Referensi

Jasa Web Design

Friday, June 20, 2008

JAKARTA, JUMAT - Ratusan mahasiswa dan simpatisan yang menggelar aksi solidaritas atas kematian Maftuh Fauzi dengan tegas menolak kesimpulan hasil pemeriksaan dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) soal penyebab kematian mahasiswa UNAS tersebut. Mereka menganggap hasil pemeriksaan yang menyatakan penyebab kematian Maftuh tersebut karena infeksi sistemik yang berawal dari infeksi paru-paru yang menjalar ke seluruh bagian tubuh tersebut merupakan hasil rekayasa dokter.

Para mahasiswa bersikukuh merujuk pada hasik pemeriksaan yang dilakukan pihak Rumah Sakit UKI, tempat Maftuh dirawat sebelum dirujuk ke RSPP, yang menyatakan dirwatnya Maftuh berawal dari luka pada kepalanya pasca penyerangan aparat. Ratusan mahasiswa yang sejak Kamis (20/6) sore berkumpul di depan Gedung IGD RSPP menuntut pihak RSPP untuk menyatakan secara jelas dan tegas soal penyebab kematian Maftuh.

Mereka menuntut dokter segera membacakan hasil pemeriksaan yang dibuat pihak RS UKI dengan RSPP. Mereka secara tegas menolak pernyataan pihak RSPP yang menyatakan infeksi sistemik pada paru-paru. Mahasiswa terus mendesak dokter untuk membacakan hasil pemeriksaan tim dokter dari RS UKI di hadapan mereka.

Pernyataan dokter RSPP yang mengatakan tidak adanya kelainan pada kepala Mahfud saat melakukan pemeriksaan pada bagian kepalanya merupakan kebohongan besar. Pasalnya, selama ia mahasiswa angkatan 2003 tersebut dirawat karena mengalami luka pada dahi dan juga pada bagian dalam kepalanya.

Merasa terus didesak mahasiswa untuk membeberkan secara jelas dan sebenarnya penyebab kematian Maftuh, Wakil Direktur Medis RSPP dr Widya S mengeluarkan sebuah dokumen medis lainnya yang sebelumnya belum disinggung kepada wartawan saat memberikan keterangan pers.

Di hadapan mahasiswa yang terus meneriakkan bahwa para dokter RSPP telah melakukan kebohongan, dr Widya mengatakan bahwa pemeriksaan tim dokter menemukan bahwa Maftuh positif HIV. "Hasil yang kami terima, pemeriksaan screaning HIV itu positif. Ini, HIV reaktif," ujar Widya sambil menunjuk dokumen tersebut.

Spontan para mahasiswa terkejut dan sebagian meneriakkan kata bohong. Namun dr Widya memastikan bahwa hasil pemeriksaan tersebut sudah dikonsultasikan ke pihak keluarga Mahfud. Dibeberkannya dokumen yang dianggap rahasia tersebut, dilakukan menanggapi tuntutan para mahasiswa tersebut.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com