Referensi

Jasa Web Design

Sunday, January 6, 2008

Jakarta (ANTARA News) - Pada selang Januari-Maret 2008 perlu dicermati masih adanya kemungkinan terbentuknya badai tropis di timur laut Australia yg bisa mengakibatkan hujan lebat (intensitas tinggi) di Jawa dalam waktu beberapa hari.

"Sekarang ini curah hujan mulai menurun, lalu naik lagi khususnya pada pertengahan Februari," kata Kepala Balitbang Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Dr Mezak Ratag di Jakarta, Minggu.

Litbang BMG baru saja menyelesaikan "running model" cuaca/iklim yang mensimulasikan cuaca sejak dua bulan yang lalu hingga sekitar dua bulan ke depan, kata Mezak Ratag.

Pada 25 hari terakhir, ujarnya, sejak sekitar 11 Desember 2007 hingga kini, wilayah Indonesia baru saja dilewati oleh fase aktif osilasi intra-musiman yg dikenal sebagai MJO (Madden-Julian Oscillation).

MJO ini dapat teramati sebagai penjalaran daerah tekanan rendah ke arah timur, yang juga berasosiasi dengan daerah berawan hujan yang banyak, tambahnya.

"Pada fase aktifnya bersamaan dengan puncak monsun, MJO bisa menaikkan intensitas hujan sampai 200 persen, seperti yang terjadi sekitar 10B Desember-4Januari yang lalu," kata Mezak Ratag.

MJO adalah osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-tekanan rendah) dengan periode 30 sampai 50 hari yang menjalar dari barat ke timur.

Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian menjalar ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik, ujarnya.

"Kalau gelombang digambarkan dalam grafik sebagai penjalaran pola
puncak dan lembah, maka dapat dikatakan pola puncak yang menyebabkan banyak hujan, akan meninggalkan wilayah Indonesia, di mana sebagian masih berada di bagian timur Indonesia," katanya.

Bagian ujung barat fenomena ini masih berada di bagian timur Indonesia, yakni Nusa Tenggara yang masih mengalami tingkat curah hujan tinggi, kata Mezak.

Sedangkan pola lembah, yang menurunkan curah hujan sudah mulai masuk di Sumatra dimana pola lembah ini akan menurunkan curah hujan setidaknya 20-25 hari ke depan, ujarnya.

"Jadi akan menurunkan peluang hujan besar dan bahkan kemungkinan akan ada "break" hujan selama beberapa hari sekitar 7-15 hari yang akan datang. Ini diharapkan akan mengurangi potensi banjir dan longsor," katanya.

Pola puncak aktif MJO akan kembali sekitar pertengahan Februari.

Namun pola puncak pada Februari yang akan datang ini tidak akan berdampak sebesar pertengahan Desember sampai awal Januari yang lalu, karena pada pertengahan Februari itu monsun sudah mulai melemah, curah hujan mulai turun, menuju ke musim kemarau.

Sedangkan pola puncak MJO yang lalu bersamaan dengan puncak monsun barat, jadi hujannya menjadi sangat lebat, tambahnya.

Hasil analisis tersebut sesuai dengan luaran model-model BOM (Bureau of Meteorogy) Australia dan KMA (Korea Meteorological Administration), demikian Mezak Ratag.(*)

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com