Referensi

Jasa Web Design

Wednesday, June 18, 2008

Jakarta: Kisah legenda bulutangkis Indonesia Tan Joe Hok akan segera difilmkan. "Kami merasa banyak kisah dalam perjalanan hidup Tan yang bisa menjadi inspirasi dan menambah semangat juang bangsa ini," kata Olivia Zalianty yang bersama Raden Kholid Ahmad menjadi produser film tersebut dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/6). "Ini juga upaya kami untuk ikut menghormati pahlawan olahraga di negara ini."

Tan adalah pebulutangkis Indonesia pertama yang berhasil merebut gelar juara All England pada 1959. Ia juga ikut memboyong Piala Thomas ke Tanah Air pada 1958, 1961, dan 1964. Presitasi inilah, menurut Olivia, yang sangat menarik untuk difilmkan dan bisa menjadi bahan pelajaran, tak hanya untuk atlet, tapi juga masyarakat.

Film ini rencananya mulai diproduksi Tremores Production bekerja sama dengan Frontier Consulting Group pada Januari 2009. Mulai dipasarkan lewat bioskop-bioskop pada September 2009, bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional. "Kalau produksinya bisa berjalan lebih cepat, mungkin film ini ditayangkan pada Mei untuk memperingati Hari Kebangkitan Bangsa atau Agustus bertepatan dengan Proklamasi Kemerdekaan," kata Olivia.

Skenario film ditulis Salman Aristo, yang tenar lewat film Ayat-Ayat Cinta dan Jomblo. Sementara Wiendy Widasari bertindak sebagai sutradara. Saat ini, kata Olivia, pihaknya masih dalam proses pengumpulan informasi untuk penulisan skenario. Jika itu sudah selesai, baru lanjut ke casting buat mencari para pemain. "Kami mencari aktor yang bisa bermain bulutangkis atau mungkin pemain bulutangkis yang bisa akting," kata Olivia.

Sementara Salman mengaku sangat tertarik menulis skenario film itu karena bulutangkis adalah bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia. "Saya ingin ikut dalam gerakan melawan lupa, yaitu lupa dengan sejarah bangsa sendiri," kata dia. "Tapi saya belum mulai menulis skenarionya karena masih butuh riset yang panjang. Saya tidak mau terburu-buru."

Sedangkan Tan mengaku pada awalnya sungkan kisah hidupnya dijadikan sebuah film. "Namun kemudian saya berpikir kenapa tidak, jika ini bermanfaat bagi banyak orang," kata kakek berusia 71 tahun itu. "Tapi, saya minta agar film itu tidak menggambarkan saya sebagai seorang pahlawan atau mengkultuskan diri saya."

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com