Referensi

Jasa Web Design

Wednesday, January 23, 2008

Konsumen Seluler Diminta Jeli Memilih

Jakarta: Konsumen telepon seluler diminta jeli dan cerdas dalam memilih operator di tengah perang iklan pulsa murah seperti sekarang.

"Iklan promo hanya sesaat jadi jangan lihat angka saja tapi cari informasi yang lebih lengkap dan sesuaikan dengan kebutuhan dan pola penggunaan," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Husna Zahir kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Ia menjelaskan, konsumen atau calon pelanggan harus mengetahui kebutuhan dan perilakunya dalam menggunakan telepon. Contohnya, biasa menelepon lokal atau luar kota dan biasa menelepon sesama operator atau operator lain.

Masyarakat juga harus diberi informasi yang jelas tentang cost structure dari badan yang berwenang, seperti Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha. “Agar masyarakat tahu perusahaan yang mengambil margin paling besar."

Semua operator berlomba beriklan tarif murah untuk menggaet pelanggan. PT Indosat Tbk. baru saja meluncurkan promo gratis bicara hingga menit pertama untuk kartu Mentari dan SMS CeEsan untuk IM3. Sedangkan PT Excelcomindo Pratama Tbk. (XL) memunculkan iklan terbaru agar konsumen berganti ke produknya. XL menawarkan tarif bicara Rp 0,1/detik yang berlaku ke semua operator mulai menit kedua. Sebelumnya, XL memberlakukan tarif dengan perhitungan detik.

PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) mengklaim produknya paling transparan dan fleksibel. Telkomsel mengeluarkan produk Simpati PeDe tarif Rp 0,5/detik mulai menit pertama. Produk Kartu As dengan tarif Rp 20/detik. PT Mobile-8 Telecom juga mengklaim tarif Fren termurah Rp 700/menit ke semua GSM tanpa registrasi dan ganti nomor.

Adapun Bakrie Telecom menyatakan justru memberikan uang kepada pelanggan untuk program talktime dengan Esia. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. dengan Flexi-nya mempromosikan pulsa gratis 100 persen. Sedangakan PT Hutchinson dengan produk 3 (Three) meluncurkan tarif Rp 1/menit pada jam tertentu.

Menurut Husna, konsumen hanya disodori iklan yang tak lengkap dan tak mendidik. Kalaupun operator menyuguhkan informasi yang lengkap, tak semua konsumen dapat mengaksesnya. Bahkan, konsumen yang bisa mengakses pun belum tentu mengerti penjelasan dari operator.

Namun ia menilai promosi semacam ini sah saja dilakukan. Husna pun menyadari teledensitas masih rendah sehingga operator menggelar promosi besar-besaran untuk mendongkrak teledensitas pelanggan baru.

General Marketing Product XL Bayu Samudiyo membenarkan sekarang terjadi perang iklan dan tarif. “Operator juga terjebak di dalamnya,” ucapnya. Tapi Direktur Marketing Indosat Guntur S. Siboro menampik perusahaan terjebak dalam perang tarif. Menurut dia, tarif hanya salah satu komponen dalam positioning dan brand value yang mempengaruhi pelanggan.

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

1 comments:

Send to CEO said...

Apakah ini NewsDotCom yang di MetroTV? Salam kenal. Jika ada masalah dengan mutu barang atau pelayanan, kirimkan saja ke sendtoceo.blogspot.com

Thanks,
CEO of SendToCEO

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com