdapat aliran sungai yang merupakan sambungan dari air terjun tersebut, sehingga untuk kebutuhan air di kawasan ini dapat terpenuhi dengan baik. Curah hujan di kawasan ini berkisar 5.856 mm/th. Sedangkan suhu rata-rata 24 ° C. <br /><br />Di kawasan Tahura R. Soerjo ini masih terdapat 3 air terjun lagi, yaitu Air Terjun Gumandar di Pasuruan, Air Terjun Puthuk Kursi (Coban Cangar) dan Air Terjun Kembar Watu Ondo di Kabupaten Mojokerto. <br /><br style="font-weight: bold;" /><span style="font-weight: bold;">Legenda</span><br /><br />Banyak cerita yang dikisahkan oleh tetua desa ini, mengenai asal mula air terjun tersebut di beri nama Air Terjun Tretes. Sejak tahun 1930, alkisah dahulu kala ada seorang pajabat perkebunan yang mencoba untuk membudidayakan tanaman kopi di areal pegunungan desa tersebut, sembari memanfaatkan air yang mengalir dari atas pegunungan itu. Namun, entah mengapa setelah selesai melakukan beberapa aktivitas bertanamnya, pejabat belanda yang bernama Tekad ini setiap sore harinya sering terduduk di areal air yang menetes dari atas gunung itu. <br /><br />Saat ia hendak menanam kelapa sawit, ternyata air yang sering ia tunggui itu tidak juga mengalir, bahkan sesekali airnya hanya menetes sedikit demi sedikit. Pak tekad pun, mencoba untuk meminta beberapa warga pribumi untuk melihat air tetesan dari atas gunung itu. Selang beberapa jam warga pun lantas berbondong-bondong membuat tumpeng dan membawa sepasang kucing untuk ritual di areal air terjun tersebut.<br /><br />Ritual pun dijalankan sembari mengawinkan kucing yang mereka bawa untuk acara persembahan meminta air dari pengunungan itu. Alhasil upacara yang dilangsungkan oleh beberapa warga tersebut kenyataannya membuahkan hasil dan air yang ia harapkan turun dari puncak itu akhirnya terjadi secara setetes demi setetes. Dan akhirnya dinamakan lah air terjun Tretes oleh warga sekitar.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Lokasi</span><br /><br />Terletak di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur.<br /><br style="font-weight: bold;" /><span style="font-weight: bold;">Peta dan Koordinat GPS:</span><br /><br style="font-weight: bold;" /><span style="font-weight: bold;">Aksesbilitas</span><br /><br />Berjarak ± 40 km arah Tenggara pusat kota Jombang. Untuk menuju Komplek Obyek Wisata Air Terjun Tretes dapat dicapai melalui 2 (dua) jalur, yaitu Pertama, melalui wilayah Kabupaten Jombang, berupa jalan setapak yang melewati bukit dan sungai. Jalan ini hanya berupa jalan setapak tanpa penunjuk arah apapun. Panjang jalan dari tempat parkir ke lokasi ± 5 km. <br /><br />Kedua, melalui wilayah Kabupaten Kediri ke kecamatan Kandangan. Setelah sampai di pasar Kecamatan Kandangan belok ke kiri di pertigaan ke arah menuju Galengdewo. Kondisi jalan ini berupa jalan batu yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 seperti jeep dan sejenisnya. Panjang jalan dari tempat parkir ke lokasi ± 1 km.<br /><br />Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari terminal Kepuhsari naik angkutan umu dengan kode B2 atau F menuju Gudo. Setelah sampai Gudo berganti kendaraan menuju pasar Kandangan. Sayangnya angkutan umum hanya sampai di pasar ini. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi sejauh kurang lebih 1 km. <br /><br style="font-weight: bold;" /><span style="font-weight: bold;">Fasilitas dan Akomodasi</span><br /><br />Fasilitas atau bangunan penunjang kegiatan wisata air terjun hanya terdapat beberapa warung pada ujung jalan batu yang melalui wilayah Kabupaten Kediri. Sarana pendukung lainnya pada umumnya masih bersifat alami. Selain itu tidak adanya area parkir kendaraan sehingga harus menitipkan kendaraan pada warga sekitar dengan bayaran beberapa rupiah. <span style="font-weight: bold;">(rah)</span></div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-48201541331748991342013-01-25T01:50:00.001-08:002013-01-25T01:50:10.015-08:00Es Lodeh, Kuliner Khas Jombang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-lPedBfepsPc/UQJVPto7krI/AAAAAAAACX0/11ZjpefGB34/s1600/es+lodeh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="http://1.bp.blogspot.com/-lPedBfepsPc/UQJVPto7krI/AAAAAAAACX0/11ZjpefGB34/s320/es+lodeh.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Mendengar kata lodeh biasanya bayangan kita tertuju langsung pada sejenis masakan sayur berkuah santan yang berasa gurih dan sedikit pedas. Namun apa jadinya bila ada es lodeh? Bagaimana ya rasanya…?<br /><br />Es lodeh merupakan salah satu kekayaan kuliner khas Jombang yang berupa minuman. Bentuk dan sajiannya tak ubahnya es campur ataupun es oyen, yang membedakan hanya pada es lodeh ini ada rasa manis dan pedasnya.<br /><br />Minuman yang menyegarkan ini biasanya disajikan dalam mangkuk yang berisi full buah. Mungkin inilah jenis es yang cukup bergizi, karena terdapat berbagai jenis buah sebagai campuran isinya, antara lain: pepaya, nangka, apukat, garbis, degan, kolang kaling, sawo, juga tomat. Pelengkap isinya juga banyak, seperti: roti tawar, janggelan (cendol hitam), bubur mutiara, ketan hitam. Kesemuanya dijadikan satu lantas disiram dengan susu kental manis. Tak lupa es batu yang sudah diremukkan, tentunya.<br /><br />Rasanya manis segar. Biasanya di Kedai Es Lodeh Pak Seger, salah satu penjual es lodeh khas Jombang yang ada di Jl. Patimura, depan SMPN 1 Jombang ini dibandrol Rp 3.000 per porsi. Setiap pengunjung yang datang di kedai Pak Seger ini selalu ditanya oleh peramusajinya, ”Mau yang manis atau yang pedas?”