Referensi

Jasa Web Design

Wednesday, July 16, 2008

MASIH ingat pasangan selingkuh yang ditangkap polisi gara-gara mabuk dan ngeseks di pantai Dubai? Menyusul kejadian memalukan itu, polisi ibu kota Uni Emirat Arab itu menangkap 79 yang telah berlaku tidak senonoh di tempat yang sama.

Belasan polisi berpakaian preman menyusuri pantai sementara beberapa petugas lainnya mengintai dari atas menara pengawas. Mereka mencari para turis yang berlaku tidak sopan, di antaranya melepas penutup dada bikini mereka.

Pemerintah negara di Teluk Persia ini mengaku menggalakkan kampanye kesopanan setelah menangkap dua turis yang sedang berhubungan seks di pantai Dubai awal Juli lalu. "Dalam dua pekan ini, total ada 79 orang yang perilakunya di telah mengganggu para keluarga yang sedang menikmati pantai," kata Zuhair Haroun, juru bicara Departemen Penyelidikan Kriminal, Senin (14/7).

Meski begitu, pemerintah Dubai cukup pemaaf, karena orang yang baru sekali tertangkap hanya diperingatkan. Namun kalau tertangkap kali kedua, tersangka bisa dihadapkan ke jaksa untuk ditentukan apakah perlu dijatuhi tuduhan kriminal.

Perekonomian yang terus tumbuh membuat Uni Emirat Arab dibanjiri orang asing, baik untuk bekerja atau sekadar berplesir. Ribuan orang Eropa dan Asia tinggal dan bekerja di Dubai dan ini membuat penduduk pribumi tinggal 20 persen dari 1,2 juta penduduk. Mal dan restoran cepat saji telah menggantikan rumah-rumah tradisional Arab, dan bahasa Inggris telah menggantikan Arab sebagai bahasa utama.

Tak pelak, banyak warga asli dan negara Arab lain semakin merasakan bahwa ambisi Dubai menjadi kota metropolitan yang kosmopolit dan tujuan wisata telah menggilas tradisi dan itu kontradiktif dengan apa yang secara kultural bisa diterima.

Wajar saja orang-orang Arab berpikir demikian. Tidak seperti di negara-negara Islam konservatif lainnya, turis di Dubai sering terlihat hanya menggunakan bikini minim di pantai publik atau berjalan-jalan di tengah kota hanya mengenakan celana pendek. Minuman keras bebas dijual di bar hotel atau restoran.

Dalam kampanye kesopanan itu, tidak hanya dikerahkan polisi untuk mencari turis ugal-ugalan. Pemerintah Dubai juga berupaya menyadarkan para turis barat dan penduduk asing bahwa kota itu, selain punya hotel mewah dan gedung pencakar lain, juga punya nilai tradisional yang harus juga dihormati.

"Pemerintah kota memasang papan-papan peringatan dalam bahasa Arab, Inggris dan bahasa lain agar tidak mandi matahari secara topless di pantai publik," kata Abdullah Mohammad Rafia, pejabat Pemerintah Dubai yang kantornya bertanggung jawab atas kampanye penyadaran itu.

"Pemerintah bertindak untuk menindaklanjuti banyak keluhan orang-orang yang mengunjungi pantai," kata Rafia. Keluhan paling banyak adalah pemandangan perempuan topless mandi yang sedang mandi sinar matahari dan menjadi tontonan sekelompok pria jelalatan.

"Para polisi juga mengincar orang-orang yang melecehkan para pengunjung pantai dengan tingkah yang tidak bermoral dan menjijikkan, misalnya berkeliaran dan mengintip," kata Kepala Kepolisian Dubai, Mayjen Khamis Mattar al-Mazeina.

Beberapa turis yang sedang menikmati matahari tenggelam Senin (14/7) kemarin mengungkapkan, kampanya itu membuat mereka bingung soal apa yang dianggap pantas di Dubai.

"Saya paham, saya harus menghormati aturan sebuah negara. Tetapi saya juga tidak yakin apakah saya bisa mencium atau meraba pacar saya di depan umum," kata John MacLean, turis Inggris yang sedang berlibur bersama pacarnya di Dubai.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com