tag:blogger.com,1999:blog-30739821049362215222024-02-08T11:03:26.007+07:00Cyberdark BlogHey teman, jika kalian ingin mencari info atau sekedar lewat bisa masuk ke blog ini,..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comBlogger475125tag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-19088701242053601122018-09-09T10:57:00.002+07:002018-09-09T10:57:21.292+07:00rokok<br />
<div class="MsoNoSpacing" style="mso-line-height-alt: 1.15pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung yang lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="mso-line-height-alt: 1.15pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan - bungkusan
tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru
atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering
diabaikan).<i style="mso-bidi-font-style: normal;">(sumber: Wikipedia.com)<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="mso-line-height-alt: 1.15pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Oleh karena itu, dibuatlah bermacam – macam solusi
untuk menanggulangi masalah itu dan salah satu nya adalah dengan membuat suatu
produk yaiu rokok herbal agar menjadi sumber alternatif untuk pengguna agar
menyalurkan kebiasaannya pada hal yang tidak merusak kesehatan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="mso-line-height-alt: 1.15pt; text-align: center;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600"
o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f"
stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_6" o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75"
alt="Image result for bagian bagian rokok" style='width:291pt;height:261pt;
visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png"
o:title="Image result for bagian bagian rokok"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 18.0pt; mso-line-height-alt: 1.15pt; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Gambar 1.</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">1</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-ID;">Bagian – bagian dalam Rokok<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 18.0pt; mso-line-height-alt: 1.15pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dari penelitian terhadap 1.263 pasien kanker
paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa mereka yang menjadi perokok
pasif di rumah akan meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 18%. Bila hal
ini terjadi dalam waktu yang lama, 30 tahun lebih, risikonya meningkat menjadi
23%. Bila menjadi perokok pasif dilingkungan kerja atau kehidupan sosial,
risiko kanker paru-paru akan meningkat menjadi 16%.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Rokok herbal merupakan salah satu alternatif dan dapat
digunakan menjadi suatu bentuk terapi fisik bagi para perokok. Rokok herbal
terbuat dari beberapa ramuan yang diolah menjadi bahan campuran tembakau
pilihan. Campuran ini-lah yang mampu menetralkan kandungan tar dan nikotin
dalam produk rokok herbal. Bahan campuran ini juga berfungsi sebagai
ramuan terapi kesehatan yang tidak bersifat kimiawi. Ramuan ini bermanfaat
untuk melancarkan peredarandarah, membersihkan racun dalam tubuh terutama pada
saluran pernafasan. Begitupun dengan kandungan tar dan nikotin yang ter-dapat
dalam rokok herbal sangat rendah. Hasil uji laboratorium resmi menunjukkan fakta
presentase kandungan nikotin dalam produk rokok herbal sangat rendah bahkan
hampir mencapai 0%<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Menurut riset 51,1 persen rakyat Indonesia adalah perokok aktif, tertinggi di ASEAN dan sangat jauh bedanya dengan negara-negara tetangga, misalnya: Brunei Darusallam 0,06% dan Kamboja 1,15%. Pada tahun 2013, 43,8% perokok berasal dari golongan lemah; 37,7% perokok hanya memiliki ijazah SD; petani, nelayan dan buruh mencakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif berusia di antara 30 hingga 34 tahun. Bagusnya hanya 1,1% perempuan Indonesia adalah perokok aktif, walaupun tentunya perokok pasif akan lebih banyak.[1]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 115%;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-28532398747249100492018-05-03T09:27:00.001+07:002018-05-03T09:43:56.005+07:00Sifat bahan kompleksometri sifat bahan<br />
1. Kalsium karbonat<br />
a.sifat fisika<br />
<br />
<ul>
<li>fase : padat</li>
<li>warna : abu abu</li>
<li>bau : tak berbau</li>
<li>titik lebur : 825oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : CaCO3</li>
<li>berat molekul : 100 gr/mol</li>
<li>korosifitas :</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
d.fungsi : bahan yang dihitung kesadahannya </div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Kalium Hidroksida</div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : padat</li>
<li>warna : tak berwarna</li>
<li>titik didih : 1327oc</li>
<li>titik lebur : 360oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : KOH</li>
<li>berat molekul : 56,11 gr/mol</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
3. Aquadest<br />
a.sifat fisika<br />
<br />
<ul>
<li>fase : cair</li>
<li>warna : tak berwarna</li>
<li>titik beku : 0oc</li>
<li>titik didih : 100oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : H2O</li>
<li>berat molekul : 18,02 gr/mol</li>
<li>korosifitas : tidak korosif</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : ( tidak ada penanganan khusus )</div>
</div>
<div>
d.fungsi : sebagai pelarut sampel</div>
<div>
<br /></div>
<div>
4. Kalsium Oksida</div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : padat </li>
<li>bau : tak berbau</li>
<li>titik didih : 1850oc</li>
<li>titik lebur : 2572oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : CaO</li>
<li>berat molekul : 56,08 gr/mol</li>
<li>ph ; 10</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
d.fungsi : bahan yang diuji kadarnya</div>
<div>
<br /></div>
<div>
5. Indikator EBT</div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : padat</li>
<li>warna hitam brownis</li>
<li>bau : tak berbau</li>
<li>titik didih : tidak diketahui</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : C20 - H12 - N3 - Na - O7 - S</li>
<li>berat molekul : 461 gr/mol</li>
<li>kelarutan : larut dalam air</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
d.fungsi : sebagai indikator ligan dalam sampel</div>
<div>
<br /></div>
<div>
6. Asam klorida </div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : cair</li>
<li>bau : asam</li>
<li>warna : tidak berwarna </li>
<li>titik didih : 108oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : HCL</li>
<li>berat molekul : 46,5 gr/mol</li>
<li>korosifitas : korosif</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
d.fungsi : pelarut sampel dalam penetapan kadar CaO</div>
<div>
<br /></div>
<div>
7. Kalium Sianida</div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : padat</li>
<li>bau : seperti almond</li>
<li>warna : putih</li>
<li>titik didih : 16,35oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>rumus molekul : KCN</li>
<li>berat molekul : 65,11 gr/mol</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
d.fungsi : untuk menyeimbangan sampel tidak terjadi hidroksi terhadap ion - ion nya</div>
<div>
<br /></div>
<div>
8. MgEDTA</div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : cair</li>
<li>bau : tak berbau</li>
<li>warna : bening</li>
<li>titik didih : 100oc</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>pH:7</li>
<li>Kelarutan : larut dalam air</li>
</ul>
<div>
c.penanganan : bawa ke udara </div>
</div>
<div>
d.fungsi : larutan sebagai ligan untuk ion logam</div>
<div>
<br /></div>
<div>
9.Na2EDTA</div>
<div>
a.sifat fisika</div>
<div>
<ul>
<li>fase : padat</li>
<li>warna : putih</li>
<li>bau : khas</li>
</ul>
<div>
b.sifat kimia</div>
</div>
<div>
<ul>
<li>pH : 4 -5</li>
<li>Kelarutan : larut dalam air</li>
</ul>
<div>
c. penanganan : basuh dengan banyak air kurang lebih 15 menit</div>
</div>
<div>
d. fungsi : sebagai titer dalam proses titrasi sampel</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-18173299493192839282018-05-02T22:03:00.000+07:002018-05-03T09:20:49.756+07:00kompleksometriKompleksometri merupakan metode analisis kuantitatif, yaitu metode titrasi atau pengukuran kadar logam dengan menggunakan senyawa kompleks. Titrasi ini berdasarkan reaksi antara logam dengan ligan untuk membentuk senyawa kompleks antara logam dengan ligan (peghelat).<br />
<br />
Pada kompleksometri, hanya unsur atau senyawa nonlogam yang memberikan pasangan elektron bebas kepada unsur logam, jadi ikatan yang terbentuk pada titrasi ini adalah ikatan ionik. Senyawa kompleks terbentuk karena adanya anion yang konsentrasinya melebihi sneyawa garam. Contoh dari senyawa kompleks tersebut adalah [FeCl6]-4.<br />
<br />
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral<br />
<br />
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :<br />
<br />
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O<br />
<br />
A. Metode-metode titrasi kompleksometri :<br />
1. Titrasi Langsung<br />
Titrasi ini dapat dilakukan terhadap sedikitnya 25 kation dengan menggunakan indikator logam. Pereaksi pembentukan kompleks, seperti sitrat dan tartrat, sering ditambahkan untuk pencegahan endapan hidroksida logam. Buffer NH3-NH4Cl dengan pH 9 sampai 10 sering digunakan untuk logam yang membentuk kompleks dengan amoniak.<br />
<br />
2. Titrasi Kembali<br />
Titrasi ini digunakan apabila reaksi antara kation dengan EDTAlambat atau apabila indicator yang sesuai tidak ada. EDTA berlebih ditambahkan berlebih dan yang bersisa dititrasi dengan larutan standar Mg dengan menggunakan calmagnite sebagai indicator. Kompleks Mg-EDTA mempunyai stabilitas relative rendah dan kation yang ditentukan tidak digantikan dengan magnesium. Cara ini dapat juga untuk menentukan logam dalam endapan, seperti Pb di dalam PbSO4 dan Ca dalam CaSO4.<br />
<br />
3. Titrasi Subtitusi<br />
Titrasi ini berguna bila tidak ada indicator yang sesuai untuk ion logam yang ditentukan. Sebuah larutan berlebih yang mengandung kompleks Mg-EDTA ditambahkan dan ion logam, misalnya M2+, menggantikan magnesium dari kompleks EDTA yang relative lemah itu.<br />
<br />
4. Titrasi Tidak Langsung<br />
Titrasi ini beberapa jenis telah dilaporkan, antara lain penentuan sulfat dengan menambahkan larutan baku barium berlebihan dan menitrasi kelebihan tersebut dengan EDTA. Juga pospat sudah ditentukan setelah pengendapan sebagai MgNH4PO4 yang tidak terlalu sukar larut lalu menitrasi kelebihan Mg.<br />
<br />
5. Titrasi alkalimetri<br />
Dengan menambahkan larutan Na2H2Y berlebihan kepada larutan analat yang bereaksi netral. Ion hydrogen yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku basa.<br />
<br />
referensi : https://muthiaura.wordpress.com/2012/06/05/titrasi-kompleksometri/<br />
https://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/kompleksometri/<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-46135467630392606702018-05-01T19:01:00.000+07:002018-05-02T08:50:09.741+07:00Sifat Bahan Sistem Kristal dan Massa Jenis Sifat Bahan<br />
1. Aquadest<br />
a. sifat fisika<br />
<br />
<ol>
<li>fase : cair</li>
<li>warna : tidak berwarna </li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 1 gr/cm3</li>
</ol>
<div>
b. sifat kimia</div>
<div>
<ol>
<li>rumus molekul : H2O</li>
<li>berat molekul : 18,02 gr/mol</li>
<li>korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
c. fungsi : sebagai media mengukur pertambahan volume besi dan alumunium</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<br />
2. Alumunium<br />
<div>
a. sifat fisika<br />
<br />
<ol>
<li>fase : padat</li>
<li>warna : silver putih</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 2,7 gr/cm3</li>
</ol>
<div>
b. sifat kimia</div>
<div>
<ol>
<li>rumus molekul : Al</li>
<li>berat molekul : 26,98 gr/mol</li>
<li>korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
c. fungsi : bahan yang akan dihitung massa jenis dan diukur volumenya pada percobaan sistem kristal</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
3. Besi<br />
a. sifat fisika<br />
<br />
<ol>
<li>fase : padat</li>
<li>warna : tidak sampai abu - abu </li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 7,8 gr/cm3</li>
</ol>
<div>
b. sifat kimia</div>
<div>
<ol>
<li>rumus molekul : Fe</li>
<li>berat molekul : 55,8 gr/mol</li>
<li>korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
c. fungsi : bahan yang akan dihitung massa jenis dan diukur volumenya pada percobaan sistem kristal<br />
referensi : www.sciencelab.com/msdsList.php</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-67622874141909156562018-05-01T18:55:00.000+07:002018-05-02T08:49:30.565+07:00Sistem Kristal dan Massa JenisKristal adalah benda padat yang berbentuk polydes / polyhidral atau bidang banyak yang berbentuk tertentu dan selalu dibatasi oleh bidang datar. Keteraturan bentuk kristal ini disebabkan oleh mineral – mineral tersebut tersusun dari atom – atom maupun molekul – molekul yang teratur satu sama lain.<br />
<br />
Pada Struktur kristal adalah suatu susunan khas atom-atom dalam suatu kristal. Suatu struktur kristal dibangun oleh sel unit, sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, yang secara periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi. Spasi antar sel unit dalam segala arah disebut parameter kisi<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem kristal terbagi atas 7 jenis yaitu :</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">1. Sistem Isometrik</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau
dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu
kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: -7.65pt;">
<b><span lang="IN">2.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-GB">Sistem Tetragonal</span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "georgia" , serif; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><u1:p></u1:p><o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Sama dengan sistem
isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak
lurus. Dalam kristalografi, tetragonal merupakan satu dari tujuh sistem kristal
dan mempunyai tujuh buah kelas. Tetragonal merupakan hasil dari pemanjangan
bentuk dasar cubic sehingga bentuk dasar cubic tersebut menjadi prism.