<br /><br />Untuk yang manis rasanya sama dengan es campur atau es teler. Sedangkan untuk yang berasa pedas hanya ditambahkan sedikit sambal. Itu pun tidak menjadikan semua kuah berasa pedas, karena dominasi rasa manisnya tetaplah menonjol, dan pedas-pedas itu hanyalah sensasi di lidah saja. <br /><br />Nah, untuk Anda yang ingin menikmati minuman lainnya yang tak kalah nikmat, bisa memesan jus nangka, rasanya juga sangat mantap. Segar dan harumnya cocok dinikmati saat cuaca terik. Tak heran bila depot Pak Seger ini selalu dipadati pembeli. Di sana juga tersedia menu-menu lain pengganjal perut seperti siomai, gado-gado, dan menu-menu reguler lainnya. <br /><br />Selain di Jalan Patimura, Es Lodeh juga bisa dijumpai di kawasan Jombang lainnya, seperti di alun-alun Jombang. Di depan masjid jami’ kota Jombang itu, terdapat beberapa rombong-rombong (gerobak) yang menyediakan sajian es lodeh dan kawan-kawan. So, serasa belum lengkap mampir ke kota Jombang, sebelum menikmati kesegaran es lodehnya. </div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-51054438226163965522013-01-25T01:42:00.001-08:002013-01-26T20:11:41.341-08:00Tari Gandrung Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Seni Tari Gandrung merupakan salah satu seni tari tradisional yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-_H4yx0PMKFY/UQJTF0Zs2oI/AAAAAAAACXk/-xLzUDysUDk/s1600/gandrung+gede.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-_H4yx0PMKFY/UQJTF0Zs2oI/AAAAAAAACXk/-xLzUDysUDk/s200/gandrung+gede.jpg" width="133" /></a>Gandrung Banyuwangi berasal dari kata Gandrung, yang berarti tergila-gila atau cinta habis-habisan. Tarian ini masih satu generasi dengan tarian seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di Cilacap dan Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, yakni melibatkan seorang wanita penari professional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik atau gamelan.</div><div style="text-align: justify;">Tarian ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan Gandrung, dan anda akan menjumpai patung penari Gandrung di berbagai sudut wilayah Banyuwangi, dan tak ayal lagi Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung.</div><div style="text-align: justify;">Tari Gandrung ini sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Tari Gandrung memiliki ciri khas , mereka menari dengan kipas dan ketika penari menyentuh kipasnya kepada salah satu penonton biasanya laki – laki dan di ajak untuk menari. Keberadaan Tari Gandrung sangat erat kaitannya dengan tari Seblang. Hal itu dapat dilihat dari seni gerak tari maupun unsur-unsur tari yang lain, seperti: nyanyian dan alat musik yang digunakan. Hal yang membedakan dengan Tari Seblang adalah sifatnya, Tari Seblang merupakan suatu tarian yang bersifat sakral yang selalu ditandai adanya trance atau kerasukan bagi penarinya, sedangkan Tari Gandrung bersifat sebagai hiburan atau tari pergaulan.</div><div style="text-align: justify;">Tari Gandrung dalam pementasannya didukung oleh berbagai unsur, yaitu penari, pemusik, alat musik, nyanyian, gerak tari, dan arena atau panggung. Masing-masing unsur mempunyai tugas dan peranannya sendiri-sendiri. Selain itu dalam pementasan juga didukung oleh pemaju, yaitu penonton yang menari bersama penari Gandrung. Setiap penonton mempunyai kesempatan untuk menari bersama Gandrung.</div><div style="text-align: justify;">Sebagai suatu hasil kebudayaan, Tari Gandrung mengalami perkembangan. Perkembangan terjadi tidak secara revolusioner. Perubahan atau perkembangan terdapat dalam busana atau pakaian. Pada mulanya busana yang dipakai sangat sederhana, di antaranya mahkota yang dipakai hanya terbuat dari dedaunan. Kondisi pakaian penari Gandrung sekarang sudah sangat berbeda, semua pakaian dibuat seindah mungkin.</div><div style="text-align: justify;">Peranan Tari Gandrung sebagai tari pergaulan pada masa kini digunakan dalam berbagai kesempatan. Dalam pesta hajatan masyarakat setempat, Tari Gandrung selalu dipentaskan. Hal ini erat kaitannya dengan kepentingan dari pemilik hajatan. Tari Gandrung dijadikan media untuk mencari sumbangan dari para tamu.</div><div style="text-align: justify;">Tari Gandrung dewasa ini mendapat perhatian yang besar dari Departemen Pendidikan Nasional. Di sekolah-sekolah diadakan kegiatan ekstrakurikuler Tari Gandrung. Upaya ini tidak lain untuk melestarikan dan mewariskan Tari Gandrung kepada generasi muda.</div><div style="text-align: justify;">Tari gandrung biasa disebut denga kesenian tari dari daerah Banyuwangi.<br />Kebanyakan Tarian gandrung dapat diartikan kebebanyakan oleh penari sebagai panggilan jiwa yang menari.</div><div style="text-align: justify;"><b><br />TATA BUSANA TARI GANDRUNG</b></div><div style="text-align: justify;">Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.</div><div style="text-align: justify;"><b>1. </b><b>Bagian Kepala</b></div><div style="text-align: justify;">Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.<br />Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.<b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>2. </b><b>Bagian Tubuh</b></div><div style="text-align: justify;">Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Selengkapnya : http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/tari-gandrung </div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-22753240944337446392013-01-23T00:01:00.002-08:002013-01-23T00:01:29.092-08:00Anak Alay Interview Kerja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-IzXgwbuC5Ro/UP-YxDOQTLI/AAAAAAAACRo/ltjeC0zHZbU/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-IzXgwbuC5Ro/UP-YxDOQTLI/AAAAAAAACRo/ltjeC0zHZbU/s1600/images.jpeg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="userContent">Begini kalo anak 4L4Y mau ngelamar kerja dan sedang di interview..