Referensi

Jasa Web Design

Saturday, January 19, 2008

Jakarta (ANTARA News) - Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Indra Setiawan, yakin bahwa Pollycarpus Budihari Priyanto adalah personil Badan Intelijen Negara (BIN).

Pada sidang pemeriksaan Indra sebagai terdakwa perkara pembunuhan terhadap Munir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jumat, Indra mengatakan ia percaya Pollycarpus adalah bagian dari BIN karena pilot Garuda itu dapat mempertemukan dirinya dengan Wakil Kepala BIN, As`ad.

"Dia dapat mengatur pertemuan saya dengan Wakil Kepala BIN, berarti benar dia orang BIN," ujarnya.

Indra mengatakan ia juga percaya Pollycarpus personil BIN setelah pilot itu menyerahkan surat permohonan dari BIN yang ditandatangani As`ad untuk ditugaskan di `corporate security` PT Garuda Indonesia.

Setelah kematian Munir di pesawat Garuda pada 7 September 2004, Indra mengatakan, ia meminta Pollycarpus untuk mempertemukan dirinya dengan As`ad.

"Saya bilang ke Pollycarpus, `Pol, saya belum pernah bertemu dengan yang bikin surat ini`. Lalu Pollycarpus menjawab nanti akan diatur waktunya," tutur Indra.

Setelah itu, Pollycarpus menelpon Indra memberitahukan waktu dan tempat pertemuan dengan As`ad.

Indra bertemu dengan As`ad di ruang kerjanya di Kantor BIN bersama dengan Deputi V BIN, As`ad.

Dalam pertemuan yang hanya berlangsung 15 menit itu, Indra mengaku ia tidak membicarakan soal surat penugasan Pollycarpus.

"Hanya basa-basi. Lebih banyak saya yang ditanya-tanya oleh mereka, tentang kondisi Garuda," ujarnya.

Meski sebelumnya pernah berhubungan dengan BIN, Indra juga mengaku pada pertemuan itu ia tidak ditanya soal peristiwa kematian Munir di pesawat Garuda.

Pada 2003, Indra mengaku pernah dipanggil ke kantor BIN karena peristiwa pemogokan penerbang Garuda.

"Saya dipanggil, disuruh bikin laporan. BIN minta agar peristiwa itu jangan sampai mengganggu," katanya.

Indra mengaku mengenal Pollycarpus sejak awal 2003 sebagai pilot senior di antara 700 penerbang Garuda.

Pada beberapa kali pertemuan antara manajemen dan penerbang Garuda, Indra menuturkan, Pollycarpus sering menghampirinya usai acara dan menanyakan apa yang bisa dibantu olehnya.

Indra juga mengaku Pollycarpus sering menghubunginya melalui telepon dan sering memberi informasi tentang keselamatan penerbangan.

Karena hubungan dekat itu, Indra juga tidak menolak ketika Pollycarpus meminta bertemu guna menyerahkan surat penugasan dari BIN.

Keduanya akhirnya bertemu di Hotel Sahid Jaya sekitar Juni atau Juli 2004.

Pada awalnya, Indra mengaku kaget melihat surat berkop BIN itu karena sebelumnya ia tidak tahu Pollycarpus memiliki hubungan dengan BIN.

"Baru setelah saya terima surat itu, saya tahu dia orang BIN," ujarnya.

Indra saat menjadi saksi untuk sidang pembunuhan Munir dengan terdakwa Pollycarpus pada 2006 sama sekali tidak menyinggung soal adanya surat penugasan Pollycarpus dari BIN.

Baru saat menjadi terdakwa pada 2007 ia mengakui adanya surat penugasan tersebut. Pollycarpus telah membantah adanya surat itu dan membantah keterangan Indra bahwa ia menyerahkan langsung surat tersebut.

Surat itu hilang dari tas Indra saat ia shalat Jumat di Hotel Sahid Jaya pada 31 Desember 2004.

Indra mengatakan, saat menjadi saksi untuk Pollycarpus pada 2006 ia tidak mengungkit adanya surat itu karena tidak ada yang menanyakan dan sifatnya yang rahasia.

Ia mengaku mengungkap keberadaan surat itu demi kebenaran dan keadilan.

Namun saat majelis hakim mencecarnya lebih lanjut mengapa baru mengungkapnya sekarang, Indra hanya terdiam.

Majelis hakim yang diketuai Heru Pramono menunda sidang hingga Jumat, 25 Januari 2008 dengan agenda pembacaan tuntutan.(*)

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com