Referensi

Jasa Web Design

Friday, July 11, 2008

Palembang Juga Jadi Target Teroris

PALEMBANG - Selain sebuah kafe di Bukit Tinggi Sumatera Barat, sebuah tempat ibadah di Kota Palembang Sumatera Selatan juga menjadi salah satu target peledakan bom yang disiapkan teroris. Oleh karena itu, polisi terus mengembangkan penyelidikan dan penyidikan untuk memutus mata rantai jaringan teroris di Sumatera Selatan.

Demikian diutarakan Kapolda Sumsel Irjen Ito Sumardi yang didampingi Wakil Kapolda Sumsel Brigjen Ahmad Ismail dalam forum silaturrahim Polda Sumsel dengan ulama, Kamis (10/7), di Markas Polda Sumsel.

Proses penyisiran dan pemantauan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan hingga sekarang masih terus berlangsung, seiring dengan berkembangnya penyelidikan dan penyidikan terhadap para tersangka yang saat ini ditahan di Mabes Polri.

Ditambahkan, hal itu juga bertujuan untuk menemukan missing-link atau mata rantai informasi yang hilang karena sempat terputus. Pada dasarnya, polisi tetap mewaspadai segala kemungkinan mengingat target pengeboman tidak hanya di sebuah kafe di Bukit Tinggi (Sumbar), namun juga sebuah tempat ibadah di Kota Palembang. "Bayangkan, bagaimana hati tidak miris melihat ada 21 bom yang ditemukan Densus 88. Satu saja bom meledak, dampak negatifnya pasti akan sangat luar biasa. Indonesia pasti akan kembali terpuruk," ucap Kapolda.

Berkaca dari peristiwa penangkapan tersangka teroris beserta bomnya, Kapolda mengimbau segenap ulama agar memberi pengertian dan pemahaman yang tepat tentang makna jihad. Bagaimanapun, jihad bukan ditujukan untuk membunuh orang lain yang tidak bersalah.

Dhabi K Gumayra salah seorang anggota tim Advokasi Martabat Umat (Tamat) yang turut hadir, menilai langkah kepolisian terlalu berlebih dalam mengembangkan penyelidikan dan penyidikan pascapenangkapan. Hingga lebih 10 hari, polisi masih berulangkali menggeledah sejumlah tempat, termasuk rumah para tersangka teroris. "Hal ini kan memberikan efek trauma kepada keluarga tersangka. Selain itu, kami juga menanyakan penangkapan para tersangka yang kurang sesuai prosedur dari kacamata hukum," kata Dhabi.

Menanggapi hal tersebut, Kapolda mengatakan bahwa semua prosedur dari awal sampai sekarang ditangani langsung oleh Mabes Polri. Oleh karenanya, segala bentuk pembelaan harap ditujukan langsung ke Mabes Polri.

Bukan jaringan teroris

Kapolda juga menambahkan bahwa organisasi FAKTA atau Forum Anti Gerakan Anti Pemurtadan yang eksis di Palembang, tidak termasuk dalam jaringan terorisme internasional, meskipun ada sejumlah anggotanya yang ikut ditangkap karena menjadi tersangka. "Mabes Polri sudah menyelidiki dan memegang data Fakta. Hasilnya, organisasi ini punya payung hukum resmi dan bukan merupakan organisasi jaringan teroris," ucap Kapolda.

Sejumlah ulama yang hadir dalam silaturahmi tersebut juga meminta agar polisi dan masyarakat memiliki pemahaman yang jernih soal terorisme dan Islam. Menurut Ustad Umar Said, Ketua Forum Umat Islam Sumatera Selataan, Islam sama sekali tidak terkait dengan teroris. "Teroris itu ya teroris alias penjahat, sedangkan Islam ya Islam. Keduanya berbeda. Tolong jangan dikait-kaitkan," ucap Umar Said.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com