<br /> <br /> INTERVIEW:"apa motivasi anda bekerja di perusahaan ini??"<br /> <br /> 4L4Y:"kasih tau nggak ya..? mau tau aja atau mau tau bangeeet?<br /> <br /> INTERVIEW:"apakah anda type orang yang serius dalam bekerja??"<br /> <br /><span class="text_exposed_show"> 4L4Y:"ciiiyuuusss...enelan dund.."<br /> <br /> INTERVIEW:"perlu anda ketahui perusahaan ini adalah perusahaan terbesar di indonesia!"<br /> <br /> 4L4Y:"terus gw haruz koprol,guling2an di atas pecahan kaca sambil bilang woooww gitu..!?"<br /> <br /> INTERVIEW:"maaf mbak disini bukan tempatnya debus.."<br /> <br /> 4L4Y:"truuus masalah buat lo???"<br /> <br /> INTERVIEW:"maaf anda tidak bisa di terima disini.."<br /> <br /> 4L4Y:"lo pikir lo tu siapah? Maseh banyak kale yang mau nerima gw apa ada.a,so what gitu lo..!!"<br /> <br /> INTERVIEW:"pintu keluar di sebelah sana,silahkan anda keluaaaaar!!!"<br /> <br /> 4L4Y:"cieee...cieee,ada yang ngambeg ni.."<br /> <br /> INTERVIEW:"heeh centong berkarat,upil kecoa,kuku landak lo gw end.." (die alay jga)<br /> <br /> 4L4Y:"capcus chin,ada gorila ngamuk..."<br /> </span></span></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-53693676565637221822013-01-11T23:04:00.003-08:002013-01-11T23:04:58.757-08:00Soto Dok Wong Jombang Penuh Kejutan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-7JEUrSB3pgE/UPEK-JdCLXI/AAAAAAAACLY/AfgMWmrW8Q0/s1600/dok.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="153" src="http://2.bp.blogspot.com/-7JEUrSB3pgE/UPEK-JdCLXI/AAAAAAAACLY/AfgMWmrW8Q0/s1600/dok.jpg" width="196" /></a></div><div style="text-align: justify;"> Jombang Kota Beriman, memiliki sebuah ikon kota yang bernama “ringin contong”. Di dekat ringin contong inilah ada tempat makan yang terkenal bagi orang asli Jombang baik yang masih tinggal di sana maupun yang sudah merantau ke kota lain. Tempat makan tersebut hanya menjual soto dhog. Tempat makan yang mengutamakan kesederhanaan, membuat banyak orang yang memiliki kenangan akan tempat ini merasa nyaman.<br /><br />Tempatnya tidak luas, karena dibuka di teras di depan sebuah rumah. Tersedia dua meja yang di atasnya terdapat beberapa piring yang berisi lauk pauk (perkedel, hati sapi, paru sapi, dll), dan kita dibebaskan untuk memilih sendiri lauknya begitu pula jumlahnya. Salah satu mejanya langsung berhadapan dengan penjual, sedangkan meja yang lain di atasnya diletakkan berbagai macam minuman, diantaranya sinom, minuman bersoda, dll. Untuk tempat duduknya tidak disediakan tempat duduk individu, namun 4 tempat duduk panjang yang masing-masing bisa muat untuk 3 hingga 4 orang.<br /><br />Makanan yang ditawarkan menurutku tidak cukup untuk memuaskan rasa laparku, namun bagi seorang perempuan menu itu sudah cukup untuk mengisi perut yang sedang keroncongan. Isinya standard menu soto dhog, nasi putih berkuah soto yang berisi daging sapi, ditaburi sedikit tauge pendek, dan terkahir diberi bumbu yang ditaruh di sebuah botol. Biasanya botol tersebut akan digedhog di meja, namun di sini tidak dilakukan, mungkin sang penjual yang telah berusia tak muda lagi sehingga kemampuan menggedhog botol tak seperti dulu ketika masih muda.<br /><br />Jam buka tempat makan ini dimulai pada pukul 17.00 WIB. Dan ditutup ketika dagangannya telah habis, biasanya habis pada pukul 20.00 WIB namun ketika hujan turun maka baru habis pukul 21.00 WIB. Tidak ada tempat parkir resmi, namun mampu menampung beberapa mobil dan sepeda motor.<br /><br />Banyak langganan yang datang, bahkan ada keluarga dari Surabaya yang merasa tidak lengkap jika tidak mampir ke sana ketika bepergian ke kota Jombang. Karena selain makanannya yang enak juga harganya yang dari dulu hingga sekarang yang tidak menguras isi dompet dari pembeli.. <span style="font-weight: bold;">(rah)</span><br /><br />Memang Soto Dok Sotonya Kota Santri Jombang<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Redaktur :</span> Rahmat Sularso Nh.<br /><span style="font-weight: bold;">Sumber :</span><span style="font-style: italic;"> http://maziman.wordpress.com/kuliner/soto-dok-makanan-khas-jombang/</span></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-85370740870007265282012-12-09T17:20:00.001-08:002012-12-09T17:20:43.449-08:00Klepon<div style="text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-vAsj2c-xx-A/UMU4lqBTCMI/AAAAAAAAB2Q/OkTmlzyNOFg/s1600/klepon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-vAsj2c-xx-A/UMU4lqBTCMI/AAAAAAAAB2Q/OkTmlzyNOFg/s1600/klepon.jpg" /></a>Klepon atau kelepon adalah sejenis makanan tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok jajan pasar. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti bola-bola kecil dan diisi dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih. Klepon yang sudah masak lalu digelindingkan di atas parutan kelapa agar melekat, sehingga klepon nampak berbalur parutan kelapa. Biasanya klepon diletakkan di dalam wadah yang terbuat dari daun pisang.<br /><br />Di di Sumatera dan di Malaysia, klepon disebut "Onde-onde", sedangkan di Jawa dan bagian lain di Indonesia penganan yang disebut Onde-onde adalah bebola tepung beras berisi adonan kacang hijau yang dibaluri biji wijen. Perbedaan penyebutan antara di Jawa dan Sumatera-Malaysia ini seringkali menjadi penyebab kekeliruan dan kerancuan dalam mengartikan onde-onde. Klepon biasa dijajakan dengan getuk dan cenil (juga disebut cetil) sebagai camilan di pagi atau sore hari. Warna klepon biasanya putih atau hijau tergantung selera. Untuk klepon dengan warna hijau, perlu ditambahkan bahan pewarna dari daun suji atau daun pandan.