Referensi

Jasa Web Design

Thursday, November 22, 2007

Jakarta: Ramelgia Anwar, Vice President Corporate Security Garuda Indonesia, menolak keterangan Pollycarpus Buhari Priyanto yang mengatakan dirinya telah memberikan izin kepada pilot yang pernah divonis sebagai pelaku pembunuhan Munir itu untuk terbang ke Singapura.

"Saya belum memerintahkan Pollycarpus untuk pergi ke Singapura," ujar Ramelgia dalam sidang lanjutan kasus Munir dengan terdakwa Rohainil Aini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari ini, Rabu (21/11).

Menurut Ramelgia, ia hanya memberi arahan kepada Pollycarpus dalam briefing yang diadakan tentang pelaksanaan tugas sebagai aviation security. "Polly belum ada koordinasi dengan saya untuk terbang ke Singapura pada tanggal 6 September (2004)," ujar Ramelgia.

Atas hal tersebut Ramelgia menelpon Karmel Fauza Sembiring, Chieff Pilot Air Bus 330 pada tanggal 15 September 2004, untuk meminta maaf karena telah salah memberi arahan kepada Pollycarpus sehingga berangkat ke Singapura.

Dalam sidang tersebut Ramelgia juga menyangkal bahwa Pollycarpus pernah menelpon dirinya sebelum pergi ke Singapura, dan juga termasuk telepon Polly yang meminta Ramelgia untuk menelpon Karmel untuk meminta ijin terbang.

Sebelumnya, dalam sidang tersebut Pollycarpus mengatakan, ia berangkat ke Singapura atas dasar surat dari Direktur Utama Garuda Indonesia, Indra Setiawan tentang penempatan dirinya, dan juga atas briefing dari Ramelgia untuk menangani masalah Garuda, baik di Singapura, Bali, Ujung Pandang dan lain-lain daerah.

"Saya merasa mempunyai amanah untuk melakukan tugas tersebut," ujar Polly. Dengan alasan itulah kemudian ia menelpon Rohainil Aini untuk meminta perubahan jadwal penerbangan dan meminta penerbangan awal dan kemudian ia menelpon Ramelgia untuk meminta ijin.

Rohainil Aini yang memberikan komentar terhadap keterangan Pollycarpus mengatakan, memang betul ia meminta penerbangan awal, "mungkin juga ia meminta pesawat dengan nomor penerbangan GA 974," ujarnya.

Pollycarpus yang ditemui seusai sidang membantah keras hal itu. Menurutnya, jika diizinkan, ia hanya meminta penerbangan yang paling awal, tanpa menunjuk pada nomor penerbangan tertentu. "Pesawat yang pergi ke Singapura dalam sehari itu banyak, jadi tidak mungkin saya hafal," ujarnya.

Polly juga menyangkal jika ia mengetahui adanya Munir dalam pesawat tersebut. Menurutnya, ia hanya ingin sampai Singapura lebih sore, sehingga dapat mengerjakan tugasnya. "Lebih sore, berarti lebih baik saya bekerja," ujarnya.

Dalam sidang tersebut juga Polly menyerahkan dokumen-dokumen tentang tugasnya sebagai aviation security, antara lain berupa surat pengangangkatan dirinya, sertifikat-sertifikat dan petunjuk pelaksanaan.

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com