Referensi

Jasa Web Design

Thursday, December 6, 2007

83% Kawasan RI Rawan Bencana

Yogyakarta - Sesjen Departemen Pekerjaaan Umum (DPU), Roestam Sjarief, mengatakan bahwa dengan tidak ditempatkannya potensi ancaman bencana dalam segala sektor menjadikan sekitar 83 persen kawasan Indonesia menjadi rawan bencana.

Dalam makalahnya yang dibacakan Staf Ahli Menteri PU Bidang Pengembangan Keahlian dan Tenaga Fungsional, DR Sugiman Pranoto, pada Seminar Nasional Bencana Alam Sedimen di Yogyakarta, Rabu malam, ia mengatakan bahwa kondisi itu semakin diperburuk dengan belum dijadikannya ancaman tersebut sebagai pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki rakyat Indonesia.

"Akibatnya, sekitar 98 persen dari 220 juta penduduk negeri ini tidak siap menghadapi ancaman bencana alam padahal Indonesi adalah negara dengan kondisi alam yang rawan kejadian bencana alam,"katanya.

Menurut dia, kondisi itu disebabkan negara Indonesia yang merupakan kepulauan dengan posisi geografis terletak di antara dua benua dan dua samudra. Selain itu, secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonis dan jalur gunug api lingkar Pasifik dan lintas Asia.

Negara ini juga memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi antara 1000-4000 mm/tahun. Dengan kondisi alam tersebut maka adanya interaksi manusia dengan alam yang cenderung mengeksploitasi alam secara berlebihan menyebabkan kerusakan lingkungan alam yang sering kali menjadi penyebab kejadian bencana.

"Data statistik menunjukkan kejadian bencana alam di negeri ini semakin sering dan lokasinya semakin meluas dan tersebar,"katanya.

Menurut dia, kejadian alam sediman antaralain tanah longsor,gerakan tanah, banjir dan aliran lahar merupakan suatu fenoma alam yang berhubungann erat dengan mekanisme pergerakan aliran sedimen yang cenderung meningkat setiap tahun terutama pada musim hujan.

Sehubungan dengan hal itu, pemerintah terus berupaya menangani bencana alam tersebut dengan membangun kemampuan setinggi mungkin untuk mencegah bencana alam dan dampaknya.

Usaha tersebut berupa perencanaan dan pembinaan lokasi permukiman di wilayah rawan bencana, relokasi pemukiman ke daerah aman, membangun organisasi yang kuat dan responsif dalam mengantisipasi bencana sekaligus penanggulangannya, serta peningkatan sistem peringatan dan pemberitaan dini,katanya.

Seminar dislenggarakan atas kerjasama antara DPU dengan Magister Pengelolalan Bencana Alam Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (*)


Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com