Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, February 5, 2008

AMBON - Ratusan prajurit Batalyon Infanteri 731/Kabaresi kemarin (4/2) mendatangi GOR Mapolres Maluku Tengah. Kali ini, mereka tanpa senjata dan bukan untuk menyerang seperti sebelumnya. Para tentara tersebut datang untuk rekonsiliasi dengan anggota mapolres yang pernah mereka serbu itu.

Langkah perdamaian itu penuh keharuan. Para prajurit memeluk satu per satu anggota polisi. Begitu pula, polisi menyambut dengan penuh rasa persaudaraan. Mereka saling memaafkan.

Beberapa prajurit Yonif 731 meneteskan air mata dalam pertemuan sore itu. Tak hanya salaman sebagai tanda maaf, mereka juga berpelukan erat tanda persaudaraan.

Seperti diberitakan, Sabtu (2/2) dini hari, prajurit Yonif 731 menyerbu mapolres. Mereka datang dengan truk dan turun dari gunung melancarkan tembakan ke arah markas polisi itu. Polisi yang dikepung membalas sehingga terjadi baku tembak yang membuat warga Kota Masohi panik. Akibat insiden tersebut, dua anggota polisi dan seorang tentara tewas.

Tak hanya memakan korban jiwa, peristiwa berdarah yang tak ubahnya ajang perang itu juga mengakibatkan sejumlah aset polisi hangus terbakar. Mapolres ikut hancur, rumah dinas Kapolres terbakar, serta puluhan asrama polisi hangus.

Peristiwa itu berawal dari persoalan sepele. Menyebar isu bahwa anggota Yonif 731 ditahan di mapolres. Ternyata, berdasar hasil penyidikan Kodim dan Denpom, tidak ada penahanan tersebut. Anggota Yonif yang diisukan ditahan itu hanya belum kembali ke markas kesatuannya.

Pangdam Patimura Mayjen Mayjen TNI Rastid Qurnuen Aquary menyatakan bertanggung jawab. "Saya adalah seorang pemimpin dalam organisasi Kodam Pattimura. Keberhasilan seorang pemimpin hanya dapat dilihat dari dua hal, yakni mampu menyelesaikan tugas dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dan tidak dilakukan prajuritnya. Atas apa yang telah dilakukan oleh Yonif 731/Kabaresi, saya sampaikan akan bertanggung jawab penuh," tegas Pangdam dalam acara rekonsiliasi itu.

Pangdam mengaku telah berkali-kali menyampaikan permohonan maaf kepada Kapolda dan segenap jajaran kepolisian. Dia juga berharap agar polisi dan prajurit TNI dapat berkoordinasi untuk menyelesaikan setiap persoalan.

"Kalau memang belum dapat secara langsung diselesaikan, bisa disampaikan kepada atasannya. Para atasan juga diharapkan dapat menyikapi persoalan tersebut secepatnya. Jangan didiamkan saja. Saat ini, nasi sudah menjadi bubur, tapi saya tegaskan saya yang bertanggung jawab," kata mantan Danjen Kopassus itu.

Sementara itu, Kapolda Maluku Brigjen Pol Guntur Ariyadi mengajak kepada seluruh personel TNI-Polri yang terlibat dalam insiden tersebut untuk berjiwa besar agar tak terulang lagi.

Pada kesempatan itu, Pangdam memberikan bantuan tunai Rp 20 juta kepada personel Polres Malteng yang rumahnya terbakar. Bantuan dari Pangdam tersebut khusus untuk membeli pakaian dinas anggota yang terbakar dan diserahkan secara simbolis kepada Kapolres Malteng.

Tak hanya itu, Pangdam meletakkan batu pertama pembangunan rumah dinas Kapolres Malteng. Rumah dinas yang terbakar dalam insiden tersebut dibangun kembali. Pengerjaannya dilakukan prajurit TNI. Selain rumah dinas, akan dibangun kembali barak perumahan polisi dan beberapa bangunan lain yang terbakar.

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com