Referensi

Jasa Web Design

Sunday, June 15, 2008

Medan (ANTARA News) - Diduga terjadi proses kolusi "simbiosis mutualisme" (saling menguntungkan) antara koruptor dengan oknum penegak hukum yang korup sehingga penyelidikan terhadap praktik pencurian uang rakyat itu sulit terungkap.

"Selain itu, terjadi juga proses `saling ancam` antara koruptor dan oknum penegak hukum yang korup itu setelah pembagian uang haram tersebut dilakukan," kata praktisi hukum, Julheri Sinaga, SH menjawab ANTARA di Medan, Minggu.

Menurut dia, praktik dugaan korupsi sulit terungkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku karena ada indikasi proses simbiosis mutualisme antara koruptor dengan oknum penegak hukum yang juga bermental korup.


"Saling ancam" agar tidak diketahui publik

Proses saling menguntungkan itu terjadi karena oknum penegak hukum tersebut juga mendapatkan "bagian" dari hasil korupsi.

Setelah pembagian hasil korupsi itu terjadi, muncul rasa kekhawatiran di hati koruptor dan oknum penegak hukum yang juga bermental korup itu jika kolusi yang mereka lakukan terbongkar.

Dari rasa kekhawatiran itu, muncul praktik "saling ancam" agar satu pihak dengan yang lainnya tidak dilibatkan jika praktik kolusi mereka diketahui publik.

"Oknum penegak hukum yang korup itu mengingatkan agar koruptor tersebut tidak melibatkan namanya. Sebaliknya koruptor itu mengancam akan membongkar aliran dana tersebut jika tetap diproses," katanya.

Menurut dia, praktik simbiosis mutualisme dan saling ancam tersebut pernah diungkapkan Prof. DR. Mahfud MD dalam bukunya "Hukum Tak Kunjung Tegak".

Dengan adanya praktik itu maka tidak mengherankan jika penyelidikan kasus korupsi banyak yang hanya "jalan di tempat", katanya.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com