Tetragonal mempunyai dua buah bentuk bravais lattice yaitu simple tetragonal
dan centered tetragonal </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Sistem Hexagonal</span></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan
panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih
panjang).<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap
sumbu γ.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4. Sistem Trigonal</span></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain
yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam
sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik
sudut yang melewati satu titik sudutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b =
d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu
d, tapi tidak sama dengan sumbu c.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5. Sistem Orthorhombik</span></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="background-color: transparent; font-size: 12pt;">Pada
kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain.</span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6. Sistem Monoklin</span></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu
tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang
dan sumbu b paling pendek.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α =
β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus
(90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7. Sistem Triklin</span></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada
yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan
γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya</span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.8pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.8pt;">referensi :</span><br />
<span style="text-indent: 21.8pt;"><span style="font-family: times new roman, serif;">https://www.scribd.com/doc/242692843/Tivan-Laporan-II-docx</span></span><br />
<span style="text-indent: 21.8pt;"><span style="font-family: times new roman, serif;">http://nurulfdls.blogspot.co.id/2013/12/keadaan-padat-sistem-kristal-dan-massa.html</span></span><br />
<span style="text-indent: 21.8pt;"><span style="font-family: times new roman, serif;"><br /></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-74449728113477056712018-04-30T05:03:00.002+07:002018-04-30T05:03:33.653+07:00argento - pemanganometriAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-17662704030093175992018-04-25T06:58:00.002+07:002018-04-26T08:23:55.665+07:00sifat bahan kelarutan sistem fenol airSifat bahan<br />
1. Aquadest<br />
A. Sifat Fisika<br />
<br />
<ol>
<li>fase : cair</li>
<li>densitas : 1 gr/cm3</li>
<li>warna : tidak berwarna</li>
<li>Bau : tidak berbau</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Molekul : H2O</li>
<li>Berat Molekul : 18,02 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebaagai bahan uji pada praktikum kelarutan timbal balik sistem biner fenol air</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<br />
1. Fenol<br />
<div>
A. Sifat Fisika<br />
<br />
<ol>
<li>fase : padatan </li>
<li>densitas : 1,07 gr/cm3</li>
<li>warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : bau khas</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Molekul : C6H5OH</li>
<li>Berat Molekul : 94,4 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebaagai bahan uji pada praktikum kelarutan timbal balik sistem biner fenol air</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
referensi : </div>
<div>
www.sciencelab.com/msdsList.php</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-48518847781546952552018-04-25T06:24:00.000+07:002018-04-25T06:53:43.986+07:00kelarutan timbal balik sistem fenol airKelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.<br />
<br />
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.<br />
<br />
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi.<br />
<br />
Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah.<br />
<br />
Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.<br />
<br />
SIFAT KELARUTAN<br />
Larutan Jenuh<br />
Yaitu suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat. Larutan jenuh merupakan larutan dimana zat terlarutnya (molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu. Untuk zat elektroit yang sukar larut, larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp.<br />
<br />
Larutan Hampir Jenuh atau Tidak Jenuh<br />
yaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu.<br />
<br />
Larutan Lewat Jenuh<br />
yaitu suatu kelarutan yang mengandung zat terlarut dalam kosentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya pada temperatur tertentu,terdapat juga zat terlarut yang tidak terlarut dalam koz.<br />
<br />
CAMPURAN HOMOGEN DAN HETEROGEN<br />
<b>Campuran homogen</b> adalah campuran dua zat atau lebih dimana semua zat memiliki susunan yang seragam, sehingga sulit dibedakan antara komponen zat yang satu dengan yang lainnya.<br />
<b>Campuran heterogen</b> adalah campuran dua zat atau lebih dimana zat penyusunnya tidak sama atau tidak seragam sehingga masih bisa dibedakan antara partikel-partikel zat penyusunnya.<br />
<br />
referensi :<br />
http://www-supadi.blogspot.co.id/2010/12/kelarutan-timbal-balik.html<br />
https://id.wikipedia.org/wiki/Solvasi<br />
http://www.sridianti.com/perbedaan-campuran-homogen-dan-heterogen.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-64409253131981158782018-04-22T20:04:00.001+07:002018-04-22T20:05:03.822+07:00sifat bahan iodi - iodometri<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">Sifat Bahan</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">1. Aquadest</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">A. Sifat Fisika</span><br />
<ol style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
<li>Fase : Cair</li>
<li>Bau : tidak berbau</li>
<li>warna : tidak berwarna</li>
<li>densitas : 1 gr/cm3</li>
</ol>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
B. Sifat Kimia</div>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
<ol>
<li>Rumus Molekul : H2O</li>
<li>Berat Molekul : 18,02 gr/mol'</li>
<li>Korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
( Tak ada )</div>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
D. Fungsi : Sebagai pelarut dalam percobaan iodi - iodometri </div>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma; font-size: 14px;">
<div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium;">
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">2. Kalium Dikromat</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">A. Sifat Fisika</span></div>
<ol>
<li>Fase : padat</li>
<li>Bau : tidak berbau</li>
<li>rasa : pahit</li>
<li>densitas : 2,9 gr/cm3</li>
<li>titik leleh : 398oc</li>
<li>warna : orange - merah</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Molekul : K2Cr2O7</li>
<li>Berat Molekul : 294,2 gr/mol'</li>
<li>pH : 4</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma;">Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma;">Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
</div>
<div>
D. Fungsi : Sebagai larutan standar primer untuk menentukan kadar Cu2+<br />
<br />
<div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium;">
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">3. Asam Klorida</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">A. Sifat Fisika</span></div>
<ol>
<li>Fase : cair</li>
<li>densitas : 1,05 gr/cm3</li>
<li>titik didih : 108oc</li>
<li>warna : kuning - terang </li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Molekul : HCl</li>
<li>Berat Molekul : 36,5 gr/mol'</li>
<li>pH : asam</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma;">Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma;">Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
</div>
<div>
D. Fungsi : sebagai zat pereaksi dalam percobaan iodi-iodometri dan pemberi suasana asam<br />
<br />
<div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium;">
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">4. Kalium Iodida</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: "segoe ui" , "arial" , "tahoma"; font-size: 14px;">A. Sifat Fisika</span></div>
<ol>
<li>Fase : padat</li>
<li>Bau : tidak berbau</li>
<li>rasa : pahit</li>
<li>densitas : 3,19 gr/cm3</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Molekul : KI</li>
<li>Berat Molekul : 166 gr/mol'</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma;">Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li style="font-family: "Segoe UI", Arial, Tahoma;">Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
</div>
<div>
D. Fungsi : Sebagai zat terlarut untuk meningkatkan kelarutan dan mengurangi penguapan iodium<br />
<br />
<div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium;">
<div style="font-family: "Times New Roman";">
5. Asam Sulfat</div>
<div style="font-family: "Times New Roman";">
A. Sifat Fisika</div>
<div style="font-family: "Times New Roman";">
<ol>
<li>Fase : cair</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>Warna : tidak berwarna </li>
<li>Densitas : 1,84 gr/mol</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div style="font-family: "Times New Roman";">
<ol>
<li>Rumus Formula : H2SO4</li>
<li>Berat Molekul : 98 gr/mol</li>
<li>Sangat Korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div style="font-family: "Times New Roman";">
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li>Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li>Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
<div>
D. Fungsi : sebagai zat pereaksi dan pemberi suasana asam<br />
<br />
<div>
6. Ammonium Hidroksida</div>
<div>
A. Sifat Fisika</div>
<div>
<ol>
<li>Fase : cair</li>
<li>bau : kuat</li>
<li>Warna : tidak berwarna </li>
<li>Densitas : 0,84 gr/mol</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Formula : NH4OH</li>
<li>Berat Molekul : 35,05 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : sangat korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li>Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li>Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
<div>
D. Fungsi : sebagai zat pereaksi dalam suasana basa<br />
<br />
<div>
7. Natrium Thiosulfat</div>
<div>
A. Sifat Fisika</div>
<div>
<ol>
<li>Fase : padat</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>Warna : putih </li>
<li>Densitas : 1,75 gr/mol</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Formula : Na2S2O3</li>
<li>Berat Molekul : 249 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li>Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li>Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
<div>
D. Fungsi : sebagai titran dalam titrasi serta larutan baku sekunder<br />
<br />
<div>
8. Indikator Amylum</div>
<div>
A. Sifat Fisika</div>
<div>
<ol>
<li>Fase : padatan </li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>Warna : putih</li>
<li>Densitas : 1,5 gr/mol</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Formula : C6H10O5</li>
<li>Berat Molekul : tidak tersedia</li>
<li>Korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li>Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li>Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
<div>
D. Fungsi : sebagai indikator pada titrasi percobaan iodi - iodometri<br />
referensi :<br />
<span style="font-family: "Times New Roman";">sciencelab.com/msdsList.php</span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-40240591949609706642018-04-22T18:41:00.003+07:002018-04-22T18:41:37.526+07:00iodi-iodometriTitrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah dan mudah. (Rivai, 1995: 98)<br />
<br />
Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C.<br />
<br />
Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan kalium iodida dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. (Baaset, 1994: 82)<br />
<br />
Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, mudah, dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetri kurang spesifik. Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar dari zat-zat uji yang bersifat reduktor dengan titrasi langsung. Sedangkan untuk titrasi iodimetri adalah kebalikannya<br />
Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksidator misalnya Cl2, Fe (III), Cu (II) dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya. (Rivai, 1995: 93)<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan secara luas oleh analisistitrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-beda,menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Banyak dari reaksi-reaksi ini memenuhisyarat untuk dipergunakan dalam analisi titrimetrik dan penerapan-penerapannya cukup banyak.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang rendah dapat direksikan secarasempurna dalam suasana asam. Adapun indikator yang digunakan dalam metode ini adalahindikator kanji.Sedangkan bromometri merupakan metode oksidasi reduksi dengan dasar reaksi aksidasi dari ion bromat .</div>
<div>
<br /></div>
<div>
BrO3- + 6H+ + 6e → Br- + 3H2O</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Adanya kelebihan KBrO3 dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat</div>
<div>
<br /></div>
<div>
BrO3 + Br- + H+ → Br2 +H2O</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bromine yang dibebaskan akan merubah warna larutan menjadi kuning pucat (warna merah ), jika reaksi antara zat dan bromine dalam lingkungan asam berjalan cepat maka titrasi dapatsecara langsung dilakukan. Namun bila lambat maka dapat dilakukan titrasi tidak langsung yaitularutan bromine ditambah berlebih dan kelebihan bromine ditentukan secar iodometri. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bromin dapat diperoleh dari penambahan asam kedalam larutan yang mengandung kalium bromat dankalium bromide.Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasilangsung dengan iodin adalah tiosulfat, arseni dan entimon, sulfida dan ferosianida. Kekuatanreduksi yang dimiliki oleh dari beberapa substansi ini adalah tergantung dari pada konsentrasiion hydrogen, dan reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kitamelakukan penyesuaian ph yang sulit.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
referensi :</div>
<div>
https://www.scribd.com/document/23569314/Iodometri-Dan-Iodimetri</div>
<div>
https://www.academia.edu/7838841/Iodometri-Iodimetri?auto=download</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-70707667823261510272018-04-18T07:01:00.003+07:002018-04-18T07:01:46.747+07:00sifat bahan koloidSifat Bahan<br />
<div>
<br /></div>
<div>