<br /><br />Rahasia kelezatan bola-bola tepung ketan ini terletak pada cairan gula merah yang ada di dalamnya. Rasakan kejutan manisnya dalam balutan adonan kenyal dan gurihnya kelapa parut.<span style="font-weight: bold;"> (rah)</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan,</span></div><ol style="text-align: justify;"><li>250 g tepung ketan</li><li>1 sdm air daun pandan suji</li><li>1 sdt air kapur sirih</li><li>½ sdt garam</li><li>150 ml air matang</li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Isi,</span></div><ol style="text-align: justify;"><li>150 g gula merah, sisir halus</li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Lapisan,</span></div><ol style="text-align: justify;"><li>150 g kelapa parut memanjang</li></ol><div style="text-align: justify;"><br style="font-weight: bold;" /><span style="font-weight: bold;">Cara membuat,</span></div><ol style="text-align: justify;"><li>Aduk tepung ketan dengan air daun pandan, air kapur sirih dan garam hingga rata.</li><li>Tuangi air sedikit demi sedikit sambil aduk hingga adonan dapat dibentuk. Diamkan selama 15 menit.</li><li>Ambil 1 sdt adonan, bulatkan, pipihkan, isi dengan sedikit gula merah, bulatkan kembali.</li><li>Rebus dalam air mendidih hingga mengapung. Angkat dan tiriskan.</li><li>Gulingkan dalam kelapa parut hingga rata.</li><li>Sajikan dalam mangkuk daun pisang (sudi)</li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Sumber : </span>www.wikipedia.org</div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-68281512364529613332012-11-26T15:13:00.001-08:002012-11-26T15:13:15.787-08:00Legenda REOG PONOROGO dan WAROK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-R0_-tocEv_0/ULP3SlgKEBI/AAAAAAAAB04/L586QzjugF0/s1600/reog.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="234" src="http://4.bp.blogspot.com/-R0_-tocEv_0/ULP3SlgKEBI/AAAAAAAAB04/L586QzjugF0/s320/reog.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;"></span>Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya. <br /><br />Seorang pembarong, harus memiliki kekuatan ekstra. Dia harus mempunyai kekuatan rahang yang baik, untuk menahan dengan gigitannya beban “Dadak Merak” yakni sebentuk kepala harimau dihiasi ratusan helai bulu-bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 50-an kilogram selama masa pertunjukan. Konon kekuatan gaib sering dipakai pembarong untuk menambah kekuatan ekstra ini, salah satunya dengan cara memakai susuk, di leher pembarong. Untuk menjadi pembarong tidak cukup hanya dengan tubuh yang kuat. Seorang pembarong pun harus dilengkapi dengan sesuatu yang disebut kalangan pembarong dengan wahyu yang diyakini para pembarong sebagai sesuatu yang amat penting dalam hidup mereka. Tanpa diberkati wahyu, tarian yang ditampilkan seorang pembarong tidak akan tampak luwes dan enak untuk ditonton. Namun demikian persepsi misitis pembarong kini digeser dan lebih banyak dilakukan dengan pendekatan rasional. Menurut seorang sesepuh Reog, Mbah Wo Kucing “Reog itu nggak perlu ndadi. Kalau ndadi itu ya namanya bukan reog, itu jathilan. Dalam reog, yang perlu kan keindahannya“.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Legenda Cerita Reog </span><br />Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. <br /><br />Menurut legenda Reog atau Barongan bermula dari kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggalan yang ingin menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu dipengaruhi dan dikendalikan oleh sang permaisuri. Oleh karena itu dibuatlah barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa) yang ditunggangi burung merak. Sang prabu dilambangkan sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng melindunginya dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para warok yang sakti mandraguna. Di masa kekuasaan Adipati Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun lalu, reog mulai berkembang menjadi kesenian rakyat. Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan reog untuk mengembangkan kekuasaannya. <br /><br />Reog mengacu pada beberapa babad, Salah satunya adalah babad Kelana Sewandana. Babad Klana Sewandana yang konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah Bandung Bondowoso dalam legenda Lara Jongrang, Babad Klono Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan Jenggala, yang hampir ditolak oleh Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kawin. Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para warok, prajurit, dan patih dari Jenggala pun menjadi korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman, Sewondono turun sendiri ke gelanggang dan mengalahkan Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari cinta. <br /><br />Versi lain dalam Reog Ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Pujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Dari situ terciptalah Reog Ponorogo. Huruf-huruf reyog mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: Rasa kidung/ Ingwang sukma adiluhung/ Yang Widhi/ Olah kridaning Gusti/ Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa. Unsur mistis merupakan kekuatan spiritual yang memberikan nafas pada kesenian Reog Ponorogo. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">Warok</span><br />Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.<br /><br />Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya. Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.“Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin). <br /><br /><span style="font-weight: bold;">Syarat menjadi Warok</span><br />Warok harus menjalankan laku. “Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama. Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok. Warok sejati pada masa sekarang hanya menjadi legenda yang tersisa. Beberapa kelompok warok di daerah-daerah tertentu masih ada yang memegang teguh budaya mereka dan masih dipandang sebagai seseorang yang dituakan dan disegani, bahkan kadang para pejabat pemerintah selalu meminta restunya. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">Gemblakan</span><br />Selain segala persyaratan yang harus dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan. Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan, yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog. Bagi seorang warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam meminjam gemblak. Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal. Sedangkan jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberikannya seekor sapi. Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian. <br /><br />Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok. Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara gemblak dan waroknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan. <br /><br />Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam hubungannya dengan gemblakan. Di masa sekarang gemblak sulit ditemui. Tradisi memelihara gemblak, kini semakin luntur. Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">Reog di Masa Sekarang</span><br />Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya. <span style="font-weight: bold;">(Rah)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">sumber : <a href="http://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/30/legenda-reog-ponorogo-dan-warok/" rel="nofollow" target="_blank">Legenda REOG PONOROGO dan WAROK</a> </span></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-79425937825901909382012-10-23T15:50:00.003-07:002012-10-23T15:50:56.221-07:00Nasi Uduk Bakar di Wisata Makam Gus Dur <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-dF17oIPsQNI/UIcfEP8lcoI/AAAAAAAABec/pwWNrj1tOSU/s1600/u.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-dF17oIPsQNI/UIcfEP8lcoI/AAAAAAAABec/pwWNrj1tOSU/s1600/u.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Kuliner nasi uduk bagi sejumlah kalangan memang sudah tidak asing lagi, terutama rasa gurihya yang memanjakan lidah. Apalagi nasi uduk yang gurih ini disajikan hangat dengan bungkus daun pisang yang dibakar.<br /><br />Untuk bisa menikmati makanan khas betawi ini warga Jombang tidak perlu repot mencarinya ke kota asal Si Doel. Di kawasan wisata religi Gus Dur peminat kuliner ini bisa menemukan sajian khas nasi uduk bakar. Tepatnya di desa Kwaron Diwek atau arah 300 meter ke utara dari makam Gus Dur arah kota Jombang. “Menu baru ini mungkin bisa jadi alternatif dan pilihan kuliner di Kota Jombang dan wisata Gus Dur,” ujar Fidia Rismana pemilik warung nasi uduk bakar, Rabu (29/8/2012).<br /><br />Memang, menu andalan warung ini adalah nasi uduk bakar. Penggemar wisata kuliner di Jombang bisa menikmati menu tersebut dengan santai. Lokasinya yang berada dipinggir jalan raya bisa menambah suasana santai penggemarnya. Sambil menikmati suasana malam, pengemar nasi uduk bisa menikmati makanan khas bersama ayam bakar manis dan sambel yang pedas. “Tiga rasa gurih, pedas dan manis ini bisa menciptakan sensasi lebih dilidah penggemarnya” imbuhnya.<br /><br />Nasi uduk memang sudah terkenal, nasi dimasak dengan menggunakan santan dan bumbu-bumbu lainya seperti daun salam dan serai. Sedangkan untuk penyajiannya bisa digandengkan dengan daging ayam kampung. Meskipun berada di kaki lima atau bahasa kerennya cafe tenda rasa gurihnya nasi uduk tetap terasa.<br /><br />Tak heran jika sajian baru di kawasan wisata kuliner gus dur ini menjadi alternatif pilihan santap malam sejumlah santri dan peziarah makam mantan presiden RI ke 4 KH Abdurahman Wahid tersebut. “Memang beda rasanya, apalagi di kawasan Gus Dur ini belum ada menu makanannya ini," ujar Maulana salah satu peziarah yang sempat mampir.<br /><br />Dengan merogoh kocek Rp 13.000 Maulana sudah bisa mendapatkan satu porsi sajian khas nasi uduk bakar bersama ayam bakar kampung yang empuk dan lezat. Bersama temannya dia mengaku ingin kembali menikmati sensasi nasi uduk jika berziarah ke makam Gus Dur.<br /><br />Untuk bisa menikmati sajian nasi uduk bakar ini penggemar kuliner malam harus sedikit bersabar. Pasalnya setelah memesan menu mereka harus menunggu nasi dan ayam dibakar terlebih dahulu di tempat. Setelah bumbu ayam bakar masuk dan matang baru bisa disajikan. Nasi uduk yang dibungkus daunpun disajikan hangat dengan bakaran daun pisang. Anda berminat, jangan lupa saat ziarah ke makam Gus Dur atau hanya sekedar ingin menikmati kuliner malam datang ke warung yang ada di pinggir jalan depan pertigaan Jalan Krisna Kwaron Kecamatan Diwek, Jombang.<strong> [<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">sumber:beritajatim.com</span></span>]</strong></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-36129110972321335012012-10-22T00:16:00.000-07:002012-10-22T00:16:12.547-07:00Menelisik Makam Mbah Sayyid Sulaiman <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-nvUN2tOdjlU/UITyW_2-srI/AAAAAAAABd8/V9ndZLbzd9A/s1600/cak+madji.