News, Articles & Reviews

NYON – Presiden federasi sepakbola internasional (FIFA), Sepp Blatter mengatakan, sikap Manchester United (MU) yang bersikeras mencegah kepindahan Cristiano Ronaldo ke Real Madrid tak ubahnya praktik perbudakan modern. Memang, MU berhak mempertahankannya. Namun, semata-mata hanya berlindung dari kontrak untuk mencegah kepindahan pemain bukanlah sikap yang bijaksana.

Ronaldo memiliki gaji tertinggi di MU. Dia masih terikat kontrak dengan klub itu selama empat tahun mendatang. Blatter berpandangan, sudah semestinya Ronaldo bebas menentukan sikap dan pilihan untuk bergabung dengan klub mana pun. Namun, pilihannya itu terjerat oleh kontrak. Maka, sebenarnya Ronaldo tak ubahnya budak modern dari dunia sepakbola. Ini seperti halnya budak zaman dulu. Mereka bisa dijuala atau tidak sesuai keinginan pemiliknya.

“Dalam sepakbola sudah terlalu banyak perbudakan modern. Saya selalu berusaha melindungi pemain saya. Kalau dia ingin pergi, biarkan dia pergi. Kalau Ronaldo tetap bertahan di satu klub di mana dia tidak merasa nyaman bermain, maka itu tak baik baginya atau bagi klub. Hal terpenting, kami harus melindungi pemain. Kalau mereka ingin bermain di klub lain, maka pemecahan masalah ini harus ditemukan,” jelas Blatter.

Blatter menambahkan, perbudakan juga terjadi saat pemain dibeli klub lain untuk kemudian dipinjamkan. Menurut Blatter pihaknya akan berusaha keras menghentikan proses itu. “Reaksi atas Aturan Bosman, membuat klub berusaha memperpanjang kontrak pemain. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pemain. Lalu saat dia ingin pindah, hanya ada satu solusi, dia harus membayar sisa kontraknya,” ujar Blatter kepada Sky News.

Saat ini Ronaldo tampaknya akan terus bertahan bersama Setan Merah. Di sisi lain, MU tak bisa sepenuhnya dicap menjalankan perbudakan seperti tudingan Blatter. “Perjanjian kontrak telah disepakati antara kedua belah pihak tanpa paksaan apa pun. Sehingga, posisi kami dalam hal ini amat bisa dipertahankan,” tegas sumber di MU mengenai pernyataan Blatter.

Source