1. Aquadest </div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 1 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : H20</li>
<li>Berat Molekul : 18.02 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : Tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai medium pendispersi dan bahan uji percobaan sistem koloid</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
2. Detergen</div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : padat</li>
<li>Warna : putih</li>
<li>bau : harum</li>
<li>densitas : 0,87 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>larut dalam air</li>
<li>bersifat karsiogenik</li>
<li>merupakan senyawa toksik</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai zar emulgator dalam sistem koloid</div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
3. Benzena</div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>titik didih : 80,10oc</li>
<li>densitas : 0,88 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>bersifat karsiogenik</li>
<li>merupakan senyawa non polar</li>
<li>lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada adisi</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai bahan uji praktikum sistem koloid dan sebagai zat terdispersi</div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
4. Minyak Goreng</div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : kuning </li>
<li>bau : agak berbau</li>
<li>densitas : 0,8 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>dalam reaksi hidrolisa minyak berubah jadi asam lemak</li>
<li>oksidasi terjadi bila kontak antara senyawa dengan minyak bebas</li>
<li>tidak larut dalam air</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : sebagai bahan uji pada percobaan sistem koloid</div>
</div>
</div>
<div>
<div>
<div>
<br />
referensi :<br />
sciencelab.com/msdsList.php</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-37168462273325149182018-04-18T06:53:00.004+07:002018-04-18T07:14:46.053+07:00koloid<span style="background-color: #f9f9f9; font-family: "arial" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 15px;">Pengertian</span><strong style="background-color: #f9f9f9; border: 0px; font-family: arial, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> koloid</strong><span style="background-color: #f9f9f9; font-family: "arial" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 15px;"> adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi.</span><br />
<span style="background-color: #f9f9f9; font-family: "arial" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span>
TABEL Perbedaan Koloid dan suspensi<br />
<img alt="Image result for perbedaan larutan suspensi dan koloid" src="https://id-static.z-dn.net/files/d49/8634decc508ab9e16da9bae257a99f45.jpg" /><br />
<br />
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Ada dua tipe emulsi, yaitu:<br />
<br />
a. Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak<br />
<br />
b. Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.<br />
<br />
Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik<br />
<br />
Zat Pengemulsi (Emulgator)<br />
<br />
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil. Untuk itu kita memerlukan suatu zat penstabil yang disebut zat pengemulsi atau emulgator. Tanpa adanya emulgator, maka emulsi akan segera pecah dan terpisah menjadi fase terdispersi dan medium pendispersinya, yang ringan terapung di atas yang berat. Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Adanya penurunan tegangan permukaan secara bertahap akan menurunkan energi bebas yang diperlukan untuk pembentukan emulsi menjadi semakin minimal. Artinya emulsi akan menjadi stabil bila dilakukan penambahan emulgator yang berfungsi untuk menurunkan energi bebas pembentukan emulsi semaksimal mungkin.<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial; font-size: 10.6667px; line-height: 21.3333px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial; font-size: 10.6667px; line-height: 21.3333px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">1. Tegangan antarmuka rendah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial; font-size: 10.6667px; line-height: 21.3333px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial; font-size: 10.6667px; line-height: 21.3333px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">3. Tolakkan listrik double layer</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial; font-size: 10.6667px; line-height: 21.3333px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">4. Relatifitas phase pendispersi kecil</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 21.3333px; text-align: justify;">
<div style="font-family: arial; font-size: 10.6667px;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">5. Viskositas tinggi.</span></div>
<div style="font-family: arial; font-size: 10.6667px;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;"><br /></span></div>
<div style="font-family: arial; font-size: 10.6667px;">
<span style="font-family: "calibri"; font-size: 11pt; line-height: 29.3333px;">referensi :</span></div>
<span style="font-family: calibri; font-size: 14.6667px; line-height: 29.3333px;">https://ibnuhayyan.wordpress.com/2008/09/10/emulsi/</span><br />
<span style="font-family: calibri; font-size: 14.6667px; line-height: 29.3333px;">https://brainly.co.id/tugas/5871963</span><br />
<span style="font-family: calibri; font-size: 14.6667px; line-height: 29.3333px;">https://www.studiobelajar.com/koloid/</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-45666967334073759812018-04-11T05:55:00.004+07:002018-04-11T05:55:51.032+07:00konstanta kesetimbanganReaksi kesetimbangan adalah reaksi bolak-balik (reversibel) yang menunjukan reaktan bereaksi membentuk produk dan produk dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Arah panah persamaan reaksinya dua arah, yaitu ke arah kanan (ke produk) dan ke arah kiri (ke reaktan). Pada reaksi kesetimbangan, keadaan reaksinya secara mikroskopis berlangsung dinamis/terus-menerus/tidak berhenti (namun secara makroskopis reaksi diam/berhenti) dan laju reaksi ke arah kanannya akan sama dengan laju reaksi ke arah kirinya. Karena laju reaksi ke arah kanannya sama dengan laju reaksi ke arah kirinya, maka jumlah zat-zat pada saat kesetimbangnya itu akan tetap.<br />
<br />
<b>Kesetimbangan Homogen dan Heterogen</b><br />
Istilah kesetimbangan homogen berlaku untuk reaksi yang semua spesi bereaksinya berada pada fasa yang sama.<br />
Subskrip dalam Kc menyatakan bahwa konsentrasi spesi yang bereaksi dinyatakan dalam mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas juga dapat dinyatakan dalam tekanan parsialnya. Pada suhu tetap, tekanan P dari suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter gas tersebut. Secara umum, untuk reaksi kesetimbangan dalam fasa gas:<br />
<div style="text-align: center;">
aA (g) ⇌ bB (g) </div>
di mana a dan b adalah koefisien stoikiometri. Konstanta kesetimbangan Kc adalah:<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDKJjyWDZVVvdCvy2wcC6Fg2d4tDj3xIGNj7vGc5Yl4Y_V9DsB7gkGB0yOHAMU9Aleg7E5a-XWr_-NGlRn6nqfnquynb8tPUrpZpYwIYrZ1hjY-2bLk0jXBNtw5dywDHqsXvirtZW6a8U/s1600/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="45" data-original-width="66" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDKJjyWDZVVvdCvy2wcC6Fg2d4tDj3xIGNj7vGc5Yl4Y_V9DsB7gkGB0yOHAMU9Aleg7E5a-XWr_-NGlRn6nqfnquynb8tPUrpZpYwIYrZ1hjY-2bLk0jXBNtw5dywDHqsXvirtZW6a8U/s1600/1.png" /></a></div>
<br />
dan persamaan untuk Kp adalah:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA8IeOjLuQA5SxgLwSJA4fQML9p7YdV5bCSPFcgshKKFDp0PqAVTNjympsHA2pJCmSgloJQWjKGiJrFKo4VQOit-jE_1AyiYmw0YzmKjYynz-0ia7YeiN9r1X21BHkN_DRr6_eR2wytAs/s1600/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="47" data-original-width="56" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA8IeOjLuQA5SxgLwSJA4fQML9p7YdV5bCSPFcgshKKFDp0PqAVTNjympsHA2pJCmSgloJQWjKGiJrFKo4VQOit-jE_1AyiYmw0YzmKjYynz-0ia7YeiN9r1X21BHkN_DRr6_eR2wytAs/s1600/2.png" /></a></div>
<br />
<br />
di mana PA dan PB adalah tekanan parsial A dan B.<br />
<br />
Reaksi reversible yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda menghasilkan kesetimbangan heterogen. Persamaan konstanta kesetimbagan hanya mengandung komponen yang konsentrasi berubah selama reaksi berlangsung.<br />
Hal seperti itu tidak terjadi pada zat padat murni atau zat cair murni dikarenakan konsentrasi suatu padatan atau cairan, seperti halnya kerapatannya, merupakan sifat intensif dan tidak bergantung pada banyaknya zat yang ada. Jadi, kita dapat memperlakukannya konsentrasinya sebagai konstanta dan kita dapat menghilangkannya dari persamaan konstanta kesetimbangan.<br />
<br />
<b style="background-color: white; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGAN</b><br />
<b style="background-color: white; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></b>
<div>
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.</div>
<div>
</div>
<div>
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>APLIKASI KESETIMBANGAN KIMIA PADA INDUSTRI</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam industry yang melibatan reaksi kesetimbangan kimia, produk reaksi yang di hasilkan ketika campuran reaksi kesetimbangan mencapai kesetimbangan tidak akan bertambah lagi. Akan tetapi, produk reaksi akan kembali di hasilkan, jika di lakukan perubahan konsentrasi (produk reaksinya di ambil atau pereaksi di tambah), perubahan suhu, atau perubahan tekanan dan volume. Berikut ini beberapa contohnya :</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
1. Tangki penyimpan hidrogen cair</div>
<div>
Hidrogen cair merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang kini mulai di gunakan. Salah satu masalah dalam penyimpanan bahan bakar hydrogen untuk kendaraan bermotor dapat di atasi dengan pembentukan hidrida.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Kolam renang dan bak penampungan air</div>
<div>
Untuk mencegah pertumbuhan alga dan bakteri dalam kolam renang atau bak penampungan air, ke dalam kolam atau bak biasanya di tambahkan asam hipoklorit (HClO). Sinar matahari dapat mempercepat penguraian HClO. Untuk memeperlambat penguraian HClO, kedalam kolam renang di tambahkan asam sianura karena asam triklorosianurat tidak terurai oleh sinar matahari.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
3. Industri amonia</div>
<div>
Nitrogen sangat di perlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. sumber nitrogen dapat di produksi secara besar-besaran melalui sintesis amonia. Fritz haber merupakan ilmuwan yang paling berjasa dalam industry ammonia tersebut. Dia menerapkan azas Le Chatelier untuk merancang Industri ammonia yang di kenal dengan proses Haber. Ammonia di buat dengan cara mereaksikan nitrogen dan oksigen. Reaksi tersebut menerapkan prinsip kesetimbangan.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
4. Industri asam sulfat</div>
<div>
Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang banyak di gunakan baik di labolatorium maupun Industri. Penggunaan utama asam sulfat di industry adalah sebagai bahan baku pembuatan pupuk, di antaranya pupuk superfosfat dan ammonium sulfat. Asam sulfat juga di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam klorida, asam nitrat, garam sulfat, detergen, zat pewarna, bom, dan obat-obatan.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
5. Industry asam nitrat</div>
<div>
Asam nitrat di gunakan dalam pembuatan pupuk amonium nitrat, bahan peledak seperti nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT), Industri zat warna, dan metalurgi. Asam Nitrat dapat di buat dengan cara mereaksikan NO2 dan air. Metode yang biasa di gunakan adalah proses Ostwald yang terdiri atas tiga tahap reaksi. Tahap-tahap reaksi ersebut merupakan reaksi kesetimbangan.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>CIRI - CIRI TERCAPAI NYA KESETIMBANGAN</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
(a) Terjadi dalam ruangan (sistim) tertutup</div>
<div>
(b) Kecepatan reaksi penguraian sama dengan kecepatan reaksi pembentukan</div>
<div>
(c) Reaksi dapat balik (reversible)</div>
<div>
(d) Secara makroskopis pada keadaan setimbang tidak terlihat adanya perubahan, karena konsentrasi zat-zat di ruas kanan atau kiri dalam keadaan tetap. Namun, secara mikroskopis reaksi berlangsung terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dengan kecepatan yang sama. Hal ini disebut kesetimbangan dinamis.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://id-static.z-dn.net/files/d83/8428a1cca3fbf3cb916625cc244c902e.jpeg" imageanchor="1"><img border="0" height="231" src="https://id-static.z-dn.net/files/d83/8428a1cca3fbf3cb916625cc244c902e.jpeg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Referensi :</div>
<div>
http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v03/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0181%20Kim%201-6d.htm</div>
<div>
https://id.wikipedia.org/wiki/Katalis</div>
<div>
http://syakir-berbagiilmu.blogspot.co.id/2012/03/kesetimbangan-kimia-dalam-dunia.html</div>
<div>
https://brainly.co.id/tugas/1795590</div>
<div>
https://www.scribd.com/doc/246099979/kesetimbangan-kimia</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-90830507834602045732018-04-11T05:38:00.003+07:002018-04-11T06:01:39.714+07:00sifat bahan kesetimbangan kimiaSifat Bahan<br />
<div>
<br /></div>
<div>
1. Aquadest </div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 1 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : H20</li>
<li>Berat Molekul : 18.02 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : Tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai Pelarut HCL dan NaOH</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
2. Natrium Hidroksida</div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : padat</li>
<li>Warna : putih</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 2,13 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : NaOH</li>
<li>Berat Molekul : 40 gr/mol</li>
<li>Korosifitas : Tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai titer dalam proses titrasi</div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
3. Phenolpthalein</div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 0,8 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>pH : 7</li>
<li>Kelarutan : mudah larut dalam air</li>
<li>Korosifitas : Tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai indikator dalam proses titrasi</div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
4. Etil Asetat </div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : agak berbau</li>