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-nvUN2tOdjlU/UITyW_2-srI/AAAAAAAABd8/V9ndZLbzd9A/s1600/cak+madji.jpg" /></a><strong>Cak Madji</strong> - Makam Mbah Sayyid Sulaiman sering kali dikunjungi para peziarah dengan berbagai kepentingan, salah satunya ingin segera mendapatkan jodoh. Puncak kunjungan terjadi pada malam Jumat Legi.<br /><br />Makam Mbah Sayyid Sulaiman di Dusun Rejo Slamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Jombang semakin ramai dipadati pengunjung. Mereka tidak hanya dari wilayah sekitar seperti Kediri, Blitar, Madiun, Trenggalek, Pasuruan hingga Banyuwangi, juga dari luar Jawa Timur seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bahkan Sulawesi dan daerah-daerah lain.<br /><br />Apa yang membuat mereka tertarik? Masing-masing pengunjung punya keyakinan berbeda ketika berziarah ke makam tersebut. Ada yang mengaku pingin mendapat berkah sehingga cepat mendapat jodoh, pingin sukses usahanya, terlepas dari semua masalah yang dihadapi, dan masih banyak alasan lainnya.<br /><br />Kompleks makam yang luasnya sekitar dua hektare itu sebenarnya terletak persis di perbatasan antara Dusun Rejo Slamet dan Desa Betek. Tetapi karena sudah kadung kesohor makam tersebut terletak di Desa Betek, para pengunjung pun hingga saat ini menyebut makam Mbah Sayyid Sulaiman tersebut di Desa Betek. Padahal, makam tersebut ada di Dusun Rejo Slamet, tepatnya Desa Mancilan. Bahkan, ada cerita sebelum makam Mbah Sayyid ini dikenal banyak orang, Dusun Rejo Slamet bernama Dusun Kuburan (Makam).<br /><br />“Ceritanya Dusun Rejo Slamet dulu adalah Dusun Kuburan (makam) sehingga ketika orang mau ke Rejo Slamet pasti mengatakan mau ke kuburan atau ke makam, mungkin orang-orang dulu merasa nama itu tidak enak lalu diganti dengan nama Rejo Slamet, tetapi memang sejak dulu banyak orang yang berziarah ke makam itu,” kata Tajul Arifin, tokoh masyarakat desa setempat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Silsilah</span><br /><br />Siapa sebenarnya Mbah Sayyid Sulaiman? Silsilahnya, ia adalah keturunan Rasulullah urut ke-26. Dia wafat pada 17 Rabiulawal 1193 H atau 24 Maret 1780 M pada hari Jumat legi. Ibunya seorang putri Sultan Cirebon, dia juga pernah menjabat qadli di Kanigoro Pasuruan.<br /><br />Menurut keterangan, sewaktu Mbah Sayyid ziarah ke makam Mbah Alief yang terletak di desa tersebut, Mbah Sayyid Sulaiman hingga wafat dan dimakamkan di tempat itu pula. Karena itu, tulisan silsilah yang terpampang di ruang juru kunci tersebut menyebutkan, bagaimana tata krama berziarah terlebih dahulu lalu raden atau Mbah Alief baru kemudian ke Makam Mbah Sayyid Sulaiman yang jaraknya tidak jauh dari makam Mbah Alief.<br /><br />Kompleks makam yang dilengkapi mushalla berukuran agak besar tersebut semakin menambah kerasan para peziarah, tak jarang para peziarah bermalam di situ.<br /><br />Meski hari-hari biasa ada juga yang bermukim barang satu sampai tiga hari. Mushala tersebut juga menjadi jujukan para musafir yang melakukan perjalan, beberapa saat mereka beristirahat dan berziarah setelah itu merekapun berangkat lagi.<br /><br />Puncak kegiatan bersama yakni pada Jumat Legi, peziarah diajak melakukan istighatsah dan tahlil bersama. Ternyata ini juga menjadi daya tarik tersendiri, terbukti beberapa rombongan dari luar Jawa Timur, baik itu dari Sulawesi, Sumatera, Jakarta dan lain-lain juga datang pada Jumat legi, sehingga ribuan masa tumplek blek melakukan istighatsah dan tahlil bersama.<br /><br />“Puncaknya memang pada Jumat Lagi, ribuan para peziarah datang kemari. Seringkali yang datang dari luar jawa memang orang-orang dari transmigran, tetapi aslinya memang dari sekitar Jombang, bersama rombongan dengan mengendari bus mereka datang kemari,” kata Yasin. <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">[sumber : suarapendidikan.com]</span></span></div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-90654654362914998122012-10-21T23:50:00.000-07:002012-10-21T23:50:06.202-07:00Kesenian Tradisi Jatilan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-vtG7ZTsP3Vg/UITsjboySNI/AAAAAAAABds/y01mrTfY0LE/s1600/cak+madji.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://3.bp.blogspot.com/-vtG7ZTsP3Vg/UITsjboySNI/AAAAAAAABds/y01mrTfY0LE/s320/cak+madji.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa.<br /><br />Mengenai asal-usul atau awal mula dari kesenian jatilan ini, tidak ada catatan sejarah yang dapat menjelaskan dengan rinci, hanya cerita-cerita verbal yang berkembang dari satu generasi kegenerasi lain. Dalam hal ini, ada beberapa versi tentang asal-usul atau awal mula adanya kesenian jatilan ini, diantaranya adalah sebagai berikut. Konon, jatilan ini yang menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari bambu ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan, bahwa jatilan menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Adapun versi lain menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, raja Mataram untuk mengadapi pasukan Belanda.<br /><br />Pagelaran kesenian ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan tetapi kemudian gerakanya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan lagu-lagu lain. Setelah sekian lama, para penari kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti rancaknya suara gamelan yang dimainkan.<br /><br />Di samping para penari dan para pemain gamelan, dalam pagelaran jatilan pasti ada pawang roh yaitu orang yang bisa “mengendalikan”roh-roh halus yang merasuki para penari. Pawang dalam setiap pertunjukan jatilan ini adalah orang yang paling penting karena berperan sebagai pengendali sekaligus pengatur lancarnya pertunjukan dan menjamin keselamatan para pemainnya. Tugas lain dari pawang adalah menyadarkan atau mengeluarkan roh halus yang merasuki penari jika dirasa sudah cukup lama atau roh yang merasukinya telah menjadi sulit untuk dikendalikan.