Referensi

Jasa Web Design

Sunday, March 23, 2008

Jakarta:Ketua Lingkungan Paroki Yohanes Baptista Emil Kleden menyatakan, Perayaan Paskan di Gereja Katholik Paroki Yohanes Baptista, Parung, Kabupaten Bogor dibubarkan oleh sekelompok orang yang mengaku dari organisasi ulama, Sabtu (22/3) pukul 12.30 WIB.

"Padahal kami sudah mendapatkan ijin (lisan) dari kecamatan," kata Emil kepada Tempo Sabtu sore. Jemaat yang berjumlah sekitar 200-an orang sempat berhadapan dengan massa, namun pemimpin gereja mengingatkan agar menghindari kekerasan. Jemaat kemudian mengalah, membubarkan ibadah dan membongkar tenda.

Menurut Emil, ibadah itu baru pertama kali diadakan karena sebelumnya menggunakan tempat pribadi di Lebak Wangi selama 9 tahun. Kemudian gereja mendapatkan tempat yang baru, tetapi ijin mendirikan bangunan belum keluar, padahal sudah diurus sejak 6 tahun yang lalu.

Karena belum ada bangunan, gereja mendirikan tenda-tenda untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Karena belum ada ijin, gereja baru mendirikan kapel diatas tanah 6000 meter itu.

Ibadah perayaan Paskah ini sudah berlangsung sejak hari minggu yang lalu, dan sudah mendapatkan ijin secara lisan dari kecamatan. Selama ibadah juga diberikan pengamanan dari polisian dan TNI. Emil mengakui, selama ini penduduk sekitar belum seluruhnya memberikan ijin, tetapi tidak ada yang protes.

Source

1 comments:

Unknown said...

6 Tahun mengurus ijin bukan waktu yang sebentar tetapi keadilan tampaknya belum ada di negri tercinta ini, minoritas masih menakutkan bagi sebagian orang. Sementara berjuang mendapat ijin, kita liat saudara2 kita meminta2 sumbangan ditengah2 jalan untuk membangun rumah ibadahnya, apakah masih harus dipertanyakan, ijin kegiatan yang mereka lakukan ???, apakah untuk kaum minoritas yg untuk membangun rumah ibadahnya saja harus dengan biaya sendiri tanah dan gedung sendiri, masih harus dipersulit dengan ijin2 yang sengaja diulur2 waktunya, padahal jika dilihat kenyataan di gereja parung tersebut berada di lingkungan keturunan tionghoa yang lokasi gerejanya tepat bersebelahan dengan kelenteng, dimana penduduknya masih banyak yg memelihara babi untuk ternaknya, jadi atas nama siapa orang2 tersebut berdemo sesungguhnya??, Kami selaku kaum minoritas cuma bisa pasrah ketika diperolok2 dan dihina seperti kejadian kemarin sabtu, 22 Maret 2008 padahal itu adalah hari besar kami, biarlah Sang Pemilik Alam Semesta, melihat ketidakadilan dinegri ini

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com