<li>densitas : 0,902 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : C4H8O2</li>
<li>Berat Molekul : 88,11 grl/mol</li>
<li>Korosifitas : Tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai zat yang dihitung konstanta kesetimbangan </div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
5. Asam Asetat </div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>densitas : 1,05 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : CH3COOH</li>
<li>Berat Molekul : 60 grl/mol</li>
<li>Korosifitas : korosif terhadap logam</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai zat yang dihitung konstanta kesetimbangan </div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
6. Etil Alkohol </div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : alkohol</li>
<li>densitas : 0,789 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : C2H3OH</li>
<li>Berat Molekul : 46,07 grl/mol</li>
<li>Korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Pelarut pada indikator PP dan sebagai zat yang dihitung konstanta kesetimbangan </div>
</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
7. Asam Klorida </div>
<div>
A. Sifat Fisika </div>
<div>
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Warna : tidak berwarna</li>
<li>bau : asam</li>
<li>densitas : 1,26 gr/ml</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus molekul : HCL</li>
<li>Berat Molekul : 36,5 grl/mol</li>
<li>Korosifitas : korosif terhadap logam</li>
</ol>
<div>
C. Fungsi : Sebagai katalisator pada percobaan kesetimbangan kimia<br />
<br />
referensi :<br />
sciencelab.com/msdsList.php</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-40437975782577038002018-04-09T05:14:00.002+07:002018-04-09T05:14:29.391+07:00sifat bahan gravimetriSifat Bahan<br />
1. Aquadest<br />
A. Sifat Fisika<br />
<br />
<ol>
<li>Fase : Cair</li>
<li>Bau : tidak berbau</li>
<li>warna : tidak berwarna</li>
<li>densitas : 1 gr/cm3</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Molekul : H2O</li>
<li>Berat Molekul : 18,02 gr/mol'</li>
<li>Korosifitas : tidak korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
( Tak ada )</div>
<div>
<br /></div>
<div>
D. Fungsi : Sebagai pelarut</div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Asam Sulfat</div>
<div>
A. Sifat Fisika</div>
<div>
<ol>
<li>Fase : cair</li>
<li>bau : tidak berbau</li>
<li>Warna : tidak berwarna </li>
<li>Densitas : 1,84 gr/mol</li>
</ol>
<div>
B. Sifat Kimia</div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Rumus Formula : H2SO4</li>
<li>Berat Molekul : 98 gr/mol</li>
<li>Sangat Korosif</li>
</ol>
<div>
C. Penanganan </div>
</div>
<div>
<ol>
<li>Kontak Mata : bilas mata dengan air selama 15 menit</li>
<li>Kontak kulit : bilas kulit dengan air selama 15 menit</li>
<li>Terhirup : bawa ke ruang terbuka, beri oksigen</li>
</ol>
<div>
D. Fungsi : sebagai pengendap untuk <span style="font-family: Montserrat; font-size: 10.5pt;">Ba</span><sup style="font-family: Montserrat;">2+</sup></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-20131675936823151132018-04-09T05:01:00.002+07:002018-04-09T05:03:02.571+07:00gravimetri<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 18.0pt 36.0pt 45.0pt 90.0pt 108.0pt 123.0pt 126.0pt 234.0pt 252.0pt 288.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Gravimetri
merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah
cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam
analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan manta (stabil), sehingga
dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 18.0pt 36.0pt 45.0pt 90.0pt 108.0pt 123.0pt 126.0pt 234.0pt 252.0pt 288.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Gravimetri
dapat digunakan untuk menentukan hampir semua kation dan anion anorganik serta
zat – zat netral seperti belerang dioksida, karbon dioksida, dan iodium. Selain
itu, berbagai jenis zat organik dapat ditetapkan dengan teknik ini. Contoh –
contuhnya antara lain : penetapan kadar laktosa dalam susu, salisitas dalam
sediaan obat, kolestrol dalam biji –
bijian, dan benzaldehid dalam buah tertentu (Gandjar, 2007). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 18.0pt 36.0pt 45.0pt 90.0pt 108.0pt 123.0pt 126.0pt 234.0pt 252.0pt 288.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Metode
gravimetri merupakan metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun
metode ini harus dilakukan di laboratorium sehingga penerapnnya membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak untuk
mendapatkan satu nilai kadar air jenuh. Kebutuhan akan metode pengukuran tidak
langsung mendesak sebab banyaknya waktu dan tenaga yang dibutuhkan metode
gravimetri. Sifat – sifat dielektrik tanah seperti konduktivitas, kapasitansi
dan impedensi listrik pada suatu media berpori bervariasi menurut kadar
(Hermawan, 2004). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Metode
pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada penghilangan,
basa penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat dicapai dengan beberapa cara anatar
lain dengan cara pemijaran sederhana dalam udara atau aliran suatu gas yang tak
bereaksi dengan pengelola dengan beberapa regensia kimia dimana bahan penyusun
yang dikehendaki dijadikan mudah menguap dan dengan pengelolaan dengan suatu
regensia kimia dimana bahan penyusun dikehendaki tak mudah menguap ini dapat
diadsorpsi (diserap) dalam sejumlah medium yang telah ditimbang bila penafsiran
ini adalah penafsiran langsung atau bobot residu tertinggal setelah suatu
komponen dijadikan mudah menguap ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu
dihitung dari bobot (Riwandi, 2003).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Analisis
gravimetri merupakan salah satu cabang utama kimia analisis. Tahap pengukuran
dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya secara fisis dipisahkan
dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan
merupakan tehnik yang paling luas penggunaannya untuk memisahkan analit dari
pengganggu-penganggunya, elektrolisis ,ekstraksi pelarut dan pengatsirian
merupakan mtode lain pemisahan itu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Gravimetri
merupakan cara pemisahan jumlah zat yang tua dan peling sederhana dibandingkan
dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena
dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang
dipisahkan dari zat-zat lain. Pada dasarnya pemisahan zat dilakukan dengan cara
sebagai berikut : mula-mula cuplikan zat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
lalu ditambahkan zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci,
dikeringkan, dan dipijarkan dan setelah kering ditimbang. Kemudian jumlah zat
ditimbang. Kemudian jumlah zat ditentukan dihitung dari faktor stoikiometrinya.
Hasilnya disajikan sebagai bobot zat dalam cuplikan semula.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Analisis gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah. Gravimetri memerlukan waktu yang relatif lama dan hanya dapat digunakan untuk kadar komponen yang cukup besar. Suatu kesalahan kecil, secara relatif akan berakibat besar. Gravimetri masih dipergunakan untuk keperluan analisis, karena waktu pengerjaannya yang tidak perlu terus-menerus, dan setiap tahapan pengerjaan memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, ketepatan analisis gravimetri untuk bahan tunggal dengan kadar lebih dari 1% jarang menggunakan metode lain.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung. Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110–130 °C. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.</span></span><br />
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">referensi :</span></span><br />
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">https://kimia-analitik.blogspot.co.id/2016/05/analisis-gravimetri.html</span></span><br />
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">https://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri_(kimia)</span></span><br />
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">https://www.scribd.com/doc/185551261/ANALISIS-GRAVIMETRI</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-53137143961667161192018-03-21T13:20:00.003+07:002018-03-21T13:20:52.355+07:00menentukan berat molekul dengan titik beku <div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Setiap zat mempunyai massa dan menempati ruang. Massa zat
berbeda dengan bobot zat. Massa zat adalah jumlah zat yang ada dalam zat itu.
Karena itu, massa suatu zat tetap di mana pun ia berada. Sedangkan bobot zat
dapat berubah-ubah tergantung pada tempatnya. Zat yang berada jauh dari permukaan
bumi berbeda bobotnya dengan zat yang berada di permukaan bumi. Perbedaan ini
disebabkan perbedaan gaya tarik bumi, makin ringan zat itu. Atom dan molekul
mempunyai massa yang sangat kecil. Satuan yang lazim digunakan untuk menyatakan
jumlah zat (seperti gram atau kilogram) terlalu besar bila digunakan untuk
menyatakan jumlah atom dan molekul. Molekul terbentuk karena gabungan beberapa
atom, maka bobot molekul (disebut juga bobot molekul nisbi) merupakan bilangan
yang menyatakan jumlah bobot atom semua atom yang tercantum dalam rumus
molekulnya (Rivai, 1995).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Massa atom relatif (Ar) suatu unsur X dapat diperoleh
melalui persamaan berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Ar X = </span><!--[if gte msEquation 12]><m:oMath><m:f><m:fPr><span
style='font-size:14.0pt;mso-ansi-font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-ascii-font-family:"Cambria Math";
mso-hansi-font-family:"Cambria Math";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:ctrlPr></m:ctrlPr></span></m:fPr><m:num><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>massa
atom unsur X</m:r></span></m:num><m:den><m:d><m:dPr><span style='font-size:
14.0pt;mso-ansi-font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;font-family:
"Cambria Math",serif;mso-ascii-font-family:"Cambria Math";mso-hansi-font-family:
"Cambria Math";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language:
IN'><m:ctrlPr></m:ctrlPr></span></m:dPr><m:e><m:f><m:fPr><span
style='font-size:14.0pt;mso-ansi-font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:
12.0pt;font-family:"Cambria Math",serif;mso-ascii-font-family:"Cambria Math";
mso-hansi-font-family:"Cambria Math";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:ctrlPr></m:ctrlPr></span></m:fPr><m:num><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:
150%;font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>1</m:r></span></m:num><m:den><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:
150%;font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>12</m:r></span></m:den></m:f></m:e></m:d><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>
x massa satu atom C-12</m:r></span></m:den></m:f></m:oMath><![endif]--><!--[if !msEquation]--><span style="font-family: "calibri" , sans-serif; line-height: 107%; position: relative; top: 16.5pt;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" style="height: 33pt; width: 136.5pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata chromakey="white" o:title="" src="file:///C:/Users/USER-PC/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png">
</v:imagedata></v:shape></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Selain
mengandung massa atom relatif (Ar) suatu unsur, kita dapat juga menentukan
massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa. Massa molekul relatif (Mr) suatu
senyawa dapat diperoleh melalui persamaan berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Mr X = </span><!--[if gte msEquation 12]><m:oMath><m:f><m:fPr><span
style='font-size:14.0pt;mso-ansi-font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-ascii-font-family:"Cambria Math";
mso-hansi-font-family:"Cambria Math";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:ctrlPr></m:ctrlPr></span></m:fPr><m:num><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>massa
satu molekul senyawa X</m:r></span></m:num><m:den><m:d><m:dPr><span
style='font-size:14.0pt;mso-ansi-font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-ascii-font-family:"Cambria Math";
mso-hansi-font-family:"Cambria Math";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:ctrlPr></m:ctrlPr></span></m:dPr><m:e><m:f><m:fPr><span
style='font-size:14.0pt;mso-ansi-font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:
12.0pt;font-family:"Cambria Math",serif;mso-ascii-font-family:"Cambria Math";
mso-hansi-font-family:"Cambria Math";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:ctrlPr></m:ctrlPr></span></m:fPr><m:num><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:
150%;font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>1</m:r></span></m:num><m:den><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:
150%;font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>12</m:r></span></m:den></m:f></m:e></m:d><span
lang=IN style='font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height:150%;
font-family:"Cambria Math",serif;mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN'><m:r><m:rPr><m:scr m:val="roman"/><m:sty m:val="p"/></m:rPr>
x massa satu atom C-12</m:r></span></m:den></m:f></m:oMath><![endif]--><!--[if !msEquation]--><span style="font-family: "calibri" , sans-serif; line-height: 107%; position: relative; top: 16.5pt;"><v:shape id="_x0000_i1025" style="height: 33.75pt; width: 147pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata chromakey="white" o:title="" src="file:///C:/Users/USER-PC/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png">
</v:imagedata></v:shape></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Bobot
(massa) setiap atom dapat ditemukan dalam tabel periodik, sehingga massa suatu
molekul dapat diperoleh dengan cara menambahkan massa setiap atom di dalam
senyawa tersebut (Adam, 2011).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%;">Titik leleh (atau titik beku) suatu zat ialah temperatur
pada mana fase padat dan cair ada dalam kesetimbangan. Jika kesetimbangan
semacam itu diganggu dengan menambahkan atau menarik energi panas, sistem akan
berubah dengan membentuk lebih banyak zat cair atau lebih banyak zat padat.
Namun temperatur akan tetap pada titik selama kedua fase itu masih ada. Titik
didih suatu cairan berubah secara nyata dengan berubahnya tekanan luar. Tetapi,
selisih tekanan yang kecil, seperti berubahnya tekanan udara, mempunyai
pengaruh yang dapat diabaikan pada titik beku suatu cairan. Pertambahan tekanan
yang besar memang menyebabkan fase yang volumenya lebih sukai, lebih disukai.
