Referensi

Jasa Web Design

Thursday, July 17, 2008

JAKARTA - Kisah ini masih merupakan cerita versi Bendahara PKB Aris Junaidi yang mengaku sempat dirayu oleh Yusuf Emir Faisal untuk mengakui telah menerima dana yang diduga dana gratifikasi. Tujuannya agar Yusuf tak "disentuh" KPK.

Tak hanya dirinya, sopir Gus Dur pun juga menjadi sasaran rayuan. Sopir Gus Dur (Aris tak menyebutkan namanya) pernah dirayu Yusuf untuk memintakan tanda tangan Gus Dur. "Saya punya bukti bagaimana dia merayu sopir Bapak (Gus Dur), dan sopir itu diminta teken (tanda tangan) yang isinya tidak tahu apa," kata Aris kepada wartawan, Rabu (16/7).

Satu bulan lalu, lanjut Aris, Yusuf juga menemui dirinya untuk menandatangani sebuah surat yang menyatakan bahwa seolah-olah PKB menerima dana yang diduga gratifikasi. Aris mengatakan, Yusuf saat itu membawa segepok uang. "Saya tidak mau. Wong yang 300 juta itu murni uang TKPP, bukan gratifikasi. Kapan menyumbang, kapan gratifikasi, kan waktunya berselang lama. Ini harus dipilah-pilah. Jangan ketika ada huru-hara bilang ini duit semuanya gratifikasi," ujarnya.

Ketika itu, Aris diberikan 3 draf yang dapat dipilihnya. Menurut Aris, saat dirinya menolak tawaran Yusuf, suami Hetty Koes Endang itu sempat melontarkan ancaman. "Karena saya tolak akhirnya kertas itu dirobek-robek. Dia bilang, kalau Mas Aris enggak mau saya akan seret oknum-oknum PKB. Dia tunjukin, Mas Muhaimin sekian miliar, mas Muamir sekian miliar, Ida Fauziah sekian, Helmy Faisal sekian. Saya bilang saya nggak ada urusan. Yang penting institusi tidak pernah sampeyan aliri dana gratifikasi," papar Aris.

Setelah kubu Gus Dur memberikan keterangan, menurut rencana pukul 15.00, PKB Cak Imin juga akan menggelar konferensi pers di LPP PKB, Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat.

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com