<br /><br />Selain melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti suara gamelan pengiring, para penari itu juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tidak dapat dinalar oleh akal sehat. Di antaranya adalah mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam seperti silet, pecahan kaca, menyayat lengan dengan golok bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit. Atraksi ini dipercaya merefleksikan kekuatan supranatural yang pada jaman dahulu berkembang di lingkungan kerajaan Jawa, dan merupakan aspek nonmiliter yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.<br />Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional jatilan ini seringkali juga mengandung unsur ritual karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang atau dukun melakukan suatu ritual yang intinya memohon ijin pada yang menguasai tempat tersebut yang biasanya ditempat terbuka supaya tidak menggangu jalannya pagelaran dan demi keselamatan para penarinya.<br /><br />Pagelaran ini seperti pagelaran seni yang lainnya yang umumnya mempunyai suatu alur cerita. Jadi biasanya jatilan ini membawakan sebuah cerita yang disampaikan dalam bentuk tarian. Saat ini tidak banyak orang yang melihat pertunjukan seni dari sisi pakem bentuk kesenian tersebut melainkan dari sisi hiburannya, yang mereka lihat dan lebih mereka senangi adalah bagian dimana para pemain jathilan ini seperti kerasukan dan melakukan atraksi-atraksi berbahaya. Jadi masyarakat melihat Jathilan sebagai sebuah pertunjukan tempat pemain kerasukan. Bukan sebagai pertunjukan yang ingin bercerita tentang suatu kisah.<br /><br />Kesenian jatilan yang dipertunjukan pada upacara adat Mbah Bergas diawali dengan kesenian warok-warokan, yaitu suatu bentuk kesenian yang berjudul Suminten Edan”. Lakon ini bercerita tentang Suromenggolo yang mempunyai anak bernama Cempluk. Suromenggolo mempunyai saudara seperguruan yang bernama Surobangsat. Surobangsat dan Suromenggolo telah lama tidak berjumpa sehingga ia mengunjungi Suromenggolo. Surobangsat mempunyai anak yang bernama Gentho. Surobangsat bermaksud menjodohkan Gentho dengan cempluk. Namun Suromenggolo tidak setuju. Kemudian terjadilah pertarungan antara keduanya. Surobangsat kalah setelah Suromenggolo mengeluarkan aji-aji pamungkas yang berupa kolor.<br /><br />Setelah pertunjukan warok-warokan selesai, dilanjutkan dengan pertunjukan tarian oleh pasukan buto yang berjumlah sepuluh orang penari. Tarian ini sebagai kreasi atau sebagai perkembangan dari pertunjukkan jatilan untuk lebih memeriahkan pertunjukan jatilan dan menarik perhatian warga untuk menyaksikan. Gerakan-gerakan tarian ini sangat dinamis dan enerjik, gerakan yang serempak para penari membuat para penonton terpesona.<br /><br />Aksesoris yang dipakai para penari antara lain gelang kaki, gelang tangan, dan topeng buto yang berwujud hewan-hewan seperti harimau, domba, dan singa. Gerakan yang sangat cepat dan lincah dari para penari membuat gelang kaki yang mereka pakai menimbulkan irama yang rancak.<br /><br />Setelah pertunjukan tarian buto selesai kemudian dilanjutkan tarian jatilan. Jumlah penari jatilan ada sepuluh orang. Aksesoris yang digunakan antara lain gelang tangan, gelang kaki, ikat lengan, kalung (kace), mahkota (kupluk Panji), dan keris. Makna dari busana dan aksesoris yang digunakan adalah meniru tokoh Panji Asmarabangun, yaitu putra dari kerajaan Jenggala Manik. Dalam pertunjukan jatilan ini juga ada tiga pawang yang bertugas untuk mengatur, menjaga dan menjamin lancarnya pertunjukan, pawang-pawang ini juga bertugas untuk menyadarkan para penari yang kerasukan.<br />Dalam pertunjukan jatilan juga disediakan beberapa jenis sesaji antara lain pisang raja satu tangkep, jajanan pasar yang berupa makanan-makanan tradisional, tumpeng robyong yaitu tumpeng robyong yang dihias dengan kubis, dawet, beraneka macam kembang, dupa Cina dan menyan, ingkung klubuk (ayam hidup) yang digunakan sebagai sarana pemanggilan makhluk halus dan lain-lain.<br /><br />Jatilan yang ditampilkan dalam upacara adat Mbah Bergas merupakan sajian dari Paguyuban Kesenian Kuda Lumping Putra Manunggal. Paguyuban ini didirikan sekitar pada tahun 1992. Para penari jatilan berserta penabuh gamelan kurang lebih berjumlah empat puluh orang. Mereka berlatih setiap satu bulan sekali pada pertengahan bulan (biasanya pada malam minggu). Cerita yang disajikan adalah mengadopsi dari Jatilan klasik, yaitu tentang cerita tokoh Kresna. Sedangkan pada warok-warokan selain menampilkan cerita “Suminten Edan” juga mengambil cerita dari babad-babad Jawa, antara lain perang Prabu Baka dengan para Buto. <b>(rah)</b><br /><b><br />Redaktur/Foto :</b> Rahmat Sularso Nh.<br /><b>Sumber :</b><i> http://www.rudisony.wordpress.com</i></div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-79744027671715754222012-10-21T23:40:00.002-07:002012-10-21T23:40:48.914-07:00Legitnya Es Pisang Ijo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-h0k2vemT0Tg/UITqR81KPNI/AAAAAAAABdk/-XPTtc7RK_8/s1600/ijo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="144" src="http://4.bp.blogspot.com/-h0k2vemT0Tg/UITqR81KPNI/AAAAAAAABdk/-XPTtc7RK_8/s200/ijo.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Legitnya Es Pisang ijo, mampu mengundang penggemar baru di Kabupaten Jombang. Apalagi kalau suasana cuaca terik, paling enak meneduhkan badan dengan minum Es Pisang Ijo. Bahannya sederhana, berbahan dasar pisang, santan dan tepung beras. Cara membuatnya juga tidak begitu sulit.