Referensi

Jasa Web Design

Saturday, December 8, 2007

Umat Hindu Bali Terancam Globalisasi

Denpasar: Tantangan terberat bagi pemimpin umat Hindu di Bali adalah dampak negatif globalisasi. Terutama berkembangnya paham hedonisme yang menonjolkan kepuasan material belaka.

Mantan Direktur Urusan Agama Hindu Ditjen Bimas Hindu dan Budha I MADE Titib menyatakan hal itu dalam sarasehan “Pemimpin, Gagasan dan Karya Nyata untuk Rakyat” yang digelar Koalisi Rakyat untuk Demokrasi (Kordem) di Denpasar, Sabtu (8/12). “Sentuhan budaya global dapat menimbulkan hilangnya orientasi dan konflik muncul dimana-mana,” tegasnya. Uang dijadikan sebagai tolok ukur dan masyarakat semakin sekuler serta komersial.

Bagi dia, keadaan pada jaman ini sudah sangat mirip dengan gambaran jaman Kaliyuga yang telah diramalkan oleh sejumlah kitab suci umat Hindu, yakni suatu jaman dimana nafsu duniawi telah menjadi tujuan. Globalisasi juga telah menghilangkan batas-batas budaya barat yang dengan mudah menulari budaya timur, meski budaya timur pada dasarnya lebih memiliki orientasi spiritual.

Karenanya, kata Titib, dibutuhkan kepemimpinan yang mampu memberikan teladan dan kebijaksanaan. Khususnya, agar ada peningkatan kualitas SDM yang akan mampu secara selektif mengambil keunggulan budaya barat dan meninggalkan sisi negatifnya. Ia mencontohkan kepemimpinan di India yang saat ini telah berhasil membawa bangsa itu memiliki keunggulan dalam penguasaan teknologi.

Menanggapi pernyatan itu, Walikota Denpasar AA Puspayoga menegaskan, kualitas SDM memang menjadi prioritasnya namun kualitas lingkungan juga harus mendapat perhatian. Selama masa kepemimpinannya, sejumlah proyek pengelolaan limbah dan sampah telah dilakukan dengan biaya ratusan milyar dari hibah sejumlah negara. Selain itu, perbaikan kualitas SDM juga ditentukan oleh keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui sektor ekonomi. ”Karena itu kami menggulirkan kredit tanpa agunan kepada pengusaha kecil,” tegasnya.

Sementara itu Anggota DPD asal Bali I Wayan Sudhirta menilai, masyarakat Bali harus tetap optimistis melihat pengaruh globalisasi. Kuncinya, kata dia, adalah ketelitian dalam memilih pemimpin yang memiliki wawasan dan keberanian untuk bersikap. Hal itu bisa diukur dari sikap dan karya nyata yang telah dilakukannya. Terutama dalam komitmen untuk mengatasi kemiskinan, korupsi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com