Referensi

Jasa Web Design

Monday, December 3, 2007

Jakarta : Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Samsuddin, menilai perbedaan pandangan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama hanya dalam hal sepele, seperti soal tata cara sholat.

"(Selain itu) paling pada penetapan hari Idul Fitri," katanya ketika memberi sambutan acara penendatangan nota kesepahaman kedua organisasi dengan Asosiasi Bank Syariah Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi ummat di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/12).

Din menganggap perbedaan ini sudah bisa dieliminir dengan kegiatan bersama, acara serius maupun ringan. Salah satu kegiatan, kata Din, adalah kerjasama perberdayaan ekonomi kecil dan mikro. "Memang ada ketidakadilan ekonomi, tapi kami tidak menyerah," ujarnya. "Program ini buktinya."

Program ini dilakukan dengan pinjam modal secara bergulir di lingkungan pesantren. Selain itu, dua organisasi melakukan kegiatan ringan bersama berupa pertandingan sepakbola kedua organisasi ini, pada 7 Desember. "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah bersedia melakukan tendangan pertama," ujarnya.

Selain itu, dalam peringatan tahun baru Hijriah pada 1 Muharam Pengurus Pusat Muhammadiyah akan mengunjungi NU, dan sebaliknya. "Ini membuktikan kalau kami akrab," ujar Din.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi menganggap perbedaan kedua organisasi sudah semakin kecil. Hasyim memberi contoh soal qunut pada sholat subuh yang diwajibkan bagi ummat NU.

"Sudah tidak ada perbedaan karena yang sholat subuh saja hampir tidak ada," ujarnya, yang disambut gelak tawa para undangan.

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com