Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, February 26, 2008

Hati-hati Pembobolan Kartu Kredit

Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah kerugian akibat pembobolan kartu kredit oleh sindikat internasional.

"Belum," kata Miranda, ketika ditanya wartawan mengenai kerugian yang dialami perbankan akibat kasus tersebut seusasi rapat kerja dengan DPR di Jakarta, Senin.

Beberapa pekan lalu Mabes Polri berhasil menangkap dan mengungkap sindikat internasional kartu kredit, dan disinyalir mereka mampu membobol kartu kredit hingga miliaran rupiah.

Untuk itu, Miranda mengatakan, agar perbankan lebih berhati-hati dan mempercepat perubahan dari kartu jenis magnetik ke kartu chip.

"Walaupun Peraturan BI memberi batas waktu hingga 2010, kita minta agar perubahan itu dipercepat, karena hinggga saat ini belum semua bank menggunakan jenis chip. Ini memang ada biayanya," kata Miranda.

Sementara itu, Deputi Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran BI, GF Sri Suparni, mengatakan bahwa pihak Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) yang kompeten menghitung kerugian kasus tersebut.

"Teman-teman AKKI menghitung sendiri bukan dari BI. Saya belum tahu AKKI sudah menghitung atau belum, karena prosesnya lama," katanya.

Menurut dia, kerugian tidak hanya dialami oleh banknya saja karena dalam penyelenggaraannya melibatkan pihak lain.

Ketika ditanya mengapa kasus penipuan itu terjadi, Sri Suparni mengatakan, masing-masing penyelenggara tengah melakukan penelitian.

"Meskipun kelihatannya gede, tapi tidak semua digunakan. Yang sudah digunakan sekitar empat ribuan. Tapi kalau yang jutaan kemarin masih nama-nama yang masuk ke komputer mareka tapi belum dikeluarkan kartunya," katanya.

Menurut dia, untuk mengantisipasi terjadinya kasus serupa, BI akan mengidentifikasi dan mengevaluasi letak kelemahan masing-masing penyelenggara.

"Saat ini memang sudah ada bank yang sudah siap namun butuh waktu untuk memigrasi datanya," katanya.

Ia menyebutkan, terdapat empat hingga lima bank penyelenggara kartu kredit lama yang memicu timbulnya kredit macet kartu kredit (NPL) di tanah air.

"Kalau bank lain tidak begitu tinggi, mereka sekitar empat persen. Di empat bank itu NPL lama numpuk," katanya. (*)

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com