Untuk kebanyakan zat, keadaan padat lebih rapat (volume lebih kecil untuk bobot
tertentu) daripada keadaan cair. Beberapa zat, misalnya air dan bismuth,
keadaan cairnya lebih banyak (Keenan, 1984).<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 115%;">Seseorang yang bukan
ilmuwan mungkin tidak akan pernah menyadari fenomena kenaikan titik didih,
tetapai seorang pengamat yang jeli yang hidup di iklim dingin terbiasa dengan
penurunan titik beku. Es di jalanan dan trotoar yang beku akan meleleh bial
ditaburi garam seperti NaCl dan CaCl<sub>2. </sub>Cara pelelehan semacam ini
berhasil karena dapat menurunkan titik beku air.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 115%;">Ketika sebuah zat pelarut dicampur dengan zat terlarut yang kemudian menjadi sebuah larutan akan membuat titik beku zat pelarut mengalami penurunan. Karena titik beku sebuah larutan lebih rendah daripada titik beku zat pelarut murni. Hal ini dapat terjadi karena zat pelarut harus mencapai titik beku terlebih dahulu, kemudian barulah zat terlarut yang mencapai titik beku.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 115%;"><br /></span>
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Atau penurunan titik beku juga dapat diartikan sebagai perbedaan titik beku yang diakibatkan karena adanya partikel-partikel zat terlarut. Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut ( Kf ).</span></span><br />
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;"><br /></span></span>
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><img alt="rumus penurunan titik didih" src="https://materiipa.com/wp-content/uploads/2017/05/rumus-penurunan-titik-didih.jpg" /></span><br />
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><br /></span>
<span lang="IN" style="line-height: 115%;">Untuk larutan elektrolit menggunakan rumus:</span><br />
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><br /></span>
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><img alt="rumus penurunan titik didih Untuk larutan elektrolit" src="https://materiipa.com/wp-content/uploads/2017/05/rumus-penurunan-titik-didih-Untuk-larutan-elektrolit.jpg" /></span><br />
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><br /></span>
<br />
1. Konsentrasi Larutan<br />
<br />
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan semakin tinggi.<br />
<br />
2. Sifat Elektrolit Larutan<br />
<br />
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku larutan akan lebih rendah.<br />
<br />
3. Jumlah Partikel<br />
<br />
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik bekunya pun akan semakin tinggi.<br />
<br />
4. Molalitas<br />
<br />
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku nya akan semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula.<br />
<br />
5. Kemurnian Zat<br />
<br />
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah zat pelarut murni.<br />
<br />
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah<br />
<br />
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar pula perbedaan penurunan titik bekunya.<br />
<br />
referensi :<br />
http://materiipa.com/penurunan-titik-beku<br />
https://www.scribd.com/doc/76638967/Laporan-Berat-Molekul-Kimfis-1<br />
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"></span>
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-43385434375934342332018-03-19T06:59:00.003+07:002018-03-19T06:59:47.441+07:00anion<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #444444; font-family: Raleway; font-size: 16px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b>Anion</b> adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam memperoleh satu atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda (bidang positif) dalam medan listrik. Atom biasanya mendapatkan elektron sehingga mereka akan memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh elektron valensi karena konfigurasi ns2np5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan mendapatkan satu elektron dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga, Kelompok 16 unsur membentuk ion dengan muatan -2, dan Kelompok 15 non logam membentuk ion dengan muatan -3.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #444444; font-family: Raleway; font-size: 16px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
Penamaan anion sedikit berbeda dari penamaan kation. Akhir dari nama unsur tersebut dihilangkan dan diganti dengan akhiran-ida. Misalnya, F– adalah ion fluorida, sedangkan O2–adalah ion oksida. Seperti halnya dengan kation, muatan anion ditandai dengan superscript mengikuti simbol. Anion yang umum tercantum dalam Tabel di bawah ini:</div>
<table style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: inherit; color: #444444; font-family: Raleway; font-size: 16px; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; width: 680px;"><tbody style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">nama Anion</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">simbol dan muatan</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Fluorida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">F–</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Klorida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Cl–</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Bromida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Br–</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Iodida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">I–</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Oksida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">O2-</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Sulfida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">S2-</td></tr>
<tr style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;"><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">Nitrida</td><td style="border: 1px solid rgb(226, 226, 226); box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 5px 15px;">N3-</td></tr>
</tbody></table>
<h2 style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #444444; font-family: "Roboto Slab", sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 400; line-height: 1.4; margin: 0px 0px 6px; padding: 0px;">
Penggunaan Anion</h2>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #444444; font-family: Raleway; font-size: 16px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ion fluorida secara luas digunakan dalam pasokan air untuk membantu mencegah kerusakan gigi. Klorida merupakan komponen penting dalam keseimbangan ion dalam darah. Ion iodida yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk membuat hormon tiroksin.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #444444; font-family: Raleway;">Senyawa ion dalam pelarutnya akan terurai menjadi ion-ion,sedangkan senyawa ko1alen tidak. Oleh karena itu dengan mudahkita dapat membedakan antara senyawa ion dan senyawa ko1alen. Adanya penguraian dalam larutan dapat diamati apabila diberikanpereaksi yang khas untuk ion-ion yang diduga hasil reaksi.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #444444; font-family: Raleway;">Anion dapat berfungsi sebagai logam apabila memiliki minimalsatu pasang ion pusat yang disebut bilangan koordinasi. Ikatanko1alen koordinat. Pada ikatan ini ligan sebagai donor pasanganelektron. Ion kompleks ditinjau dari jenis ligan yang diikat dapatdigolongkan menjadi dua yakni kation kompeleks dan anion kompleks</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #444444; font-family: Raleway;">Referensi : </span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent;"><span style="color: #444444; font-family: Raleway;">https://indrienola.wordpress.com/2016/03/14/493/</span></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; color: #444444; font-family: Raleway;">http://www.sridianti.com/pengertian-anion-dan-contohnya.html</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent;"><span style="color: #444444; font-family: Raleway;">http://kelompok1kimiaanorganik.blogspot.co.id/2013/06/v-behaviorurldefaultvmlo_17.html</span></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent;"><span style="color: #444444; font-family: Raleway;">https://www.academia.edu/19160483/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Anion</span></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; color: #444444; font-family: Raleway;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-4045200506442814342018-03-19T06:53:00.001+07:002018-03-19T07:03:30.900+07:00bahan identifikasi ion1. Aquadest<br />
a. Sifat fisika<br />
<ul>
<li>1. Rumus molekul : H2O</li>
<li>2. Wujud : cair</li>
<li>3. Densitas : 0,998 gr/cm3</li>
<li>4. Berat molekul : 18,02 g/mol</li>
<li>5. Titik didih 100o C</li>
<li>6. Titik lebur 0o C</li>
<li>7. Tidak berbau</li>
</ul>
b. Sifat Kimia<br />
<ul>
<li>1. Merupakan pelarut yang penting</li>
<li>2. Pelarut yang universal karena air melarutkan banyak zat kimia</li>
<li>3. Mengalami hidrolisis air.</li>
</ul>
c. Fungsi : sebagai pelarut<br />
<br />
2. Asam asetat<br />
a. Sifat fisika :<br />
<br />
<ul>
<li>1.Rumus molekul : CH3COOH</li>
<li>2.Massa molar : 60.05 g/mol</li>
<li>3.Densitas : 1.049 g/cm3</li>
<li>4.Titik lebur : 289 K</li>
<li>5.Titik didih : 392 </li>
<li>6. Tak berwarna</li>
</ul>
b. Sifat kimia :<br />
<ul>
<li>1. Melarut dengan mudah dalam air</li>
<li>2. Bersifat korosif</li>
<li>3. Asam asetat merupakan asam lemah.</li>
<li>4. Cairan higroskopis</li>
<li>5. Merupakan salah satu asam karboksilat yang sederhana</li>
</ul>
c. Fungsi : pengasaman pada filtrat untuk identifikasi anion oksalat<br />
<br />
3. Asam Klorida<br />
a. Sifat Fisika<br />
<ul>
<li>1. Rumus molekul : HCl</li>
<li>2. Massa molar : 36,45 g/mol</li>
<li>3. Massa jenis : 1,18 gr/cm3.</li>
<li>4. Titik didih : 101o C</li>
<li>5. Titik lebur : -27,32 o C</li>
<li>6. Kalor jenis : 0,115 kal/gr oC</li>
</ul>
<br />
b. Sifat Kimia<br />
<br />
<ul>
<li>1. Asam kuat</li>
<li>2. Cairan sangat korosif</li>
<li>3. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.</li>
<li>4. Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.</li>
<li>5. Merupakan oksidator kuat.</li>
<li>6. Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya.</li>
</ul>
c. Fungsi : mengasamkan filtrate untuk identifikasi anion sulfat<br />
<br />
4. Asam Nitrat<br />
a. Sifat fisika :<br />
<ul>
<li>Rumus molekul : HNO3</li>
<li>Massa jenis : 1,51 gr/cm3 </li>
<li>Titik didih : 120,5 ºC </li>
<li>Berat molekul : 63,02 gram/mol</li>
<li>Cairan bening tak berwarna </li>
</ul>
b. Sifat kimia :<br />
<ul>
<li>1.Bersifat mengoksidasiMerupakan oksidator yang kuat dan asam kuat </li>
<li>2.Berasap</li>
<li>3. Beracun </li>
<li>4. Menyebabkan luka bakar</li>
<li>5. Bereaksi dengan alkali, oksida basa dan karbonat untuk membentuk garam</li>
</ul>
c. Fungsi : pereaksi dan mengasamkan filtrate untuk identifikasi anion<br />
<br />
5. Asam sulfat<br />
a. Sifat fisika<br />
1. Rumus molekul : H2SO4<br />
2. Massa molekul : 98,08 gr/mol<br />
3. Tak berwarna<br />
4. Tak berbau<br />
5. Densitas : 1,84 gr/cm3<br />
6. Titik didih : 337 ºC<br />
7. Titik lebur : 10 ºC<br />
b. Sifat kimia<br />
1. Asam mineral anorganik yang kuat<br />
2. Korosif<br />
3. Tidak mudah terbakar<br />
c. Fungsi : pereaksi pada anion oksalat<br />
<br />
6. Barium klorida<br />
a. Sifat Fisika :<br />
1. Rumus Molekul : BaCl2<br />
2. Berbentuk kristal<br />
3. Tak berwarna<br />
4. Titik lebur : 960 ºC<br />
5. Densitas : 3,10 kg/L (pada suhu 20 ºC)<br />
6. Tidak berbau<br />
b. Sifat Kimia :<br />
1. Merupakan garam anorganik<br />
2. Mudah larut dalam Air<br />
3. Menjadi zat aditif untuk pelumas<br />
4. Beracun<br />
5. Tidak bereaksi dengan udara<br />
c. Fungsi : zat pengendap anion sulfat<br />
<br />
7. Cd Asetat<br />
a. Sifat fisika<br />
1. Bau : tidak berbau<br />
2. Wujud : padatan<br />
3. Warna : putih<br />
b. Sifat kimia<br />
1. Rumus molekul : Cd Asetat<br />
2. Berat Molekul : 266 gr/mol<br />
<br />
c. Fungsi : pereaksi untuk identifikasi anion<br />
<br />
8. Natrium Phosphate<br />
a. Sifat Fisika :<br />
1. Wujud : padat<br />
2. titik leleh : 240oc<br />
3. warna : putih<br />
4. bau : tidak berbau<br />
b. Sifat Kimia :<br />
1. Rumus molekul : NaHPO4<br />
2. Massa atom :268 gr/ mol<br />
<br />
c. Fungsi : Pereaksi kation Mg+<br />
<br />
9. Natrium hipoklorit<br />
a. Sifat fisika<br />
<br />
<ul>
<li>1. Rumus molekul : NaOCl</li>
<li>2. Densitas : 1,1 gr/cm3</li>
<li>3. Berat Molekul : 74,442 g/mol</li>
<li>4. Titik didih : 101 0C</li>
<li>5. Titik lebur : 18 0C</li>
</ul>
b. Sifat Kimia<br />
1. Larut dalam air<br />
2. Membersihkan permukaan yang halus sebelum menyeduh anggur<br />
3. Sebagai cairan pemutih<br />
4. Sebagai desinfektan<br />
c. Fungsi : sebagai pereaksi anion bromide serta merngoksidasi ion iodide menjadi iodat<br />
<br />
10. Karbon tetraklorida<br />
a. Sifat fisika<br />
1. Rumus molekul : CCl4<br />
2. Massa molekul : 154 gr/cm3<br />
3. Wujud : cairan<br />
4. Berbau “manis”<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. Merupakan senyawa organic bila tetraklorometana<br />
2. Merupakan senyawa anorganik bila karbon tetraklorida<br />
3. Biasanta digunakan untuk pemadam api dan refrigesi<br />
c. Fungsi : pereaksi anion iodie<br />
<br />
11. Kalsium Karbonat<br />
a. Sifat fisika<br />
1. Warna : putih<br />
3. bau : tidak berbau<br />
3. densitas : 2,8<br />
4. Wujud : padat<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. Rumus molekul : CaCO3<br />
2. Massa molar : 100,09 gr/mol<br />
c. Fungsi : pengendap pada identifikasi anion<br />
<br />
12. Natrium hidroksida<br />
a. Sifat fisika<br />
1. Rumus molekul : NaOH<br />
2. Berat Molekul : 40g/mol<br />
3. Wujud : padatan putih<br />
4. Titik didih : 13900C<br />
5. Titik lebur : 3180C<br />
6. Densitas : 2,1 gr/cm3<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. Larut dalam air<br />
2. Tidak mudah terbakar<br />
3. Basa kuat<br />
4. Lembap cair<br />
5. Melepaskan panas apabila dilarutkan dalam air (eksotermis)<br />
6. Tidak larut dalam senyawa nonpolar<br />
7. Larur dalam etanol atau metanol<br />
c. Fungsi : pereaksi oksalat dan pemberi suasana basa pada larutan<br />
<br />
13. Besi<br />
a. Sifat Fisika<br />
<ol>
<li>fase : padat </li>
<li>Bau : tidak berbau</li>