<br /><br />Bagi anda yang tertarik menikmati Es Pisang Ijo, sekarang tidak hanya bisa membayangkan saja. Namun silahkan mencoba sebab sudah banyak penjual Es yang katanya dari Makasar ini. Berikut adalah Resep Es Pisang Ijo ala Dapurnya Radja, mari di coba sendiri sesuai selera keluarga.<br /><br /><b>Bahan Kulit Es Pisang Ijo :</b><br /><br />- 2 gelas tepung beras<br />- 2 gelas air minum<br />- 1 sdm pasta pandan<br />- 1/2 sdt garam<br />- Pisang Raja 7 buah (kukus bersama kulitnya)<br />- minyak goreng 1 sdm<br />- Daun pandan 1 lembar<br />- Gula pasir 250 gr<br />- Santan 750 cc<br />- Tepung terigu 150 gr<br /><br /><b>Pelengkap Es Pisang Ijo :</b><br /><br />- Susu Kental Manis<br />- Kacang tanah sangrai beri gula pasir setelah ditumbuk kasar<br />- Sirup cocopandan<br /><br /><b>Cara Membuat Kulit Es Pisang Ijo :</b><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li>Masak air dengan garam hingga mendidih, tuang tepung beras kedalam baskom, masukan air yg telah mendidih tadi kedalam baskom yg ada tepung berasnya aduk dengan centong kayu campurkan juga pasta pandan aduk hingga kalis/ tercampur rata, sisihkan hingga suam2 ku/ hangat.</li><li>Ambil plastik bentangkan dimeja, taruh sedikit minyak goreng diatas plastik (agar adonan tidak lengket), ambil 3 sdm adonan kulit tadi ratakan diatas plastik tipiskan dan letakkan pisang (yg telah dikukus dan dikupas) balut pisang dengan kulitnya dan bentuk menyerupai pisang kemudian siapkan dandang dan kukus pisang ijo kira2 10 menit angkat.</li></ol><div style="text-align: justify;"><br /><b>Cara Membuat Kuah/Bubur Es Pisang Ijo :</b><br /><br />Campur santan dengan tepung terigu dan gula dan masukan daun pandan, masak diatas kompur dengan api sedang sambil diaduk2 hingga mendidih, angkat dan siap disajikan.<br /><br /><b>Cara Menyajikan Es Pisang Ijo :</b><br /><br />Ambil 1 buah pisang ijo, iris serong tipis, taruh diatas piring, risam dengan kuah/bubur dan hidangkan dengan pelengkap sirup, susu kental manis dan kacang tanah sangrai. <b>(suarapendidikan.com)</b></div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-20555795451766301012012-10-16T01:11:00.002-07:002013-01-28T02:21:59.964-08:00Cindelaras<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. “Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri,” pikirnya.</div><div style="text-align: justify;">Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.</div><div style="text-align: justify;">Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. “Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh,” kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja menganggung puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.</div><blockquote class="tr_bq"><div style="text-align: justify;">Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur. “Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku.” Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan! “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”</div></blockquote><div style="text-align: justify;">Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. “Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan. Ayamnya benar-benar tangguh.</div><div style="text-align: justify;">Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras dengan santun. “Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-QJTdVgJe7T4/UQZRNQlpqnI/AAAAAAAACb0/mPUWNoET_38/s1600/cindelaras.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-QJTdVgJe7T4/UQZRNQlpqnI/AAAAAAAACb0/mPUWNoET_38/s1600/cindelaras.jpeg" /></a>Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?” Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…,” ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Tanya Baginda keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda.”</div><div style="text-align: justify;">Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. “Aku telah melakukan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra. “Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku,” lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.</div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267113501189217123.post-66559918288983011812012-10-16T00:59:00.002-07:002012-10-21T23:51:49.851-07:00Gangguan Sistem Komputer di Kantor<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-aVq-mPelCtg/UH0UOeOcJgI/AAAAAAAABbA/vKXJ5v4TW0g/s1600/index.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="162" src="http://4.bp.blogspot.com/-aVq-mPelCtg/UH0UOeOcJgI/AAAAAAAABbA/vKXJ5v4TW0g/s200/index.jpeg" width="200" /></a>Sistem komputer yang baru dipasang di kantor down seharian. Sari memutuskan untuk tetap lembur satu malam untuk mengejar pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk. Pada perjalanan pulang, seorang polisi menghentikan dia karena ngebut.<br /><br />"Apakah ini akhir yang sempurna untuk hari yang mengerikan??!" serunya. "Sistem komputer kantor kami berjalan, kemudian down, direstart lagi dan berjalan, kemudian down lagi. Saya terlambat untuk mengejar ketinggalan pekerjaan, dan sekarang...???"<br /><br />Petugas tidak terpengaruh oleh alasan Sari dan ia pergi ke mobilnya untuk menyiapkan surat tilang elektronik. Setelah 1 jam menunggu, polisi itu kembali dengan membawa SIM dan STNK Sari.<br /><br />Saat ia menyerahkannya kembali kepadanya tanpa surat tilang, polisi itu tersenyum dan berkata, "Komputer kami juga sedang down."</div></div>Bang Jalihttps://plus.google.com/105851450193045944709noreply@blogger.com1