Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, December 4, 2007

Moskow: Seperti diduga sebelumnya, partainya Presiden Vladimir Putin menang telak dalam pemilihan umum parlemen Rusia yang digelar Ahad lalu. Hingga semalam, dengan 98 persen suara yang telah dihitung, partai United Russia digawangi Putin sudah menangguk 64,1 persen suara.

Menurut Komisi Pusat Pemilihan (CEC) Rusia, hasil tersebut memberi partai tersebut mayoritas secara konstitusional lebih dari dua pertiga kursi di dewan perwakilan, Duma.

Partai Komunis tertinggal jauh dengan raihan 11,6 persen. Dua partai lainnya yang pro-Kremlin -partai ultranasionalis LDPR dan partai berhaulan kiri tengah, A Just Russia- menyabet 8,2 persen dan 7,8 persen.

"Legitimasi parlemen Rusia tanpa ragu telah meningkat," sambut Putin dengan wajah cerah kepada wartawan setelah mengunjungi pusat riset antariksa di Moskow kemarin.

"Jelas sekali bahwa rakyat Rusia tak bakal membiarkan negeri mereka jatuh dalam jalur destruktif sebagaimana negeri pecahan bekas Soviet," ujar Putin lagi merujuk kepada revolusi populer pro Barat yang terjadi di Georgia, Kyrgystan dan Ukraina.

Ribuan anggota gerakan muda Kremlin, Nashi langsung bersorak dengan pawai di pusat Moskow. Hampir 10 ribu demonstran menenteng aneka plakat diantaranay bertuliskan "Kemenangan Milik Kami" dan "Para Pengkhianat Tak Bakal Berkuasa".

"Kami merayakan kemenangan dan kami ingin membela kota kami sebab semua unsur provokasi diduga dari The Other Russia yang ingin mendeklarasikan pemilu cacat," kata Daria Kuleshova, 20 tahun, anggota Nashi.

Namun ketidakpuasan dan tudingan kecurangan kadung meruyak. Kubu komunis, seperti halnya partai-partai liberal yang gagal mencapai batas threshold 7 persen buat meraih kursi parlemen, mengatakan pemilu kali ini salah satu paling curang dalam sejarah Rusia dan menyerukan protes.

Dari Brussels, Komisi Uni Eropa menolak memberi penilaian karena tengah sibuk menganalisa laporan-laporan dari sumber lain. Tanggapan Uni Eropa itu menyusul pernyataan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) bahwa pemilu parlemen Rusia gagal memenuhi standar yang bisa diterima.

"Pemilu itu gagal memenuhi sejumlah komitmen dan standar yang kami punya di OSCE dan Dewan Eropa," kata Goran Lennmarker, Kepala Majelis Parlementer OSCE yang mengawasi pemilu tersebut.

Kecaman pedas datang dari Garry Kasparow, bekas juara catur yang bergabung dalam gerakan The Other Russia. Menurutnya pemilu kali ini paling kotor dalam sejarah modern Rusia.

Tak aneh bila hasil pemilu memberi Putin hampir kendali sepenuhnya atas parlemen. Kemungkinan para kandidat pro Barat tersingkir, bahkan tak mungkin kembali.

"Saya cemas mereka telah habis," kata Masha Lipman dari lembaga kajian Moscow Carnegie Centre kemarin. "Oposisi (Rusia) telah mati."

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com