<li>Penampilan : hitam </li>
</ol>
b. Sifat Kimia<br />
<ol>
<li>Rumus molekul : Fe</li>
<li>Berat molekul : 55,8 gr/mol</li>
</ol>
c. Fungsi : pereaksi untuk identifikasi anion<br />
<br />
<br />
14. Perak nitrat<br />
a. Sifat Fisika<br />
1. Rumus molekul : AgNO3<br />
2. Berat molekul : 170 gr/mol<br />
3. Densitas : 4,35 gr/dm3<br />
4. Penampilan : padatan putih<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. Senyawa anorganik<br />
2. Larut dalam air<br />
3. Lebih tidak sensitif terhadap matahari daripada perak halide<br />
4. Sering dipakai dalam fotografi<br />
5. Larut dalam etanol dan aseton<br />
c. Fungsi : uji anion Cl-<br />
<br />
15. Mangan dioksida<br />
a. Sifat Fisika<br />
1. Rumus molekul : MnO2<br />
2. Berat molekul : 87 gr/mol<br />
3. Densitas : 5,026 gr/dm3<br />
4. Penampilan : padatan berwarna cokelat kehitaman<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. Tidak larut dalam air<br />
2. Biasa digunakan dalam baterai alkaline<br />
3. Biasa digunakan untuk reagent ornaik sintesis<br />
4. Mengoksidasi alkil alkohol<br />
c. Fungsi : uji anion Bromide<br />
<br />
16. Natrium karbonat<br />
a. Sifat Fisika<br />
1. Rumus molekul : Na2CO3<br />
2. Berat molekul : 106 gr/mol<br />
3. Densitas : 2,54 gr/cm3<br />
4. Penampilan : padatan putih<br />
5. Titik lebur : 852 0C<br />
6. pH : 3,52<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. larut dalam air<br />
2. larutan basa kuat<br />
3. tidak larut dalam etanol, aseton<br />
4. larut dalam gliserol dan dimetilformamida<br />
c. Fungsi : mengendapkan larutan pada penyelidikan anion<br />
<br />
17. Kalium dikromat<br />
a. Sifat Fisika<br />
1. Rumus molekul : K2Cr2O7<br />
2. Berat molekul : 294,185 gr/mol<br />
3. Densitas : 2,676 gr/cm3<br />
4. Penampilan : Kristal berwarna jingga<br />
5. Titik lebur : 398 0C<br />
6. Titik didih : 500 0C<br />
b. Sifat Kimia<br />
1. Senyawa anorganik<br />
2. Oksidator<br />
3. Berbahaya untuk kesehatan<br />
4. Tidak mudah terbakar<br />
5. Tidak larut dalam alkohol<br />
c. Fungsi : pengidentifikasi anion sulfit<br />
<br />
<br />
18. Timbal (II) Asetat Trihidrat<br />
a. Sifat Fisika<br />
<ol>
<li>fase : padat </li>
<li>Bau : acetic</li>
<li>Penampilan : putih</li>
</ol>
b. Sifat Kimia<br />
<ol>
<li>Rumus molekul : Pb(CH2H3O3)2</li>
<li>Berat molekul : 379 gr/mol</li>
</ol>
c. Fungsi : sebagai reagen sulfide<br />
<br />
referensi : http://arektekkim15.blogspot.co.id/<br />
https://www.sciencelab.com/msdsList.phpAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-48121943543785622112018-03-14T06:19:00.001+07:002018-03-14T06:19:19.233+07:00partial molar volume<div style="text-align: justify;">
Volume molar parsial yaitu kontribusi pada volume, dari satu komponen dalam sampel terhadap volume total. Apabila suatu volume yang besar dari air murni di tambahkan 1 mol H2O , maka volumenya bertambah 18 cm3 dan kita dapat mengatakan bahwa 18 cm3/mol adalah volume molar air murni. Walaupun mengatakan demikian, jika kita menambahkan 1 mol H2O ke dalam etanol murni yang volumenya besar, maka penambahan volume nya hanya 14 cm3 . Perbedaan kenaikan volume pada air murni dan etanol karena volume yang ditempati oleh sejumlah tertentu molekul air tergantung pada molekul-molekul yang mengelilinginya. Banyaknya etanol yang menyebabkan molekul H2O dikelilingi oleh etanol, yang mana etanol akan brertambah volumenya hanya sedikit. Kuantitas 14 cm3/mol merupakan volume molar parsial air dalam etanol murni, yaitu volume campuran yang dapat di anggap berasal dari satu komponen. (Atkins, 1993).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdzdN7SWNeXcQ62kLWUjInd380az8eSyOfgPBWb5IYG05Ik6o1khyphenhyphenErgG1dp7CaiB06m1QA2cAw9cpt8Numw63Tj73CiNm-BdPcJlw56doq6WDClXAaS_9GjGGyFhNHjZ0dYDnEVKKqDT2/s1600/a.png" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Gambar 1.1 Volume molar parsial air dan etanol pada temperatur 25oC .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Volume molar komponen suatu ca,puran dapat berubah-ubah tergantung dari komposisinya, hal ini dikarenakan lingkungan setiap jenis molekul berubah jika komposisinya berubah. Perubahan lingkungan molekular dan perubahan gaya-gaya yang bekerja antar molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran jika komposisinya berubah. Volume molar parsial Vx dari suatu zat X pada beberapa komposisi di definisikan sebagai berikut (Atkins, 1993) :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh82W39mbHt1cTXqYwdfoRQT9PzM7TkfBmvGifDrqLQl6tb_qrodP_Fm_jgHe8fMgSwVOWUyStrfAZ7JNha8Bk2T7QXnK-GnwWoglwP59ZUCyaAJzHQb0vtjFBJobZ15DTKko2goiXreiVV/s1600/aa.png" /></div>
Volume molar parsial adalah kemiringan grafik volume total, ketika jumlah X berubah, sedangkan tekanan, temperatur dan jumlah komponen lain tetap. Definisi ini menunjukkan bahwa ketika komposisi campuran berubah besar sebesar penambahan dnA zat A dan dnB zat B, maka voleme total campuran berubah sebesar (Atkins, 1993) :<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKQKWqwJBzBnCUbvhGP5S4iDuvK_u7_mmxB5_tOqcJnsISAf-R9t5DBkIeLSma0uYN4lbNHhSI4nwic1-wO7HHAAihvm4LwsE9YolJxAHx-XyWwcG0Ql5Jm8JTHN-P2WeB-GtdTQ6Y4oi/s320/aaa.png" /></div>
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan volume molar parsial adalah adanya perbedaan antara gaya intermolekul pada larutan dan komponen murni penyusutan larutan tersebut, dan adanya perbedaan antara bentuk dan ukuran molekul suatu molal parsial larutan utama, yakni (Rao dan Fasad, 2003):<br />
1. Volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan.<br />
2. Entalpi molal parsial.<br />
3. Energi bebas molal parsial (potensial kimia).<br />
Volume molar parsial dari komponen suatu biner dapat dihitung dari penentuan kerapatan atau massa jenis larutan. Metoda perpotongan grafik adalah cara yang paling jelas secara grafik untuk menggambarkan kuantitas molar parsial<br />
<b><br /></b>
<b>EKSTENSIF DAN INTENSIF</b><br />
Intensif dan ekstensif adalah dua sifat yang berhubungan dengan keadaan termodinamika dari suatu sistem. Sistem merupakan bagian dari alam yang menjadi pusat perhatian utama dalam terjadinya sebuah eksperimen. Sistem dapat ditandai dengan adanya volume dalam besaran tertentu, serta mol gas yang terdapat di dalamnya.<br />
<br />
<br />
Pengertian <span style="color: red;">sifat intensif </span>adalah sifat dari sebuah materi yang sama sekali tidak bergantung pada jumlah serta ukuran dari materi itu sendiri dan tidak dapat diakumulasikan.<br />
<br />
Pengertian <span style="color: red;">sifat ekstensif</span> adalah sifat dari sebuah materi yang ditentukan oleh jumlah serta ukuran materi tersebut.<br />
<br />
Volume. Pada dasarnya semakin besar ukuran suatu materi, maka akan semakin besar pula jumlah volume dari materi tersebut.<br />
Massa / berat. Semakin banyak jumlah dari suatu materi, maka akan semakin besar pula jumlah massa dari materi itu sendiri.<br />
<br />
Perbedaan sifat intensif dan ekstensif dapat kita lihat pada sebuah sistem di mana terdapat sejumlah massa dalam beberapa bagian dengan temperatur yang sama. Total massa dan volume yang dimiliki benda tersebut merupakan akumulasi dari tiap komponen dan disebut sifat ekstensif, sedangkan suhu / temperaturnya merupakan sifat intensif.<br />
<br />
referensi :<br />
http://chemistryb15.blogspot.co.id/2017/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html<br />
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-intensif-dan-ekstensif/<br />
http://slideplayer.com/slide/9315021/Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-4661746305974615942018-03-14T06:09:00.004+07:002018-03-14T06:21:20.311+07:00bahan partial molar volume<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background-color: white; line-height: 19.8px; text-indent: -18pt;">
<div style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px; text-align: justify;">
d <span style="font-size: 13.2px; text-indent: -18pt;"> <b>SIFAT BAHAN PARTIAL MOLAR VOLUME</b></span></div>
<div style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.2px; text-indent: -18pt;"> Aquadest</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px;">
<li>· Rumus molekul : H2O</li>
<li>· Keadaan fisik dan penampilan: Cair</li>
<li>· Bau: Tidak berbau.</li>
<li>· Rasa: Tidak tersedia.</li>
<li>· Berat Molekul: 18,02 g / mol</li>
<li>· Warna: tak berwarna.</li>
<li>· pH (1% soln / air): 7 [Netral.]</li>
<li>· Densitas : 0,998</li>
<li>· Fungsi :Untuk melarutkan NaCl</li>
</ul>
<div style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px;">
d</div>
<div style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px;">
s NaCl</div>
<ul style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px;">
<li>· Rumus molekul : NaCl</li>
<li>· Keadaan fisik dan penampilan: solid</li>
<li>· Bau: sedikit berbau</li>
<li>· Berat Molekul: 58,44 g / mol</li>
<li>· Warna: putih</li>
<li>· Densitas : 2,16</li>
<li>· Fungsi :Sebagai bahan yang diukur partial molar nya</li>
</ul>
<div style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif; font-size: 13.2px;">
referensi:</div>
<div>
<span style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif;"><span style="font-size: 13.2px;">http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321</span></span></div>
<div>
<span style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif;"><span style="font-size: 13.2px;">http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927593</span></span></div>
<div>
<span style="color: #222222; font-family: arial, tahoma, helvetica, freesans, sans-serif;"><span style="font-size: 13.2px;">http://arektekkim15.blogspot.co.id/</span></span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-4468470910900800102018-03-07T07:20:00.006+07:002018-03-08T11:21:27.006+07:00nernstA. Persamaan Nernst<br />
<br />
Dalam sel volta pada pengukuran standar, pasti digunakan konsentrasi yang sama pada kedua gelas kimia yaitu pada anode dan katode. Namun, jika salah satu atau kedua gelas kimia tersebut konsentrasinya diubah, maka perhitungan potensial selnya tidak akan sama dengan perhitungan potensial sel volta biasa (Eºsel = Eºkatode – Eºanode)<br />
<br />
Jadi, persamaan nernst adalah persamaan ketika konsentrasi dan tekanan pada kedua elektrode (anode dan katode) berbeda jenis pada kedua elektrode. Konsep ini dikemukakan oleh Walther Nernst. Hebat kan ia!!! Nah, bagaimana nih rumus potensial selnya?<br />
<img alt="nernst2" class="alignnone wp-image-2292" data-attachment-id="2292" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="nernst2" data-large-file="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=330&h=220?w=522" data-medium-file="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=330&h=220?w=300" data-orig-file="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=330&h=220" data-orig-size="522,348" data-permalink="https://amaldoft.wordpress.com/2015/12/12/persamaan-nernst-sel-konsentrasi-redoks-dan-elektrokimia/nernst2/" height="220" sizes="(max-width: 330px) 100vw, 330px" src="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=330&h=220" srcset="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=330&h=220 330w, https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=150&h=100 150w, https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png?w=300&h=200 300w, https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst21.png 522w" width="330" /><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #111111; font-family: "Alegreya Sans", sans-serif; line-height: 30.345px; margin-bottom: 1.5em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: inherit; color: black; margin-bottom: 0px;"><span style="box-sizing: inherit; font-weight: 700; margin-bottom: 0px;">Sel konsentrasi</span> adalah sel volta yang kedua elektrodenya (anode dan katode) berjenis sama, tetapi konsentrasinya berbeda. Biasanya, sel konsentrasi terjadi pada larutan asam (H+), yang pada reaksi anode dan katodenya atom hidrogen akan habis bereaksi.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #111111; font-family: "Alegreya Sans", sans-serif; line-height: 30.345px; margin-bottom: 1.5em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: inherit; color: black; margin-bottom: 0px;">Bagaimana rumus untuk sel konsentrasi nih?</span></div>
<figure class="wp-caption aligncenter" data-shortcode="caption" id="attachment_2296" style="background-color: white; box-sizing: inherit; clear: both; color: #111111; font-family: "Alegreya Sans", sans-serif; font-size: 17.85px; margin: 0.75em auto 1.5em; max-width: 291px;"><img alt="nernst2" class="alignnone wp-image-2296" data-attachment-id="2296" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="nernst2" data-large-file="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=291&h=194?w=522" data-medium-file="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=291&h=194?w=300" data-orig-file="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=291&h=194" data-orig-size="522,348" data-permalink="https://amaldoft.wordpress.com/2015/12/12/persamaan-nernst-sel-konsentrasi-redoks-dan-elektrokimia/nernst2-2/" height="194" sizes="(max-width: 291px) 100vw, 291px" src="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=291&h=194" srcset="https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=291&h=194 291w, https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=150&h=100 150w, https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png?w=300&h=200 300w, https://amaldoft.files.wordpress.com/2015/12/nernst22.png 522w" style="border: 1px solid rgb(221, 221, 221); box-sizing: inherit; display: block; height: auto; margin: 0px auto; max-width: 100%; padding: 5px;" width="291" /><figcaption class="wp-caption-text" style="box-sizing: inherit; color: #444444; font-size: 0.9rem; line-height: 23.04px; margin: 0.8075em 0px; text-align: center;"><span style="box-sizing: inherit; color: black; margin-bottom: 0px;">PERSAMAAN SEL KONSENTRASI</span></figcaption></figure><div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #111111; font-family: "Alegreya Sans", sans-serif; font-size: 17.85px; line-height: 30.345px; margin-bottom: 1.5em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: inherit; color: black; margin-bottom: 0px;">Angka 0 (nol) pada rumus sel konsentrasi menunjukkan Eºsel antara anode dan katode bernilai sama karena pada kedua elektrode tersebut menggunakan zat yang sama. Nah, pada sel konsentrasi berlaku hal berikut.</span></div>
aktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya:<br />
1. Temperatur yang digunakan.<br />
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi<br />
menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.<br />
<br />
2. Jenis pelarut.<br />
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.<br />
<br />
3. Jenis terlarut.<br />
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.<br />
<br />
4. Konsentrasi<br />
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.<br />
<br />
Bila dua macam pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan kedalam suatu tempat, maka akan terlihat suatu batas, dimana hal ini menunjukkan dua pelarut tersebut tidak bercampur. Jika solut yang dapat bercampur baik dalam pelarut I maupun pelarut II ditambahkan pada kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solut yang terdistribusi dalam kedua pelarut tersebut.<br />
<br />
<ul style="background-color: #eeeeee; font-family: Calibri; font-size: 14px; line-height: 1.4; margin: 0cm 0px 0.5em; padding: 0px 2.5em; text-align: justify;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0cm; padding: 0.25em 0px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sel Volta / Sel Galvani</span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"></span></li>
</ul>
<div class="separator" style="background-color: #eeeeee; clear: both; font-family: Calibri; font-size: 14px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3vKcmmfWuynOlftI33gj2i4_cNdXn5Ijlv8z7khOyXyhQhImCIgkzgVSu3Ewi9mRcCGFTDeqr9Cdb9BwYu4D5QtjocPl9iYbeQltBDjT8taUOPaGHH6-YKiN0Nx6zirB65fa7kj2O29k/s1600/sel+volta.jpg" imageanchor="1" style="color: #990000; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration-line: none;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3vKcmmfWuynOlftI33gj2i4_cNdXn5Ijlv8z7khOyXyhQhImCIgkzgVSu3Ewi9mRcCGFTDeqr9Cdb9BwYu4D5QtjocPl9iYbeQltBDjT8taUOPaGHH6-YKiN0Nx6zirB65fa7kj2O29k/s1600/sel+volta.jpg" style="background: rgba(0, 0, 0, 0); border-radius: 0px; border: 1px solid rgb(224, 102, 102); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" /></a></div>
<div class="separator" style="background-color: #eeeeee; clear: both; font-family: Calibri; font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="background-color: #eeeeee; clear: both; font-family: Calibri; font-size: 14px; text-align: left;">
<b> Istilah pada sel volta</b></div>
<div class="separator" style="background-color: #eeeeee; clear: both; font-family: Calibri; font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="background-color: #eeeeee; clear: both; font-family: Calibri; font-size: 14px; text-align: left;">
</div>
<ul style="line-height: 1.4; margin: 0cm 0px 0.5em; padding: 0px 2.5em; text-align: justify;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0cm; padding: 0.25em 0px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">E<sub>Red</sub></span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> (Potensial Reduksi) : harga nilai tegangan setengah reaksi kimia yang cenderung menerima elektron, karena <b>E<sub>Red</sub></b> semakin besar maka kemampuan reduksi besar dan sulit untuk oksidasi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0cm; padding: 0.25em 0px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">E<sub>Oks</sub></span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> (Potensial Oksidasi) : harga nilai tegangan setengah reaksi kimia yang cenderung melepas elektron, karena <b>E<sub>Oks</sub></b> semakin besar menunjukkan <b>E<sub>Red</sub></b> semakin kecil sehingga kemampuan oksidasinya besar dan sulit untuk reduksi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0cm; padding: 0.25em 0px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">E<sub>Elektroda</sub></span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> : harga nilai tegangan setengah reaksi kimia baik <b>E<sub>Red</sub></b> atau<b>E<sub>Oks</sub></b>, namun untuk penyebutan lebih cenderung ke <b>E<sub>Red</sub></b> (nilai pada Deret Volta keseluruhannya menggunakan <b>E<sub>Red</sub></b>) walau itu menunjukkan <b>E<sub>Elektroda</sub></b> maupun <b>E<sub>Oks</sub></b> (<b>E<sub>Oks</sub></b> jika diubah ke <b>E<sub>Red</sub></b> maka akan berkebalikan tanda yang semula <b>E<sub>Oks</sub></b> (+) menjadi <b>E<sub>Red</sub></b> (-)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 21px; margin: 0px 0px 0cm; padding: 0.25em 0px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">E<sub>Sel</sub></span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> : selisih antara nilai <b>E<sub>Red</sub></b> - <b>E<sub>Oks</sub></b> (<b>E<sub>Sel</sub></b> = <b>E<sub>Red</sub></b> - <b>E<sub>Oks</sub></b> atau <b>E<sub>Sel</sub></b> =<b>E<sub>Besar</sub></b> - <b>E<sub>Kecil</sub></b>), harga nilai tegangan satu reaksi kimia</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: times new roman, serif;"><div>
#Reaksi redoks spontan adalah reaksi yang dapat langsung terjadi dan potensial sel yang dihasilkannya bertanda positif. Reaksi redoks spontan terjadi jika E red – E oks > 0. Ciri-cirinya yaitu dihasilkannya endapan, terjadi gelembung, perubahan warna, dan perubahan suhu. Reaksi redoks spontan dapat digunakan sebagai sumber arus, yaitu dalam sel volta, baterai dan aki.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
#Reaksi redoks tak spontan adalah reaksi yang tidak dapat mereduksi unsur-unsur disebelah kanannya dan potensial sel yang dihasilkannya bertanda negatif. Reaksi redoks tak spontan dapat dilangsungkan dengan menggunakan arus listrik, yaitu dalam reaksi elektrolisis. Elektrolisis banyak diterapkan dalam industri, misalnya pengolahan aluminium, produksi NaOH dan klorin, dan dalam penyepuhan (electroplating).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/746792#readmore</div>
</span></div>
<br />
Referensi :https://amaldoft.wordpress.com/2015/12/12/persamaan-nernst-sel-konsentrasi-redoks-dan-elektrokimia/<br />
http://duniagalery.blogspot.co.id/2015/06/distribusi-zat-terlarut-antara-dua.html<br />
http://www.caesarvery.com/2015/10/sel-elektrokimia-sel-volta-sel-galvani.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-34178575488129137202018-02-21T13:42:00.004+07:002018-02-21T13:42:37.869+07:00viskoKelebihan dan kekurangan Viskositas<br />
Kelebihan dari penentuan nilai viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald adalah :<br />
<br />
Tidak ada kemungkinan terjadinya aliran turbulen dalam pipa kapiler sehingga data yang diperoleh lebih akurat dibandinngkan dengan penentuan nilai viskositas dengan menggunakan metode bola jatuh.<br />
<br />
Tanda batas pada viskometer Ostwald bersifat permanen sehingga tidak perlu lagi menentukan jarak antara dua batas untuk menentukan waktu alir cairan.<br />
<br />
Viskometer Ostwald dapat digunakan untuk semua jenis cairan, baik cairan yang kental maupun cairan yang tidak kental.<br />
<br />
Metode viskometer Ostwald dapat menentukan atau membuktikan hubungan 5 dengan T dan 5 dengan C.<br />
<br />
Metode viskometer Ostwald lebih praktis dan efisien dalam penentuan nilai viskositas cairan dibandingkan dengan metode bola jatuh. Pada metode bola jatuh, kontak gliserin dengan tangan dan benda lain lebih banyak sehingga<br />
<br />
Kekurangan dari penentuan nilai viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald adalah :<br />
<br />
<br />
Sulitnya mengidentifikasi adanya kerusakan pada viskometer Ostwald<br />
<br />
Tanda batas pada viskometer Ostwald kurang terlihat jelas sehingga mempenngaruhi pencatatan waktu alir cairan.<br />
<br />
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Bird, 1987):<br />
a. Tekanan<br />
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.<br />
b. Temperatur<br />
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.<br />
c. Kehadiran zat lain<br />
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.<br />
d. Ukuran dan berat molekul<br />
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.<br />
e. Berat molekul<br />
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.<br />
f. Kekuatan antar molekul<br />
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.<br />
<br />
referensi : https://www.scribd.com/doc/227172283/Kelebihan-Kekurangan-Viskometer-Ostwald<br />
http://wenimandasari.blogspot.co.id/p/laporan-termokimia.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-6489454976989519272017-11-22T06:30:00.003+07:002017-11-22T06:30:22.184+07:00pegas<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-align: center;"><span style="line-height: 19.5px;">DASAR TEORI</span></span><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;"> Suatu pegas diberi beban dan diberi simpangan akan menciptakan suatu gerak harmonis. <a href="http://ebookfisika.blogspot.com/" style="color: #21afa4; text-decoration-line: none;">Gerakan harmonis</a> itu terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas. Gaya tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor nilai tetapan pegas itu sendiri.</span><span style="font-family: "Courier New"; font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">Apabila sebuah benda bergerak bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan, maka gerakan tersebut disebut getaran harmonis atau biasa diesebut getaran selaras. Gerakan yang terjadi pada pegas merupakan getaran selaras, karaena suatu pegas yang diberi simpangan akan bergerak bolak-balik melewati titk kesetimbangan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; line-height: 20.25px; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menurut hukum imperis Hooke, gaya yang bekerja pada pegas akan sebanding dengan besarnya simpangan yang terjadi atau dinyatakan dengan:<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; line-height: 20.25px; text-align: center; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">F</span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">=</span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">k x</span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">x</span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">=</span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">simpangan</span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">(m)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; line-height: 20.25px; text-align: center; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> m g = k x k = tetapan pegas (N/m)<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; line-height: 20.25px; text-align: center; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> F = gaya pegas (N)<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; line-height: 20.25px; text-align: center; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> m = massa beban (kg)<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; line-height: 20.25px; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"> </span></span><span style="font-size: x-small; line-height: 19.5px; text-indent: 28.35pt;">Setiap pegas memiliki konstanta/tetapan, yang besarnya bervariasi, bergantung pada bahan dan banyaknya lilitan pegas tersebut. Tetapan pegas ini menyatakan besarnya gaya yang diperlukan untuk meregangkan atau memendekkan pegas sepanjang satu satuan panjang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Untuk mencari nilai ketetapan pegas dapat dilakukan dengan 2 cara :<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><i>1.<span style="font-stretch: normal; font-style: normal;"> </span></i><i>Cara Statis<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Apabila suatu pegas dengan tetapan pegas k diberi beban W, maka ujung pegas akan bergeser sepanjang x sesuai dengan persamaan : mg = kx<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">2.<span style="font-stretch: normal;"> </span><i>Cara Dinamis</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">Apabila pegas yang telah diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran selaras dengan periode :</span><span style="font-family: "Courier New"; font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-MvmUh6k2ZMs/VnlUCDmKzHI/AAAAAAAAE2E/Jup3S-WPe0U/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="color: #21afa4; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration-line: none;"><img border="0" src="https://4.bp.blogspot.com/-MvmUh6k2ZMs/VnlUCDmKzHI/AAAAAAAAE2E/Jup3S-WPe0U/s1600/1.JPG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-width: 0px; break-after: page; height: auto; margin-right: 10px; max-height: 400px; max-width: 420px; padding: 0px; position: relative; width: auto;" /></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Dimana : m = massa beban<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s<sup>2</sup>)<sup></sup><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> T = Periode</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small; text-indent: -0.25in;">Catatan : bila tanpa beban persamaan periode tetap </span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;"> </span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;">berlaku</span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;"> </span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;">karena</span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;"> </span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;">ember dapat dianggap</span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;"> </span><span style="font-size: x-small; text-indent: 0in;">sebagai</span><span style="font-size: x-small; text-align: center; text-indent: 0in;"> </span><span style="font-size: x-small; text-align: center; text-indent: 0in;">beban.