Referensi

Jasa Web Design

Friday, July 25, 2008

Renata Mengaku Tak Menyesal

JAKARTA, JUMAT - Renata Tan (49), istri dokter yang membunuh pembantu rumah tangganya sendiri, mengaku tidak menyesali perbuatan kejinya itu. Menurutnya, para pembantunya patut mendapatkan hukuman itu karena lelet dan malas bekerja.

Pengakuan itu disampaikan kepada petugas Polrestro Jakarta Barat. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Barat AKP Sri Lestari mengatakan, ketika diperiksa, Renata bercerita dengan gamblang dan tegas.

"Tidak ada penyesalan dari tersangka. Ia mengatakan berbuat itu karena para pembantunya malas dan lelet," ujar Sri Lestari, Kamis (24/7) siang.

Sri menuturkan, saat diperiksa Renata sangat kooperatif. Ia tidak berusaha menutup-nutupi perbuatannya itu. "Bahkan, ia merasa memiliki pembenaran atas apa yang dilakukannya," kata Sri.

Hidup bergelimang harta dan memiliki seorang suami yang berpendidikan ternyata tak mampu membuat Renata mempunyai pribadi yang baik. Ia kerap melakukan penyiksaan terhadap para pembantunya. Tercatat sudah tiga orang pembantu meninggal dunia karena ulahnya.

"Pertama, dilakukan Renata pada tahun 1992. Saat itu Renata sedang hamil anak ketiganya. Kemudian setelah pindah rumah ke Kedoya Garden pada tahun 1996 Renata melakukannya lagi," tutur Sri.

Perbuatan Renata pada tahun 1992 membawanya harus mendapat hukuman penjara selama empat tahun. Saat itu ia terbukti bersalah membunuh pembantunya dengan cara menyetrika tubuh pembantunya. Pada tahun 1996 Renata terbebas dari jeratan hukuman penjara. Vonis tiga tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim tidak bisa dilaksanakan karena ia harus menjalani perawatan kejiwaan. Di pengadilan Renata dinyatakan sebagai orang gila.

Hukuman empat tahun penjara dan perawatan di rumah sakit jiwa temyata tak mampu membuat Renata kapok. Ia mengulangi perbuatannya terhadap Maulina (16), Selasa (22/7) subuh.

Kali ini petugas mengaku akan sangat berhati-hati dalam menangani kasus ini. Catatan gangguan kejiwaan yang dimiliki Renata bisa saja membuatnya terbebas lagi dari jeratan hukum. "Kami akan mendatangkan psikiater untuk memeriksa tersangka," kata Sri.

Meski memiliki sifat yang kerap menyiksa pembantu, sebagai seorang ibu dan istri, ia tercatat sebagai orang yang baik. Di balik sifatnya itu, ia mampu membesarkan ketiga anaknya. Bahkan, ia juga tak segan memanggil guru untuk memberi pelajaran tambahan bagi anak-anaknya.

Renata juga ternyata pandai menutupi perbuatan kejamya itu di hadapan suaminya. Setiap kali suaminya pulang bekerja dari sebuah rumah sakit di Jalan Arjuna Selatan, Kebon Jeruk, tampak seolah tidak perah ada kejadian apa-apa.

Kepada petugas, dokter Yani, suami Renata, mengaku tidak mengetahui tindakan kejam yang dilakukan istrinya terhadap para pembantunya itu. Saat dihubungi, Yani tak mau berkomentar banyak.

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com