Referensi

Jasa Web Design

Saturday, June 7, 2008

Jakarta:Lembaga penggiat hak asasi manusia, Kontras, menyesalkan tudingan sejumlah pihak bahwa akar masalah insiden Monas adalah aliran Ahamdiyah.

Menurut Koordinator Kontras Usman Hamid, tudingan itu menjurus pada pembenaran atas tindakan kekerasan di Monas Ahad lalu. "Itu keliru dan tak masuk akal," kata dia dalam siaran persnya di kantornya, Jumat (6/6).

Menurut Usman, insiden Monas harus dilihat dengan jernih. Antara kekerasan yang terjadi dengan tuntutan pembubaran Ahmadiyah harus dipisahkan.

Ia menduga ada sejumlah pihak yang berupaya mengalihkan isu insiden Monas dengan menghubungkan secara sebab-akibat munculnya kekerasan. "Tak bisa direduksi jadi pembubaran Ahmadiyah dulu, proses hukum kemudian," kata dia.

Lebih jauh ia mengaku kecewa kepada Munarman. Menurut Usman, sebagai orang yang pernah menolak kekerasan, Munarman semestinya tak menghalalkan kekerasan untuk meraih tujuan.

Seperti diketahui, Munarman adalah senior Usman di Kontras, yang menempati posisi yang ditinggalkan Munir (almarhum) pada tahun 2000.

Lagipula, kata Usman, dalam sebuah perbincangan dengan Munarman beberapa waktu lalu, Munarman pernah berjanji tak akan melakukan kekerasan terkait aliran Ahmadiyah. "Ia memang tak setuju dengan Ahmadiyah, tapi saat itu ia berjanji tak akan melakukan kekerasan," katanya.

Ahad pekan lalu, sekelompok massa yang menamakan diri Komando Laskar Islam menyerang kelompok massa dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan yang tengah menggelar apel memperingati Hari kelahiran Pancasila.

Dalam pernyataan pers Aliansi Kebangsaan dua hari lalu, disebutkan anggota Aliansi yang menjadi korban penyerangan itu mencapai 70 orang. Sejumlah pihak menuding kekerasan itu adalah buah ketidaktegasan pemerintah dalam membubarkan Ahmadiyah.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com