</span><span style="font-size: x-small; text-align: center; text-indent: 0in;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">Bila digunakan 2 beban maka didapat :</span><span style="font-family: "Courier New"; font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><img border="0" src="https://4.bp.blogspot.com/-Kor9aaK2oE0/Vnlg8JJGYKI/AAAAAAAAE2U/BSxivVcpRLE/s1600/2.JPG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-width: 0px; break-after: page; height: auto; margin-right: 10px; max-width: 100%; padding: 0px; width: auto;" /></span></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">Dimana : W1 = berat pembebanan ke 2 tanpa pegas & </span><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">ember</span></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;"> W2 = berat pembebanan ke 1 tanpa pegas & </span><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">ember</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> T<sub>1</sub> = Periode pembebanan ke 1<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> T<sub>2 </sub>= Periode pembebanan ke 2<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;"> T<sub>0</sub> = Periode tanpa pembebanan</span><span style="font-family: "Courier New"; font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Persamaan tersebut didapat dari penjabaran berikut:</span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-T8dYoL1vm40/Vnlhn2tCJjI/AAAAAAAAE2c/llDdtNul_7I/s1600/4.JPG" imageanchor="1" style="color: #21afa4; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration-line: none;"><img alt="ebookfisika.blogspot.co.id" border="0" height="392" src="https://3.bp.blogspot.com/-T8dYoL1vm40/Vnlhn2tCJjI/AAAAAAAAE2c/llDdtNul_7I/s400/4.JPG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-width: 0px; break-after: page; height: auto; margin-right: 10px; max-height: 400px; max-width: 420px; padding: 0px; position: relative; width: auto;" title="rumus tetapan pegas" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small; text-indent: 35.45pt;"> Teknik untuk menurunkan rumus periode pegas adalah sederhana, yaitu hanya dengan menyamakan gaya pemulih dan gaya dari hukum II Newton F = m.a</span><span style="font-size: x-small;"><sub style="text-indent: 35.45pt;">y</sub><span style="text-indent: 35.45pt;"> dengan a</span><sub style="text-indent: 35.45pt;">y</sub><span style="text-indent: 35.45pt;"> = -w</span><sup style="text-indent: 35.45pt;">2</sup><span style="text-indent: 35.45pt;">y adalah percepatan gerak harmonik. </span><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"> Gaya pemulih pada pegas adalah F = -ky sehingga kita peroleh :</span></span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-Zb0Cvdbq_k4/VnliLgw29mI/AAAAAAAAE2k/VqgZ5n9s0V0/s1600/4.JPG" imageanchor="1" style="color: #21afa4; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration-line: none;"><img border="0" height="272" src="https://2.bp.blogspot.com/-Zb0Cvdbq_k4/VnliLgw29mI/AAAAAAAAE2k/VqgZ5n9s0V0/s400/4.JPG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-width: 0px; break-after: page; height: auto; margin-right: 10px; max-height: 400px; max-width: 420px; padding: 0px; position: relative; width: auto;" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">dengan : m = massa beban (kg),<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> k = tetapan pegas ( N/m)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> T = Periode pegas (s)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">Sedangkan frekuensi pegas adalah kebalikan dari periode :</span><span style="font-family: "Courier New"; font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-AhbonW9hMuU/Vnlid3YcgYI/AAAAAAAAE2s/qbnSe_UFRGg/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="color: #21afa4; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration-line: none;"><img border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-AhbonW9hMuU/Vnlid3YcgYI/AAAAAAAAE2s/qbnSe_UFRGg/s1600/1.JPG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-width: 0px; break-after: page; height: auto; margin-right: 10px; max-height: 400px; max-width: 420px; padding: 0px; position: relative; width: auto;" /></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Definisi untuk <a href="http://ebookfisika.blogspot.com/" style="color: #21afa4; text-decoration-line: none;">periode</a> adalah waktu yang diperlukan beban untuk menempuh satu getaran, sedangkan<a href="http://ebookfisika.blogspot.com/" style="color: #21afa4; text-decoration-line: none;">frekuensi</a> adalah banyaknya getaran yang dilakukan beban dalam satu sekon.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: x-small;">Untuk menentukan tetapan pegas k yang jumlahnya lebih dari satu dan dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka harga k total dapat dicari dengan :</span><span style="font-family: "Courier New"; font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-s51-gEg_Kgo/Vnliw5eDR_I/AAAAAAAAE20/O523jJ-l7oE/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="color: #21afa4; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration-line: none;"><img border="0" height="181" src="https://1.bp.blogspot.com/-s51-gEg_Kgo/Vnliw5eDR_I/AAAAAAAAE20/O523jJ-l7oE/s400/1.JPG" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-width: 0px; break-after: page; height: auto; margin-right: 10px; max-height: 400px; max-width: 420px; padding: 0px; position: relative; width: auto;" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; font-family: Roboto_Regular, Roboto, "Roboto Regular", "Franklin Gothic Medium", "Franklin Gothic Book", "Lucida Sans", "Lucida Sans Unicode", Helmet, Freesans, sans-serif; font-size: 13.5px; text-align: left;">
Referensi : https://ebookfisika.blogspot.co.id/2015/12/praktikum-tetapan-pegas.html</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3073982104936221522.post-83686153930083733402017-11-15T08:45:00.002+07:002017-11-15T08:45:11.125+07:00Termal<div style="background: none rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "helvetica neue", helvetica, "nimbus sans l", arial, "liberation sans", sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="background: none; border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Konduktivitas</b> atau <b style="background: none; border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">keterhantaran termal</b>, k, adalah suatu <a class="new" href="https://id.m.wikipedia.org/w/index.php?title=Besaran_intensif&action=edit&redlink=1" style="background: none; border: 0px; color: #dd3333; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Besaran intensif (halaman belum tersedia)">besaran intensif</a> <a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahan" style="background: none; border: 0px; color: #5a3696; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Bahan">bahan</a> yang menunjukkan kemampuannya untuk<a class="mw-redirect mw-disambig" href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konduksi" style="background: none; border: 0px; color: #5a3696; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Konduksi">menghantarkan panas</a>. Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di manaperbedaan temperatur menyebabakan transfer energi termal dari satudaerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang lebihrendah. Panas yang di transfer dari satu titik ke titik lain melalui salahsatu dari tiga metode yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.</div>
<dl style="background: none rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "helvetica neue", helvetica, "nimbus sans l", arial, "liberation sans", sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><dd style="background: none; border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;">konduktivitas termal = laju aliran panas × jarak / ( luas × perbedaan suhu )</dd></dl>
<dl style="background: none rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "helvetica neue", helvetica, "nimbus sans l", arial, "liberation sans", sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><dd style="background: none; border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="mwe-math-element" style="background: none; border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="{\displaystyle k={\frac {Q}{t}}\times {\frac {L}{A\times \Delta T}}}" aria-hidden="true" class="mwe-math-fallback-image-inline" src="https://wikimedia.org/api/rest_v1/media/math/render/svg/f01bac810c8969e6339c778f8e62cc5c129b4a77" style="background: none; border: 0px; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 5.676ex; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: -2.005ex; width: 18.9ex;" /></span></dd></dl>
<div style="background: none rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "helvetica neue", helvetica, "nimbus sans l", arial, "liberation sans", sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 0.5em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Besaran ini didefinisikan sebagai <a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Panas" style="background: none; border: 0px; color: #5a3696; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Panas">panas</a>, Q, yang dihantarkan selama <a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Waktu" style="background: none; border: 0px; color: #5a3696; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Waktu">waktu</a> t melaui ketebalan L, dengan arah normal ke permukaan dengan luas A yang disebabkan oleh perbedaan <a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suhu" style="background: none; border: 0px; color: #5a3696; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Suhu">suhu</a> ΔT dalam kondisi <a class="mw-redirect" href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tunak" style="background: none; border: 0px; color: #5a3696; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Tunak">tunak</a>dan jika perpindahan panas hanya tergantung dengan perbedaan suhu tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
<strong>Tahanan Termal (R)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Para insinyur biasanya menggunakan konsep <em>tahanan termal (R = resistansi termal) </em>untuk menyatakan kemampuan suatu bahan dalam menghambat aliran kalor. Tahanan termal merupakan perbandingan antara ketebalan suatu bahan dengan konduktivitas termal bahan tersebut. Secara matematis bisa dirumuskan sebagai berikut :</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
<strong><strong>R</strong> = T</strong>/<strong>Q</strong><strong></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
<strong></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Keterangan :</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
R = tahanan alias hambatan termal</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Q = konduktivitas termal</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
T = temperatur</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Tambahan :</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik, sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk. Konduktor termal = penghantar panas alias kalor. Zat cair dan zat gas bisa disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal = penghambat panas alias kalor.</div>
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Berikut ini nilai konduktivitas termal beberapa benda:</div>
<br />
<div style="background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
</div>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #353535; font-family: merriweather, "times new roman", times, serif; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; widows: 2; word-spacing: 0px;"><tbody>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
<strong>Jenis benda</strong></div>
</td><td colspan="2" valign="top" width="293"><div style="margin: 0px;">
<strong>Konduktivitas Termal (k)</strong></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"></td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
J/m.s.C<sup>o</sup></div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
Kkal/m.s.C<sup>o</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Perak</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
420</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
1000 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Tembaga</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
380</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
920 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Aluminium</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
200</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
500 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Baja</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
40</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
110 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Es</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
2</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
5 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Kaca (biasa)</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,84</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
2 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Bata</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,84</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
2 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Air</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,56</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
1,4 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Tubuh manusia</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,2</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
0,5 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Kayu</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,08 – 0,16</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
0,2 x 10<sup>-4</sup> – 0,4 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Gabus</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,042</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
0,1 x 10-<sup>4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Wol</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,040</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
0,1 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Busa</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,024</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
0,06 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
<tr><td valign="top" width="104"><div style="margin: 0px;">
Udara</div>
</td><td valign="top" width="153"><div style="margin: 0px;">
0,023</div>
</td><td valign="top" width="140"><div style="margin: 0px;">
0,055 x 10<sup>-4</sup></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10518942558624382860noreply@blogger.com